Secara umum Edi Suharto, kesejahteraan sosial yaitu suatu keadaan Kesejahteraan sosial menurut Undang –undang Nomor 11 Tahun 2009 adalah Menurut PBB Perserikatan Bangsa –bangsa, kesejahetaran sosial adalah Kerangka Pemikiran

35

2.3 Teori Kesejahteraan Sosial

Menurut defenisinya kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan atau pelayanan, dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu. Kesejahteraan sosial adalah termasuk sebagai suatu proses atau usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial Suharto, 2005:3. Mengenai konsep kesejahteraan sosial, perlu didapat pemahaman. Oleh karena itu, beberapa defenisi tentang kesejahteraan sosial dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Secara umum Edi Suharto, kesejahteraan sosial yaitu suatu keadaan

terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

b. Kesejahteraan sosial menurut Undang –undang Nomor 11 Tahun 2009 adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Martin Wolins mengatakan bahwa ― social welfare is a device for maintaining or strengthening the existing social structure of an industrial society ‖. Artinya, kesejahteraan sosial adalah suatu usaha untuk memelihara atau memperkuat struktur sosial yang ada dalam masyarakat industri. Universitas Sumatera Utara 36

c. Menurut PBB Perserikatan Bangsa –bangsa, kesejahetaran sosial adalah

suatu kegiatan yang terorganisasi dalam tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. d. Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam badan atau usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segia sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. 2.4 Konsep Masyarakat Adat 2.4.1 Tinjauan Tentang Masyarakat Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti ikut serta dan berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu : 1 Interaksi antar warga —warganya, 2 Adat istiadat, 3 Kontinuitas waktu, 4 Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga Koentjaraningrat, 2009: 115- 118. Universitas Sumatera Utara 37 Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page dalam Soekanto, 2009:22, memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat. Menurut Ralph Linton dalam Soekanto, 2009:22 masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas, sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan dalam Soekanto, 2009:23 adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. Menurut Emile Durkheim dalam Taneko, 1984:11 bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu- individu yang merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup. Universitas Sumatera Utara 38 Adapun unsur-unsur tersebut adalah : 1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama; 2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama; 3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan; 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Menurut Emile Durkheim dalam Muhni, 1994:29-31 keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia. Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya Soekanto, 2009: 22. Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut society . Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. Universitas Sumatera Utara 39

2.4.2 Tinjauan Tentang Adat Istiadat

Adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana orang bertingkah-laku dalam masyarakat. Rumusannya sangat abstrak, karena itu memerlukan usaha untuk memahami dan merincinya lebih lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai dasar pembanguan hukum adat positif yang lain. Adat istiadat yang lebih nyata yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari Ali, 1999:196. Istilah adat istiadat seringkali diganti dengan adat kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama, jika mendengar kata adat istiadat biasanya aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas selalu berulang dalam jangka waktu tertentu. Adat istiadat dalam ilmu hukum ada perbedaan antara adat istiadat dan hukum adat. Suatu adat istiadat yang hidup menjadi tradisi dalam masyarakat dapat berubah dan diakui sebagai peraturan hukum hukum adat Taneko, 1987:12. Pandangan bahwa agama memberi pengaruh dalam proses terwujudnya hukum adat, pada dasarnya bertentangan dengan konsepsi yang diberikan oleh Van den Berg yang dengan teori reception in complex menurut pandangan adat istiadat suatu tradisi dan kebiasaan nenek moyang kita yang sampai sekarang masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang kita juga sebagai keanekaragaman budaya. Universitas Sumatera Utara 40 Adat istiadat suatu masyarakat adalah resepsi seluruhnya dari agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Biasanya diikuti atau diwujudkan oleh banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa adat istiadat adalah aktivitas prilaku-prilaku, tindakan-tindakan individu satu terhadap yang lain yang kemudian menimbulkan reaksi, sehingga menghasilkan suatu interaksi sosial. Perilaku dan tindakan manusia pada dasarnya adalah gerak tumbuh manusia.

2.5 Kerangka Pemikiran

Di Indonesia tingkat kehidupan sosial –ekonomi masyarakat memang masih belum merata. Permasalahan disintegrasi sosial sangat jelas terlihat. Hal pelik ini terlebih menyasar masyarakat yang secara geografis berada di daerah –daerah terisolir dan pulau terluar. Daerah pedesaan merupakan profil dari cerminan kemiskinan yang melanda Indonesia hingga kini. Semangat otonomi daerah berupa slogan percepatan dan pemerataan pembangunan, eksekusinya belum terealisasi dengan baik. Kelompok Masyarakat Adat Furai yang berada di desa budaya Desa Bawamatal u‘o di Kepulauan Nias menjadi salah satu contoh gambaran tersebut. Pasca mendapat identitas baru berupa predikat sebagai desa budaya oleh UNESCO pada tahun 2009 lalu, masyarakat desa ini masih belum mendapati kehidupannya didatangi oleh kesejahteraan. Negara dalam hal ini melalui pemerintah daerah setempat belum mampu menghadirkan kesejahteraan sosial –ekonomi dalam tatanan kehidupan kelompok Masyarakat Adat Furai yang memiliki potensi sektor pariwisata sebagai desa budaya. Dimana para wisatawan dalam maupun luar negeri selalu ramai mendatangi desa ini sebagai salah satu destinasi wajib bila berpergian ke Pulau Nias. Universitas Sumatera Utara 41 Kehidupan kelompok Masyarakat Adat Furai di Desa Budaya Bawamatal u‘o sendiri dari segi pendapatan tergolong rendah dan belum cukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari –hari. Dalam kelompok masyarakat adat di Desa Bawamatal u‘o ini terlihat pula ketimpangan sosial dalam kehidupan perekonomian masyarakatnya. Mayoritas masuk kategori masyarakat miskin dan ada segelintir masyarakat lainnya yang kehidupan ekonominya tergolong layaklebih dari berkecukupan. Hal ini ikut dipengaruhi oleh profesipekerjaan masyarakat yang didominasi oleh pekerjaan sektor informal , kerja serabutan dan pengangguran. Universitas Sumatera Utara 42 Untuk memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, berikut disajikan bagan alur pikirnya : KELOMPOK MASYARAKAT ADAT F URAI DI DESA BAWAMATALU ‘O KECAMATAN FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN SOSIAL –EKONOMI Indikator Sosial –Ekonomi : 1. Pendapatan 4. Kesehatan 2. Perumahan 5. Pangan 3. Pendidikan 6. Sandang SUMBER PENDAPATAN POTENSIAL MASYARAKAT : SUMBER DAYA PARIWISATA DESA BUDAYA DAN PEKERJAAN INFORMAL KONDISI SOSIAL – EKONOMI MASYARAKAT Bagan 2.1 Bagan Alur Pemikiran. Universitas Sumatera Utara 43

2.6 Definisi Konsep