dan mengubah status perusahaanya dari Badan Usaha Milik Negara BUMN menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. Penyesuaian tersebut
harus dilakukan 5 lima tahun sejak UU SJSN diterbitkan yang berarti 19 Oktober 2009 BPJS sudah harus terbentuk dengan tidak menutup kemungkinan
untuk membentuk badan penyelenggara baru yang dibentuk dengan undang- undang.
Proses sinkronisasi dan harmonisasi seluruh sistem jaminan sosial yang ada termasuk penyesuaian BUMN menjadi BPJS akan diatur oleh suatu lembaga
tripartit yang disebut Dewan Jaminan Sosial nasional DJSN. DJSN beranggotakan 15 lima belas orang yang terdiri dari unsure pemerintah, tokoh
danatau ahli yang memahami bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja dan organisasi pekerja, massa jabatan anggota DJSN adalah 5 lima tahun dan
dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.
62
2.3. Prinsip-Prinsip dalam SJSN
Selain itu DJSN juga berkewajiban melakukan kajian, penelitian, pengusulan kebijakan investasi dan
anggaran bagi penerima bantuan, dan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program jaminan sosial nasional. Dalam struktur DJSN berada satu tingkat
dibawah presiden, yang artinya DJSN tidak berada dibawah kementrian masing- masing bidang melainkan bekerjasama dengan kementrian terkait dan
memberikan laporan langsung kepada presiden.
Mengenai perubahan bentuk dari BUMN menjadi BPJS adalah untuk menerapkan prinsip nirlaba dalam pengelolaan dana SJSN yang diatur oleh UU
SJSN. Prinsip nirlaba bukan berarti dana yang terkumpul tidak boleh
62
Sulastomo, Ibid., hal.10
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan atau diinvestasikan dalam rangka memperoleh keuntungan, tetapi pengelolan dana harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan hasil yang
diperoleh nantinya akan dikembalikan atau dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta sesuai dengan prinsip dana amanat. Selain itu demi
penyesuaian terhadap prinsip hasil pengelolaan dana perubahan bentuk menjadi BPJS diperlukan agar dana yang di-iurkan oleh peserta tidak dipotong oleh
pemerintah karena bila masih berbentuk perseroan maka BUMN tersebut akan dikenakan pajak dan berkewajiban memberikan deviden pada pemerintah seperti
yang selama ini terjadi. Berbagai prinsip dalam mekanisme SJSN yang telah dijabarkan sebelunya
adalah merupakan bagian dari 9 Sembilan prinsip dalam penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional, yakni:
1. Prinsip Kegotong-royongan, Prinsip ini diwujudkan dalam
mekanisme gotong royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh
rakyat: peserta yang beresiko rendah membantu yang beresiko tinggi dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong-
royongan ini, jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Prinsip Nirlaba, Pengelolaan dana tidak dimaksudkan untuk mencari
laba nirlaba bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi
sebesar-besarnya kepentingan peserta. Hasil pengembangannya dan
Universitas Sumatera Utara
surplus dana akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip Keterbukaan, Merupakan suatu keharusan dalam jaminan sosial
karena dana yang dikelola merupakan dana milik peserta oleh karenanya akses informasi yang lengkap, benar dan jelas bagi setiap peserta harus
dipermudah. 4.
Prinsip Kehati-hatian, Pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman
dan tertib. 5.
Prinsip Akuntabilitas, Pelaksanaan program dan pengelolaan
keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 6.
Prinsip Portabilitas, Jaminan Sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. 7.
Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib, Kepesertaan wajib dimaksudkan
agar seluruh rakyat menjadi peserta hingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan Pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan
pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara sukarela sehingga dapat
mencakup petani, nelayan dan mereka yang bekerja secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat mencakup
seluruh Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
8. Prinsip Dana Amanat, Dana yang terkumpul dari iuran peserta
merupakan titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk
kesejahteraan peserta. 9.
Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional, Hasil
berupa deviden dari pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.
2.4. Program dan Cakupan SJSN