9 Ruang makan dan ruang interaksi dibuat dengan ketinggian 1m lebih rendah dari
ruangan lainnya dan dibuat ramp, di ruangan tersebut disediakan kursi panjang. 10
View disetiap ruang tidur dioptimalkan untuk mengurangi rasa bosan penghuni yang 80 waktunya dihabiskan di dalam ruangkamar untuk menghadap ke taman.
4.4.2. Analisa Jumlah Penghuni
Tidak semua lansia dapat masuk ke dalam elderly house ini mengingat keterbatasan bangunan elderly house yang akan di bangun. Elderly House ini bukan hanya menampung
orang-orang yang berusia lanjut tetapi memberikan pelayanan yang sangat baik bagi para lansia , adapun jumlah lansia yang di perkirakan dalam elderly house ini dihitung dengan
cara :
GOLONGAN UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH JIWA
PERSEN JIWA
PERSEN JIWA
PERSEN [1]
[2] [3]
[4] [5]
[6] [7]
0 - 4 89.206
8,62 92.853
8,86 182.059
8,74 5 - 9
96.559 9,33
91.885 8,76
188.444 9,05
10 - 14 98.519
9,52 100.590
9,59 199.109
9,56 16 - 19
111.263 10,75
105.426 10,06
216.689 10,40
20 - 24 116.164
11,23 121.385
11,58 237.549
11,40 25 - 29
99.499 9,62
102.041 9,73
201.540 9,67
30 - 34 83.325
8,05 75.926
7,24 159.251
7,64 35 - 39
75.482 7,30
83.180 7,93
158.662 7,62
40 - 44 70.091
6,77 75.926
7,24 146.017
7,01 45 - 49
57.837 5,59
53.680 5,12
111.517 5,35
50 - 54 47.054
4,55 47.393
4,52 94.447
4,53 55 - 59
30.879 2,98
31.434 3,00
62.313 2,99
60 - 64 26.468
2,56 22.246
2,12 48.714
2,34 65 +
32.350 3,13
44.495 4,24
76.845 3,69
Jumlah 1.034.696
100,00 1.048.460
100,00 2.083.156
100 Sumber : BPS Kota Medan
Keterangan : Angka sementara penduduk pertengahan tahun 2007
• LANSIA WANITA 65 +
• Tahun 2007 = 44.495 Jiwa
ASUMSI TIAP TAHUNNYA LANSIA MENGALAMI KENAIKAN 1 •
Tahun 2008 = 44.495 Jiwa + 44.495 x 1 = 44.939,9 Jiwa •
Tahun 2009 = 44.939,9 Jiwa + 44.939,9 x 1 = 45.388,3 Jiwa •
Tahun 2010= 45.388,3 Jiwa + 45.388,3 x 1 = 45.841 Jiwa •
LANSIA WANITA PADA TAHUN 2010 = 45.841 JIWA
Universitas Sumatera Utara
Golonan menengah ke atas adalah 21 dari jumlah PENDUDUK LANSIA Tahun 2010.
• 45.841 x 21 = 9626.61 Jiwa
Asumsi yang masuk ke ERDERLY HOUSE = 0.5 dari lansia gol.menengah keatas •
0.5 x 9626.61 Jiwa = 47 orang •
LANSIA Pria 65 + •
Tahun 2007 = 32.350 Jiwa ASUMSI TIAP TAHUNNYA LANSIA MENGALAMI KENAIKAN 1
• Tahun 2008 = 32.350 Jiwa + 32.350 x 1 = 32.673,5 Jiwa
• Tahun 2009 = 32.673,5 Jiwa + 32.673,5 x 1 =33.000,2 Jiwa
• Tahun 2010 = 33.000,2 Jiwa + 33.000,2 x 1 = 33.330 Jiwa
• LANSIA PRIA PADA TAHUN 2010 = 33.330 JIWA
Golonan menengah ke atas adalah 21 dari jumlah PENDUDUK LANSIA Tahun 2010.
