sosial yang berlaku di Indonesia sebagian besar masih produk orde baru yang menganut model minimal, dimana program kesejahteraan dan jaminan sosial
diberikan secara sporadis, parsial, minimal dan umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, aparat militer dan pegawai swasta yang mampu membayar
premi. Meskipun sejak keruntuhan Orde baru ada beberapa program yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai bentuk perlindungan sosial, namun itu
hanya bersifat sementara dan tidak memiliki payung Undang-Undang.
1. BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA
Perlindungan sosial bukanlah hal baru bagi Indonesia, sejak pemerintahan Orde baru hingga diterbitkannya UU SJSN sudah ada 24 Undang-Undang yang
terkait dengan perlindungan sosial,
33
dan ada 17 Peraturan Pemerintah yang juga terkait dengan jaminan sosial.
34
1.1. JAMINAN KESEHATAN
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebutlah yang mendasari berbagai bentuk perlindungan sosial yang ada di
Indonesia, berikut ini akan dipaparkan berbagai bentuk perlindungan sosial tersebut berdasarkan bidangnya.
Kondisi Jasa pelayanan kesehatan saat itu yang makin lama makin mahal dan tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh perseorangan
33
UU No. 331964; UU No. 341964; UU No. 111969; UU No. 61974; UU No. 81874 Jo UU No. 431999; UU No.21992; UU No. 31992; UU No. 111992; UU No. 231992; UU No. 41997; UU No. 13
1998; UU No. 132003; UU No. 342004
34
PP No. 171965; PP No. 181965; PP No.81965 yang diubah dengan PP No. 341978 Jo PP No. 391980; PP No. 251981; PP No. 261981; PP No. 421981; PP No. 671991; PP No. 681991; PP No. 691991; PP
No. 61992; PP No. 761992; PP No. 771992; PP No. 141993; PP No. 731993; PP No. 361995; PP No. 282003; PP No. 222004.
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan tidak semua anggota masyarakat mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk
mengatasi tingginya pembiayaan kesehatan adalah memperbaiki pembiayaan kesehatan dengan jaminan kesehatan sosial.
1.1.a. JPK-Gakin
Sejak tahun 1998, pemerintah telah membiayai pemeliharaan keluarga miskin Gakin, melalui program jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga
miskin JPK-Gakin khususnya untuk pelayanan kesehatan dasar yang kemudian diperluas untuk pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
khususnya malaria, diare, dan TB paru.
35
35
Daud Bahransyaf, Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat Melalui Sistem Jaminan Sosial Berbasis Masyarakat, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2004, hal. 37
Untuk menjamin kesinambungan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin, sistem jaminan kesehatan dalam bentuk jaminan pemeliharaan
kesehatan keluarga miskin JPK Gakin disubsidi pemerintah untuk keluarga miskin namun tidak langsung disalurkan ke pemberi pelayanan kesehatan
puskesmas, bidan atau rumah sakit, melainkan lewat badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan Bapel JPK.
Bapel JPK bertugas mengelola kepesertaan, membayarkan dana ke pemberi pelayanan kesehatan serta menjaga mutu pelayanan kesehatan.
Pemerintah daerahdinas kesehatan bertindak sebagai pembinapengawas. Dengan sistem ini akan terjadi pemisahan fungsi yang tegas dan saling
mengontrol. Keluarga miskin didorong memanfaatkan pelayanan serta dilayani secara terpadu oleh puskesmas dan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Paket pelayanan standar untuk keluarga miskin meliputi rawat jalan di puskesmas, rawat jalan spesialistis di rumah sakit, rawat inap di rumah sakit
sesuai kebutuhan medik untuk rata-rata lima hari serta pelayanan gawat darurat di puskesmas maupun rumah sakit.
Selain membebani APBN, kelemahan dari sistem asuransi ini adalah sebagian besar dana justru dihabiskan untuk membentuk dan membiayai
operasional Bapel JPK, selain itu timbul diskriminasi pada penerapannya di lapangan oleh pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan.
1.1.b. JPKM
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat JPKM merupakan kelanjutan dari program-program sosial sebelumnya yang dibuat untuk mengatasi
krisis multi dimensi yang dialami masyarakat dari tahun 2001-2005. JPKM
dirancang untuk memberi manfaat kepada semua pihak yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan, baik masyarakat konsumen jasa kesehatan, pemberi
pelayanan kesehatan PPK. JPKM mengarah kepada penyelenggaraan asuransi kesehatan komersial. JPKM bukan asuransi biasa, melainkan asuransi plus.
Dalam arti, mengambil dana masyarakat dalam bentuk premi, kemudian melaksanakan pembiayaan kesehatan secara paripurna dan terkendali lewat
pembayaran prospektif kepada penyedia pelayanan kesehatan, disertai sistem kendali mutu dan pemantauan utilisasi.
36
JPKM adalah cikal bakal dibentukinya asuransi sosial kesehatan bersifat wajib bagi seluruh penduduk seperti yang kemudian ditegaskan oleh UU SJSN,
36
Daud Bahransyaf, Ibid., hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
dimana untuk pembayarannya, premi bagi keluarga miskin dibayar oleh pemerintah, sedangkan keluarga mampu diminta membayar sendiri preminya.
Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat JPKM yang diperkirakan bisa mengurangi beban masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Sampai dengan akhir tahun 2002, cakupan JPKM baru mencapai 20,2 persen Data Susenas
dengan coverage 6,3 persen keluarga miskin yang memperoleh kartu sehat JPSBK.
37
1.2. JAMINAN KESEJAHTERAAN SOSIAL