PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI TENAGA KERJA

potensi kesejahteraan sosial, pelayanan sosial juga diperuntukkan bagi lanjut usia terlantar dan penyandang cacat. Perbedaan dari kedua upaya tersebut hanya pada mekanismenya. 1.2.b. ASKESOS Bentuk lain dari JKS adalah Asuransi Kesejahteraan Sosial yang keanggotaannya masih bersifat sukarela dan terbatas dengan sasaran utama sebagai klien adalah pencari nafkah utama dalam keluarga miskin dan bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang becak, pedagang sayur, dll. ASKESOS bertujuan untuk: 1 memperkuat sistem ketahanan keluarga rentan atau miskin melalui program pemeliharaan penghasilan; 2 memfasilitasi jaminan pertanggungan bagi warga negara yang kondisinya diambang batas miskin agar mereka mampu meningkatkan taraf hidupnya; dan 3 menciptakan suatu sistem perlindungan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi warga masyarakat pekerja mandiri pada sektor informal. 40

1.3. PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI TENAGA KERJA

Pelaksanaan sistem jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia secara umum meliputi penyelengaraan program-program Jamsostek, Taspen, Askes, dan Asabri. Penyelengaraan program Jamsostek didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, program Taspen didasarkan pada PP No 25 Tahun 1981, program Askes didasarkan pada PP No 69 Tahun 1991, program Asabri didasarkan pada PP No 67 Tahun 1991, sedangkan program Pensiun didasarkan pada UU No 6 Tahun 1966. Penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia berbasis kepesertaan, yang 40 Daud Bahransyaf, Ibid., hal. 51-52 Universitas Sumatera Utara dapat dibedakan atas kepesertaan pekerja sektor swasta, pegawai negeri sipil PNS,dan anggota TNIPolri. 1.3.a. JAMSOSTEK Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, pada dasarnya bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Program ini merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya apabila terjadi resiko-resiko sosial ekonomi, dengan mekanisme asuransi yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. PT Jamsostek Persero memberikan perlindungan dalam bentuk 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JKM, Jaminan Hari Tua JHT dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. 41 41 Lanny Ramli, Jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia, Jakarta: Airlangga, 1997, hal. 23 Dalam UU No. 3 Tahun 1992, dinyatakan bahwa penyelenggara perlindungan tenaga kerja swasta adalah PT Jamsostek. Setiap perusahaan swasta yang memperkerjakan sekurang-kurangnya 10 orang atau dapat membayarkan upah sekurang-kurangnya Rp 1 juta rupiah per bulan diwajibkan untuk mengikuti sistem jaminan sosial tenaga kerja ini. Namun demikian, belum semua perusahaan dan tenaga kerja yang diwajibkan telah menjadi peserta Jamsostek. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya program Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh fully funded system, yang bersumber dari pemberi kerja dan pekerja. Model fully funded system tersebut secara teori merupakan mekanisme asuransi tetapi dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau paling tidak pemerintah terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami defisit. 42 Namun sampai dengan tahun 2002, secara akumulasi JKK telah mencapai 1,07 juta klaim, JHT mencapai 2,85 juta klaim, JK mencapai 140 ribu klaim, dan JPK mencapai 54 ribu klaim. Secara keseluruhan, nilai klaim yang telah diterima oleh peserta Jamsostek adalah sekitar Rp 6,2 trilyun. Namun demikian, posisi PT Jamsostek mengalami surplus sebesar Rp 530 milyar pada Juni 2002. 43 Penyelenggaraan Program asuransi bagi PNS Dephan dan prajurit TNIPOLRI waktu itu ABRI diselenggarakan terhitung mulai tanggal 1 Agustus Dengan demikian pemerintah justru ikut mendapatkan keuntungan dari dana yang dikumpulkan pemberi kerja dan pekerja karena di sisi lain, apabila penyelenggara program Jamsostek memperoleh keuntungan, pemerintah akan memperoleh deviden karena bentuk badan hukum Jamsostek adalah Persero, selain itu tanpa deviden pun pemerintah juga mendapat bagian dari pajak yang diwajibkan pada setiap perusahaan persero termasuk jamsostek, karena itu peserta sebenarnya sangat dirugikan. 1.3.b. ASABRI 42 Lanny Ramli, Ibid. 43 Edi Suharto, Loc Cit., hal. 35 Universitas Sumatera Utara 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1971 dan diperbarui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991. 44 Pada tahun 1992 telah ditetapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun sebagai landasan hukum bagi penyelenggaraan program pensiun. Di samping itu, penyelenggaraan program jaminan kesejahteraan PNS diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1956 tentang Pembelanjaan Pensiun; Undang- undang No. 