Tiga Pilar dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

2.1. Tiga Pilar dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Di tahun 2004 akhirnya upaya Tim SJSN membuahkan hasil, tepatnya pada tanggal 19 Oktober 2004 di hari terakhir massa jabatan Presiden Megawati disahkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. 60 Melalui pendekatan tiga pilar tersebut maka SJSN dibentuk berdasarkan mekanisme Asuransi sosial yaitu suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas Jaminan sosial menurut UU tersebut dbangun diatas tiga pilar, yakni: Pilar pertama, adalah pilar bantuan sosial social assistance bagi mereka yang miskin dan tidak mampu atau tidak memiliki penghasilan tetap yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Dalam, prakteknya, bantuan sosial ini diwujudkan dengan bantuan iuran oleh pemerintah agar mereka yang miskin dan tidak mampu dapat tetap menjadi peserta SJSN. Pilar kedua, adalah pilar asuransi sosial yang merupakan suatu sistem asuransi yang wajib diikuti bagi semua penduduk yang mempunyai penghasilan di atas garis kemiskinan dengan membayar iuran yang proorsional terhadap penghasilannyaupahnya. Pilar ketiga, adalah pilar tambahan atau suplemen bagi mereka yang mampu dan menginginkan jaminan yang lebih besar dari jaminan kebutuhan standar hidup yang ditawarkan oleh pilar pertama dan kedua. Pilar ini merupakan asuransi komersial yang bisa berupa asuransi kesehatan, tabungan pension, asuransi jiwa, atau program-program lain yang biasa didapatkan dalam asuransi swasta. 60 Mengenai kronologis diterbitkannya UU SJSN bisa dilihat pada kerangka dasar pemikiran di bab I Universitas Sumatera Utara resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta danatau anggota. Asuransi sosial merupakan perwujudan dari pilar pertama dan kedua dimana sumber pendanaannya berasal dari iuran yang disetorkan oleh peserta yang mampu sedangkan bagi yang miskin dan tidak mampu iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Sistem asuransi sosial ini relatif paling baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling banyak digunakan di dunia. Pilar pertama dan kedua merupakan fondasi SJSN untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak yang harus diikuti dan diterima oleh seluruh rakyat lain pula halnya dengan pilar ketiga adalah jaminan sosial tambahan yang bersifat komersil dan sukarela layaknya asuransi swasta.

2.2. Iuran dan Kepesertaan

Dokumen yang terkait

Jaminan sosial kesejahteraan sebagai hak masyarakat dalam Undang-undang No. 40 th 2004 (kajian hukum Islam)

0 4 136

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - [PERATURAN]

0 2 33

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

1 19 104

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN SEBAGAI PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL.

0 0 15

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 9

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 1

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 17

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 21

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 3

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 A. Sistem Jaminan Sosial Nasional - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 24