21 x 33.330 =6.999 Jiwa •
Asumsi yang masuk ke ERDERLY HOUSE = 0.5 0.5 x 6.999 Jiwa = 35 orang
Total Lansia Pria dan Wanita tahun 2010 yang masuk ke E. House : 35 orang lansia pria + 47 orang lansia wanita = 82 orang
Dalam kasus ini saya tidak bisa menampung semua dan kapasitas Ederly House ini diasumsikan diperuntukkan untuk : 60 orang
untuk Lansia Pria =
42 100
82 35
= x
26 60
100 42
= =
x
Pria
untuk Lansia Wanita 57
100 82
47 =
= x
34 60
100 57
= =
x Wanita
Kesimpulan : Jumlah elderly pada Elderly House ini adalah 60 orang dengan rincian
elderly wanita 34 orang dan elderly pria 26 orang. Total Elderly = 60 orang dengan rincian
Tipe Mandiri : 20 Orang
Tipe Semi Mandiri : 30 Orang
Tipe Non Mandiri : 10 Orang
Universitas Sumatera Utara
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Universitas Sumatera Utara
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan Bangunan
Pendekatan perancangan yang digunakan adalah pendekatan perilaku, khususnya pemecahan permasalahan bangunan terhadap perilaku lansia yang berbeda dengan orang
pada umumnya dan faktor fisik lansia dengan menggunakan prinsip-prinsip perilaku dalam arsitektur. Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan proyek ini adalah menghasilkan
suatu desain yang nyaman dan aman bagi lansia yang akan menggunakannya oleh karena itu proyek ini tergolong dalam desain yang fungsional, yaitu desain yang mengutamakan
fungsi sehingga segala sesuatu yang ada sesuai dan berfungsi dengan baik. Penerapan desain yang fungsional pada perancangan bangunan ini akan dijabarkan
sebagai berikut: Tahap lansia adalah suatu keadaan yang serba mundur, mundur disini berani mundur
dalam semua aspek, yaitu aspek fisik maupun mentalnya. Dalam aspek fisik contohnya adalah keadaan badan yang sudah lemah, tidak kuat, wadah lelah, rapuh, tidak stabil, dan
lainnya. Dalam aspek mental contohnya faktor ingatan yang mulai memudar, sifat yang kembali ke kanak-kanak, dan lain sebagainya.
• Keadaan fisik yang telah dibahas tadi berpengaruh dalam perancangan bangunan,
sebagai contoh, karena keadaannya yang tidak kuat, tidak stabil rapuh, maka lansia tidak akan kuat untuk melakukan sesuatu yang berat seperti contohnya menaiki anak
tangga yang tinggi. Untuk mengatasinya, maka dalam perancangan bagaimana akan sedikit mungkin menggunakan anak tangga yang tinggi, atau bahkan akan
menyediakan ramp dengan pegangan sehingga mereka para lansia tidak akan kesulitan dalam sirkulasi vertikal. Untuk desain evakuasi kebakaran, dalam perancangan tidak
akan menggunakan banyak tangga kebakaran untuk lansia, tetapi akan disediakan sistem evakuasi dengan menggunakan tabung karet yaitu sebuah tabung sirkulasi
vertikal yang digunakan untuk evakuasi kebakaran. Tabung ini menggunakan karet yang flesibel mengikuti bentuk benda yang ada didalamnya.
• Selain itu faktor mental juga berpengaruh dalam perancangan proyek ini, contohnya,
dengan sifat lansia yang kembali ke sifat kanak-kanak, maka akan dirancang suatu tempat bermain dan menampung hobi lansia. sehingga mereka dapat berkreasi dengan
baik. Yang berkaitan dengan sifat yang suka marah, maka desain akan dirancang simpel, bersih, sehingga tidak berkesan “ruwet”.
• Simpel, bersih, tidak berkesan “ruwet” berarti massa-massa yang ada didisein seragam,
dengan bentukan yang mendekati sederhana dengan sedikit permainan dikoratif.
Universitas Sumatera Utara