Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Sistematika Penulisan Pendapatan

12

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh penulis pada latar belakang di atas, maka hal-hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan ―Bagaimana kondisi kehidupan sosial–ekonomi masyarakat adat di Desa Budaya Bawamatal u‘o Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan?‖.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui lebih jauh mengenai kondisi sosial –ekonomi masyarakat adat di Desa Budaya Bawamatal u‘o Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, antara lain: 1. Dapat memberikan masukan dan sumber informasi bagi disiplin ilmu sosial terutama pada bidang kajian Ilmu Kesejahteraan Sosial, mengenai tinjauan sosial –ekonomi Masyarakat Adat Furai di Desa Bawamatal u‘o. 2. Dapat menjadi masukan bagi para peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai kondisi kehidupan sosial –ekonomi Masyarakat Adat Furai di Desa Bawamatal u‘o. Universitas Sumatera Utara 13

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, antara lain: 1. Memberikan masukan dan sumber informasi bagi para Masyarakat Adat Furai di Desa Bawamatal u‘o mengenai kondisi sosial ekonominya. 2. Menjadi sumbangan informasi bagi instansi pemerintah terkait di Kabupaten Nias Selatan, sebagai referensi dalam memberikan dukungan bagi Masyarakat Adat Furai di Desa Bawamatal u‘o. 3. Memberikan masukan dan sumber informasi bagi pembaca, pengamat sosial, dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini mengenai kondisi sosial –ekonomi Masyarakat Adat Furai di Desa Bawamatal u‘o.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran, dan definisi konsep. Universitas Sumatera Utara 14

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan penyajian data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Deskripsi lokasi penelitian berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Analisa data berisi tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sosial –Ekonomi