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun JandaDuda; Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; dan Sedangkan Pembayaran pensiun diselenggarakan terhitung mulai tanggal 1 April 1989 berdasarkan Kepmenkeu Nomor 13KMK.0131989 tanggal 4 Januari 1989 dan Surat Keputusan Menhankam Nomor Skep140I1989 Tanggal 19 Januari 1989 Selain itu program kesejahteraan bagi anggota TNI juga diatur dalam beberapa Undang-undang, seperti: Undang-undang No. 2 Tahun 1959 tentang Pemberian Pensiun Angkatan Perang RI; Undang-undang No. 6 Tahun 1966 tentang Pensiun, Tunjangan bersifat Pensiun dan Tunjangan bagi Mantan prajurut TNI dan Anggota POLRI; Undang-undang No. 75 tahun 1957 tentang Veteran Pejuang Kemerdekaan RI; dan Undang-undang No. 15 Tahun 1965 tentang Veteran RI. Tidak banyak data yang bisa ditemukan mengenai Asabri ini, namun secara teknis Asabri tidak ada bedanya dengan Taspen, hanya cakupan pesertanya saja yang berbeda. 1.3.c. TASPEN 44 Alex Arifianto, Ibid., hal. 56 Universitas Sumatera Utara Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Berdasarkan PP No. 26 Tahun 1981 pasal 2, PT. TASPEN Persero ditetapkan sebagai penyelenggara program asuransi sosial bagi PNS yang terdiri dari Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua THT. Disamping itu, pada saat ini PT. TASPEN juga membayarkan beberapa program lainnya seperti Asuransi Kematian; Uang Duka Wafat; Bantuan untuk Veteran; dan Uang TAPERUM dari BAPERTARUM. Pada awalnya pendanaan pension dibebankan kepada APBN, seperti yang tertulis dalam Undang-undang No. 11 Tahun 1969. Sistem ini disebut sebagai pendanaan “pay as you go” seorang PNS begitu pensiun langsung dibayar dan telah dilakukan sampai dengan akhir 1993. Namun di tahun 1994 pemerintah melalui Menteri Keuangan telah menetapkan sistem pendanaan pensiun dengan pola “current cost financing” yaitu suatu metode gabungan pay as you go dengan sistem funded, dengan perbandingan 75 persen berasal dari APBN dan 25 persen dari iuran yang dibebankan pada PNS. 45 Metode current cost financing digunakan sebagai upaya untuk meringankan beban APBN yang semakin besar akibat semakin banyaknya jumlah PNS aktif maupun PNS yang sudah pensiun, namun metode ini belum membawa dampak signifikan terhadap beban APBN, bahkan di tahun-tahun belakangan ini kebijakan itu kembali diperlunak menjadi 79 persen dibebankan pada APBN dan 21 persen dibebankan pada Taspen, meskipun demikian beban yang harus ditanggungnya masih relatif berat. Taspen harus membayar Rp 4,23 triliun dari total Rp 16,93 triliun, sedangkan sisanya dibayar oleh APBN. 46 45 Alex Arifianto, Ibid., hal. 58. 46 Majalah Trust, Tahun-Tahun Terakhir Taspen , Rabu, 18 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara 1.3.d. ASKES Penyelenggara Asuransi Kesehatan di Indonesia adalah PT Askes, dimana 100 persen kepemilikannya adalah milik pemerintah RI dibawah Departemen Kesehatan. Tujuan dibentuknya Askes adalah untuk menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang asuransi khususnya asuransi kesehatan bagi PNS, penerima pensiunan, veteran, perintis kemerdekaan berserta keluarganya, dan peserta lainnya serta menjalankan jaminan pemeliharaan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Potongan iuran wajib atau premi untuk dana pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negeri sipil PNS, dan penerima pensiun beserta anggota keluarganya, diatur melalui Keputusan Presiden. Keputusan Presiden yang masih berlaku sampai sekarang adalah Keputusan Presiden No. 8 tahun 1977, menyatakan bahwa 2 persen dari penghasilan pegawai digunakan untuk pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun. Kemudian dengan UU No. 43 tahun 1999, pasal 32, dinyatakan bahwa untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan pemerintah menanggung subsidi dan iuran yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 47 Selain menyelenggarakan asuransi kesehatan sosial bagi PNSABRI dan pesiunannya, PT Askes juga menyelenggarakan asuransi kesehatan untuk komersil, dengan target masyarakat dengan penghasilan tetap kelompok menengah keatas. Peserta askes jenis ini adalah peserta PT Askes dalam program Asuransi Kesehatan Sukarela, dimana premi yang dibayarkan lebih 47 Alex Arifianto, Loc. Cit., hal. 59 Universitas Sumatera Utara besar dari premi yang ditetapkan kepada peserta Askes yang berasal dari PNSABRI. Jenis asuransi komersil lainnya yang ditawarkan oleh PT Askes adalah Askes Diamond, Askes Platinum, Askes Gold, Askes Silver, Askes Blue, dan Askes Alba.

1.4. PERLINDUNGAN BAGI MASYARAKAT RENTAN

Dokumen yang terkait

Jaminan sosial kesejahteraan sebagai hak masyarakat dalam Undang-undang No. 40 th 2004 (kajian hukum Islam)

0 4 136

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - [PERATURAN]

0 2 33

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

1 19 104

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN SEBAGAI PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL.

0 0 15

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 9

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 1

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 17

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 21

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 3

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 A. Sistem Jaminan Sosial Nasional - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 24