Teknik Analisis Data Gambaran Singkat Desa Bawamatalu ’o sebagai Desa Wisata Budaya

49

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti Moleong dan Lexy, 2007:247 Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif, artinya untuk analisis data tidak diperlukan metode uji statistik dengan memakai rumus-rumus tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe penelitian deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Universitas Sumatera Utara 50 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Singkat Desa Bawamatalu ’o sebagai Desa Wisata Budaya

Desa Bawomatal u‘o berada di Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan, Kepulauan Nias. Desa ini mewarisi kehidupan zaman megalitikum, dan bila berkunjung Anda akan menemukan arca –arca batu di depan rumah penduduk. Sebenarnya desa ini bukan satu –satunya desa tradisional yang memiliki sisa-sisa peninggalan zaman batu tersebut. Hampir semua desa di Nias Selatan masih memiliki bukti –bukti sejarah dimana desa mereka pernah menjadi pusat kehidupan zaman batu. Desa budaya dari kelompok Masyarakat Adat Furai ini sudah berusia ratusan tahun sekitar 300 tahun sejak pertama kali dibangun pada zaman megalitikum. Desa yang berada di ketinggian 324 meter dari permukaan laut ini telah menjadi salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO sejak tahun 2009 dan pada bulan Desember 2012 lalu dianugerahi sebagai salah satu Wonder of the World from Indonesia oleh The Real Wonder of the World Foundation . Memasuki kawasan Bawomatal u‘o, kita akan melewati 77-80 anak tangga dengan latar belakang bentangan desa Orahili dan pemandangan Pantai Sorake dan teluk Lagundri di kejauhan. Tak jauh dari anak tangga terakhir dari tangga yang kini tinggal 77 anak tangga dulunya 80 anak tangga, kita akan melihat sebuah batu setinggi 2,5 meter yang menjadi tempat untuk lompat batu fahombo hom bo’ba tu . Universitas Sumatera Utara 51 Desa Bawomatal u‘o yang secara harafiah berarti Bukit Matahari ini diperkirakan didirikan antara tahun 1830-1840 merupakan sebuah perkampungan dengan deretan sebagian rumah penduduk rumah adat tradisional Omo Hada khas Nias Selatan dengan jumlah 137 Omo Hada yang masih utuh dengan konstruksi bangunan dari kayu tanpa paku beratapkan daun rumbia, dan sebuah Omo Sebua Rumah Adat Besar Rumah Raja di tengah –tengahnya, terdapat pula sebuah bangunan yang disebut sebagai Omo Bale Balai Desa. Sebuah keunikan tersendiri bila melihat Omo Sebua yang merupakan rumah adat terbesar yang disangga oleh kurang lebih 60 tiang dan beberapa diantaranya merupakan tiang kayu bulat yang sangat besar yang konon didatangkan dari pulau Telo dan pulau-pulau lainnya di sekitar pulau Nias dengan cara dihanyutkan dan ditarik dengan kereta peluncur. Menurut cerita yang berkembang dalam masyarakat setempat, Omo Sebua ini dibangun oleh 40 pekerja ahli, dan menghabiskan masa empat tahun untuk merampungkannya. Selama empat tahun itu, tiap harinya dua ekor babi disediakan untuk makan para pekerja. Puncaknya, 300 ekor babi dihidangkan saat Omo Hada ketua adat ini selesai dibangun. Uniknya, seluruh taring babi selama empat tahun pembangunan, dijadikan dekorasi tambahan di dalam bangunan Omo Hada. Bawomatal u‘o adalah desa wisata budaya yang sering dikunjungi wisatawan. Banyak daya tarik yang dimiliki desa ini, mulai dari rumah adat, tradisi lompat batu, hingga peninggalan megalitikum. Desa Bawomatalu ‘o sangat menarik untuk dikunjungi karena desa ini memiliki kontur bebatuan, berbeda dengan desa lain yang umumnya tertutup tanah. Universitas Sumatera Utara 52 Hal lain yang menarik wisatawan saat berkunjung ke desa ini, yaitu tempat duduk Raja Nias. Benda ini terbuat dari bebatuan hitam dan memiliki panjang mencapai 10 meter. Biasanya, bangku ini digunakan oleh Raja Nias jika sedang menyampaikan pesan kepada rakyatnya. Selain bangku raja yang terbuat dari kayu, masih ada lagi peninggalan sejarah lain yang sayang untuk dilewatkan, yaitu patung- patung sesembahan. Dulu, semua penduduk Desa Bawamatalu ‘o menganut kepercayaan animisme, jadi seluruh orang menyembah patung –patung, seperti patung harimau dan patung menyerupai manusia yang dianggap Dewa. Universitas Sumatera Utara 53

4.2 Kondisi Geografi Desa Bawamatalu ’o