2.1.1 Pengertian Sosial –Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:958. Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang lain disekitarnya. Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “ oikos ” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “ nomos ” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Universitas Sumatera Utara 16 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:251. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial –ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi Koentjaraningrat, 2009:35. 2.1.2 Pembangunan Sosial dan Ekonomi Pembangunan sosial adalah suatu proses perubahan sosial yang terencana yang didesain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk secara menyeluruh, dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis Midgley, 2005:37. Lebih lanjut Midgley 2005:38-41 mengajukan ada delapan aspek yang perlu diperhatikan, diantara lain : 1. Proses pembangunan sosial sangat terkait dengan pembangunan ekonomi. Aspek ini yang membuat pembangunan sosial berbeda ketika dibandingkan dengan pendekatan lain dalam mengangkat kesejahteraan orang banyak. Universitas Sumatera Utara 17 Pembangunan sosial mencoba untuk mengaplikasikan kebijakan-kebijakan dan program-program sosial untuk mengangkat kesejahteraan sosial, pembangunan sosial melakukannya dengan konteks proses pembangunan. 2. Pembangunan sosial mempunyai fokus berbagai macam disiplin ilmu interdisipliner berdasarkan berbagai ilmu sosial yang berbeda. Pembangunan sosial secara khusus terinspirasi dari politik dan ekonomi. Pembangunan sosial juga menyentuh nilai, kepercayaan dan ideologi secara eksplisit. Dengan isu- isu ideologis, pembagunan sosial diharapkan dapat lebih baik menciptakan intervensi dalam menganalisa dan mengahadapi masalah sosial dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat. 3. Konsep pembangunan sosial lebih menekankan pada proses. Pembangunan sosial sebagai konsep dinamis memiliki ide-ide tentang pertumbuhan dan perubahan yang bersifat eksplisit dimana istilah pembangunan itu sendiri lebih berkonotasi pada semangat akan perubahan yang positif. Secara literal, pembangunan adalah satu proses pertumbuhan, perubahan, evolusi dan pergerakan. Pembangunan sosial memiliki tiga aspek, pertama, kondisi sosial awal yang akan diubah dengan pembangunan sosial, kedua, proses perubahan itu sendiri, ketiga, keadaan akhir ketika tujuan-tujuan pembangunan sosial telah tercapai. 4. Proses perubahan yang progresif. Perubahan yang dilakukan berusaha untuk perbaikan bagi seluruh manusia. Ide-ide akan perbaikan dan peningkatan sosial sangat dibutuhkan dalam pembangunan sosial. Universitas Sumatera Utara 18 5. Proses pembangunan sosial bersifat intervensi. Peningkatan perubahan dalam kesejahteraan sosial terjadi karena adanya usaha-usaha yang terencana yang dilakukan oleh para pelaku perubahan, bukan terjadi secara natural karena bekerjanya sistem ekonomi pasar atau dengan dorongan historis. Proses pembangunan sosial lebih tertuju pada manusia yang dapat mengimplementasikan rencana dan strategi yang spesifik untuk mencapai tujuan pembangunan sosial. 6. Tujuan pembangunan sosial didukung dengan beberapa macam strategi, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan menghubungkan intervensi sosial dengan usaha pembangunan ekonomi. Keduanya didasari oleh keyakinan dan ideologi yang berbeda tetapi hal ini dapat diharmonisasikan meskipun masih ditemui kesulitan untuk merangkum semuanya dalam sebuah sintesa. 7. Pembangunan sosial lebih terkait dengan rakyat secara menyeluruh serta ruang lingkupnya lebih bersifat inklusif atau universal. Pembangunan sosial fokus makronya menargetkan perhatian pada komunitas, daerah dan masyarakat. Pembangunan sosial lebih tertuju pada mereka yang terlantar karena pertumbuhan ekonomi atau tidak diikutsertakan dalam pembangunan orang miskin dalam kota, penduduk desa yang miskin, etnis minoritas dan wanita. Pembangunan sosial fokusnya bersifat pembagian daerah seperti dalam kota, masyarakat pedesaan, perkotaan, daerah-daerah atau negara. Universitas Sumatera Utara 19 8. Tujuan pembangunan sosial adalah mengangkat kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial disini berkonotasi pada suatu kondisi sosial di mana masalah-masalah sosial diatur, kebutuhan sosial dipenuhi dan terciptanya kesempatan sosial Midgley, 2005:21. Bukan sekedar kegiatan amal ataupun bantuan publik yang diberikan oleh pemerintah Midgley, 2005:19. Dari penjelasan tersebut di atas, terlihat bahwa pembangunan sosial menurut Midgley 2005:34 adalah pendekatan pembangunan yang secara eksplisit berusaha mengintegrasikan proses ekonomi dan sosial sebagai kesatuan dari proses pembangunan yang dinamis, membentuk dua sisi dari satu mata uang yang sama. Pembangunan sosial tidak akan terjadi tanpa adanya pembangunan ekonomi, begitu pula sebaliknya pembangunan ekonomi tidaklah berarti tanpa diiringi dengan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat secara menyeluruh. Orientasi pembangunan ekonomi perlu diikuti oleh pembangunan sosial, yang diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh. Paling tidak hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan sosial tersebut adalah a social services , b social welfare services , dan c community development . Universitas Sumatera Utara 20 Meminjam asumsi Todaro Todaro, 1989:92, ada tiga sasaran yang seyogyanya dicapai dalam pembangunan sosial, yaitu : a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan pokok. b. Meningkatkan taraf hidup, yaitu selain meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan juga perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, yang keseluruhannya akan memperbaiki bukan hanya kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri sebagai individu ataupun sebagai suatu bangsa. c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari perbudakan dan ketergantungan bukan hanya dalam hubungan dengan orang dan negara lain tetapi juga terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.

2.1.3 Indikator Sosial –Ekonomi

Keluarga dan kelompok masyarakat dapat digolongkan memiliki sosial- ekonomi rendah, sedang, dan tinggi Koentjaraningrat, 2009:35. Berdasarkan hal tersebut kita dapat mengklasifikasikan keadaan sosial ekonominya yang dapat dijabarkan sesuai dengan indikator sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang matrealis dan tradisonal yang menghargai status sosial –ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Pendapatan berdasarkan Universitas Sumatera Utara 21 kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba, dan lainnya. Badan Pusat Statistik BPS merinci pendapatan dalam beberapa kategori sebagai berikut : 1. Pendapatan berupa uang ialah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan biasanya diterima sebagai balasan atau kontrak prestasi. 2. Pendapatan yang berupa barang adalah pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dankreasi. Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan sebagai seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan cara menilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini.

b. Perumahan