pola pikirnya juga sudah modern. Dengan demikian diharapkan pola pikir masyarakat di luar negeri tadi dapat diterapkan pada masyarakat Medan. Dan untuk lokasi yang tepat di
kota Medan adalah daerah pinggiran, tetapi masih dekat dengan pusat kota. Hal ini bertujuan memudahkan kelurga jika ingin menjenguk orang tuanya. Jika terlalu jauh
seperti di Brastagi, keluarga akan malas untuk menjenguk, ditambah lagi keterbatasan waktu keluarga untuk menjenguk yang disebabkan kesibukannya yang luar biasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi poin-poin penting dari uraian latar belakang di atas adalah :
Semakin tingginya tuntutan jaman menyebabkan makin tingginya tingkat kesibukan manusia, sehingga manusia tidak lagi punya waktu untuk mengurus
orang tuanya. Fasilitas yang telah ada dirasa belum maksimal baik secara kualitas maupun
kuantitas jika dibandingkan dengan di luar negeri. Maka perlu diadakan sebuah wadah yang lebih baik dan intensif.
Masyarakat kota Medan tingkat menengah ke atas dengan kesibukan yang sangat tinggi memerlukan sarana untuk tetap menjaga orang tuanya dengan penuh
tanggung jawab, meskipun tidak tinggal dengan mereka.
I.2. Tujuan Elderly House
Tujuan perencanaan bangunan Elderly House ini adalah : Menyediakan wadah bagi para orang tua lanjut usia di kota Medan yang ingin
menikmati masa tuanya dengan nyaman dan menyenangkan bersama sesama lansia.
Memberikan solusi bagi keluarga-keluarga di kota Medan dengan kesibukan bertumpuk dalam merawat orang tua. Di Elderly House mereka mendapat jaminan
bahwa orang tuanya akan dirawat dengan sangat baik. Berbeda dengan jika mereka meninggalkan orang tuanya di rumah untuk dirawat oleh pembantu.
Pemilihan lokasi yang tidak terlalu jauh bertujuan untuk menjaga keakraban hubungan antara keluarga dengan orang tua. Anggota keluarga dapat sewaktu-
waktu datang untuk menjenguk orang tuanya.
Universitas Sumatera Utara
I.3. Masalah Perancangan
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan hunian lansia ini adalah :
Bagaimana menciptakan kawasan untuk lanjut usia dengan segala aktivitas yang ada .
Bagaimana menciptakan kawasan bagi lanjut usia dengan memperhatikan segi perilaku bagi lanjut usia .
Bagaimana menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi lansia dan membuat fasilitas-fasilitas hunian bagi lansia.
Bagaimana membuat sebuah bangunan yang mengubah persepsi orang tentang sebuah panti jompo .
I.4. Metoda Pendekatan
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Elderly House dilakukan berbagai pendekatan desain:
Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literature yang sesuai dengan materi
laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi Literature terhadap kasus dan tema sejenis yang mendukung proses
perencanaan dan perancangan.Sumber dapat berasal dari buku, majalah, internet, dan sebagainya.
Studi Lapangan mengenai kondisi sekitar lokasi studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus.
I.5. Lingkup dan Batasan Proyek
Lingkup kajian dalam studi kasus adalah perencanaan kompleks hunian lansia beserta fasilitas kesehatan khusus untuk lansia yang diperuntukkan untuk kawasan
Sumatera Utara khususnya Medan dengan tidak menutup kemungkinan yang berasal dari luar Sumatera Utara .
Dalam perancangan ini dilakukan batasan :
Perancangan hunian bagi para lansia Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk
dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanah, dan sebagainya tidak dibahas. Luas bangunan kurang lebih 10.000 M
2
tidak termasuk lahan parkir bila terdapat parkir dalam gedung.
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas dan kebutuhan ditentukan berdasarkan studi banding dari beberapa proyek sejenis serta berdasarkan data yang didapat dari studi literatur maupun survey.
Data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil asumsi dengan perbandingan proyek sejenis.
Untuk perancangan disesuaikan dengan persyaratan bentuk,fungsi,dan arsitektural .
Universitas Sumatera Utara
I.6. Kerangka Berfikir