Iuran dan Kepesertaan REFORMASI SISTEM JAMINAN SOSIAL MELALUI UU SJSN

resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta danatau anggota. Asuransi sosial merupakan perwujudan dari pilar pertama dan kedua dimana sumber pendanaannya berasal dari iuran yang disetorkan oleh peserta yang mampu sedangkan bagi yang miskin dan tidak mampu iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Sistem asuransi sosial ini relatif paling baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling banyak digunakan di dunia. Pilar pertama dan kedua merupakan fondasi SJSN untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak yang harus diikuti dan diterima oleh seluruh rakyat lain pula halnya dengan pilar ketiga adalah jaminan sosial tambahan yang bersifat komersil dan sukarela layaknya asuransi swasta.

2.2. Iuran dan Kepesertaan

Mengenai iuran dan kepesertaan sengaja diatur dalam UU SJSN agar mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat. Hal tersebut bukan karena pemerintah bertindak otoriter dan ingin memaksakan agar produk jaminan sosialnya “dibeli oleh masyarakat, tetapi semata-mata untuk tercapainya universal coverage dalam pelaksanaannya. Hal tersebut bisa dicermati dalam isi UU SJSN, yakni: 1. Kepesertaan bersifat wajb bagi seluruh warga negara rakyat untuk menjadi peserta Jaminan Sosial, PNS, TNI-Polri, Pejabat Negara, Pekerja Swasta, Pekerja Informal, dan penduduk tidak mampu 2. Manfaat yang akan diterima adalah untuk pemenuhan kebutuhan dasar hidup yang layak untuk semua program menanggulangi resiko ekonomi karena sakit, kecelakaan kerja, menjadi tua, pensiun, atau kematian. Universitas Sumatera Utara 3. Iuran dibayar bersama oleh kontribusi pekerja, pemberi kerja, dan pemerintah. Dana merupakan titipan peserta. Bagi orang miskin tidak mampu mempunyai hak mendapatkan bantuan untuk membayar iuranpremi dan iuranpremi asuransi yang terkumpul merupakan dana bersama bukan lagi milik perseorangan. Jadi tidak bisa diambil kembali meskipun yang bersangkutan belum pernah memanfaatkan. Besarnya iuran ditetapkan berdasarkan presentase tertentu dari pendapatan seperti yang tertulis dalam pasal 17 UU SJSN dan mengenai ketentuannya akan dibahas lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Tahapan sebaiknya dimulai dari pengikutsertaan kelompok yang mampu membayar iuran yakni pekerja di sektor formal karena lebih mudah dari aspek pendataan baru kemudian diperluas untuk pekerja di sektor informal, untuk kemudian diupayakan menjangkau sampai pada kelompok masyarakat yang rentan dan tidak mampu, dimana iuran sebagian atau sepenuhnya dibayarkan oleh pemerintah. Selain bertujuan untuk mencapai universal coverage, SJSN juga mempunyai tujuan lain yakni equality. Karena kesenjangan dalam pelayanan, ketidakadilan dan ketidak-setaraan dalam mekanisme jaminan sosial yang ada saat ini hanya dapat diperkecil melalui sistem jaminan sosial yang seragam dan setara bagi seluruh rakyat, tanpa membedakan status pekerjaan penduduk. 61 61 Sulastomo, Sistem jaminan sosial nasional sebuah introduksi, Jakarta: Rajawali Press, 2008, hal. 8. Untuk itu badan penyelenggara yang telah berdiri saat ini, yakni PT ASKES, PT JAMSOSTEK, PT ASABRI dan PT TASPEN dimana didalam pelayanannya tersegmentasi berdasarkan jenis pekerjaan harus disesuaikan dengan UU SJSN Universitas Sumatera Utara dan mengubah status perusahaanya dari Badan Usaha Milik Negara BUMN menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. Penyesuaian tersebut harus dilakukan 5 lima tahun sejak UU SJSN diterbitkan yang berarti 19 Oktober 2009 BPJS sudah harus terbentuk dengan tidak menutup kemungkinan untuk membentuk badan penyelenggara baru yang dibentuk dengan undang- undang. Proses sinkronisasi dan harmonisasi seluruh sistem jaminan sosial yang ada termasuk penyesuaian BUMN menjadi BPJS akan diatur oleh suatu lembaga tripartit yang disebut Dewan Jaminan Sosial nasional DJSN. DJSN beranggotakan 15 lima belas orang yang terdiri dari unsure pemerintah, tokoh danatau ahli yang memahami bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja dan organisasi pekerja, massa jabatan anggota DJSN adalah 5 lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan. 62

2.3. Prinsip-Prinsip dalam SJSN

Dokumen yang terkait

Jaminan sosial kesejahteraan sebagai hak masyarakat dalam Undang-undang No. 40 th 2004 (kajian hukum Islam)

0 4 136

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - [PERATURAN]

0 2 33

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

1 19 104

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN SEBAGAI PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL.

0 0 15

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 9

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 1

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 17

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 21

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 3

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 A. Sistem Jaminan Sosial Nasional - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 24