dimana untuk pembayarannya, premi bagi keluarga miskin dibayar oleh pemerintah, sedangkan keluarga mampu diminta membayar sendiri preminya.
Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat JPKM yang diperkirakan bisa mengurangi beban masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Sampai dengan akhir tahun 2002, cakupan JPKM baru mencapai 20,2 persen Data Susenas
dengan coverage 6,3 persen keluarga miskin yang memperoleh kartu sehat JPSBK.
37
1.2. JAMINAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Upaya lain dari pemerintah saat itu dalam menjamin kesejahteraan sosial adalah dengan Jaminan Kesejahteran Sosial JKS, Bentuk dari Jaminan
Kesejahteraan Sosial ini terbagi dua, yaitu: 1.2.a. BKS
Bantuan Kesejahteraan Sosial diberikan kepada individual, keluarga, kelompok, atau komunitas yang tidak mampu. BKS terbagi dalam dua skema,
yaitu skema permanen dan skema sementara. BKS Permanen diberikan secara terus menerus pada penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS yang
permanen seperti lansia terlantar, anak terlantar, anak yatim piatu miskin, dan penyandang cacat fisik dan mental cacat ganda. Adapun BKS Sementara
diberikan dalam kurun waktu tertentu kepada PMKS non permanen seperti korban bencana alam dan sosial.
37
Edi Suharto, Kemiskinan perlindungan sosial di Indonesia, Jakarta: Alfabeta, 2009, hal. 18.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk dari BKS permanen adalah Jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong Royong JKS-GR. JKS-GR memberikan modal usaha kepada kelompok-
kelompok penduduk miskin yang tergabung dalam koperasi-koperasi, kelompok usaha bersama KUBE, dan lain-lain. Hasil usaha dari kelompok-kelompok
tersebut kemudian disisihkan sebagian untuk membantu kesejahteraan PMKS permanen tadi.
38
Kelemahan dari skema JKS-GR ini adalah bahwa kelompok-kelompok yang menjadi sasaran penerima bantuan modal umumnya adalah kelompok
masyarakat yang tergolong miskin dengan penghasilan yang sangat terbatas. Penghasilan dari usaha kelompok bisa diperkirakan hanya akan cukup untuk
keperluan mereka sendiri. Dengan mensyaratkan mereka untuk membagikan sebagian dari hasil usaha mereka pada PMKS permanen, tentu akan terasa sangat
membebani. Dengan kata lain, jaminan kesejahteraan sosial tidak diberikan
secara langsung pada PMKS, tetapi dengan melalui kelompok-kelompok sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat. Sedangkan mekanisme yang digunakan
dalam program pengembangan potensi kesejahteraan sosial dana diberikan secara langsung kepada PMKS.
39
Demikian pula halnya dengan BKS sementara, ini sama saja dengan bantuan sosial tanggap darurat yang tercakup dalam program pembangunan
bidang kesejahteraan sosial dengan sasaran utama penerima manfaat target beneficiary adalah korban bencana alam dan bencana sosial untuk menstimulasi
keberdayaan mereka menuju kemandirian. Dalam program pengembangan
38
Daud Bahransyaf, Loc Cit., hal. 43.
39
Daud Bahransyaf, Ibid., hal. 45
Universitas Sumatera Utara
potensi kesejahteraan sosial, pelayanan sosial juga diperuntukkan bagi lanjut usia terlantar dan penyandang cacat. Perbedaan dari kedua upaya tersebut hanya pada
mekanismenya. 1.2.b. ASKESOS
Bentuk lain dari JKS adalah Asuransi Kesejahteraan Sosial yang keanggotaannya masih bersifat sukarela dan terbatas dengan sasaran utama
sebagai klien adalah pencari nafkah utama dalam keluarga miskin dan bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang becak, pedagang sayur, dll.
ASKESOS bertujuan untuk: 1 memperkuat sistem ketahanan keluarga rentan atau miskin melalui program pemeliharaan penghasilan; 2 memfasilitasi
jaminan pertanggungan bagi warga negara yang kondisinya diambang batas miskin agar mereka mampu meningkatkan taraf hidupnya; dan 3 menciptakan
suatu sistem perlindungan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi warga masyarakat pekerja mandiri pada sektor informal.
40
1.3. PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI TENAGA KERJA