diberi sirip teratur dengan pola tertentu atau baja tulangan yang dipilin pada proses produksinya. Pada tugas akhir ini digunakan baja non prategang dengan permukaan
kasar dan dengan mutu 390 Mpa.
c. Relaksasi Baja
Relaksasi baja adalah kehilangan prategang apabila kawat-kawat atau strand mengalami regangan yang pada dasarnya konstan. Relaksasi baja tergantung pada
tingkat tegangan pada baja dan bertambah secara konsisten ketika tegangan pada baja bertambah. Pada suatu sistem prategang sering kali terjadi kehilangan prategang
akibat relaksasi baja. Jika baja prategang ditarik hingga mencapai perpanjangan yang konstan dan dijaga tetap pada selang waktu tertentu maka terlihat gaya prategang
pada baja tersebut akan berkurang perlahan, besarnya kehilangan tergantung suhu dan waktu.
Baja terbagi menjadi dua jenis, berdasarkan nilai relaksasinya, yaitu baja prategang relaksasi normal dan baja prategang relaksasi rendah. Baja prategang
relaksasi rendah umumnya sering digunakan untuk pemakaian jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi relaksasi baja adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap relaksasi baja. Perubahan temperatur yang besar dapat mempengaruhi sifat-sifat mekanis baja, tetapi perubahan yang tidak signifikan
kurang dari 10
o
C tidak banyak berpengaruh pada sifat-sifat tersebut. Penambahan temperatur biasanya dapat mengurangi kekuatan, modulus elastisitas dan relaksasi
baja. Pengurangan temperatur akan berakibat kebalikannya serta mengakibatkan berkurangnya daktilitas baja.
Universitas Sumatera Utara
2. Kelelahan
Kelelahan adalah ketahanan material baja terhadap perubahan dan pengulangan tegangan. Tegangan yang berulang ini terjadi akibat bekerjanyua beban hidup pada
struktur. Ketahanan baja terhadap kelelahan dinyatakan dengan kurva yang menghubungkan batasan tegangan dan jumlah pengulangan hingga keruntuhan.
3. Korosi
Pengaruh korosi pada baja prategang lebih berbahaya daripada baja nonprategang. Hal ini disebabkan karena korosi dapat mengurangi luas penampang baja. Pada baja
prategang pengurangan penampang lebih berbahaya, karena tegangan yang bekerja lebih tinggi daripada baja nonprategang.
Universitas Sumatera Utara
Wb Wt
Wo BEBAN KERJA
Nonprategang keruntuhan dan retak
terjadi bersamaan
D aer
ah pr
at eg
ang lem
ah
D aer
ah pr
at eg
ang pa
rs ial
D ae
ra h pra
te ga
ng kua
t
lendutan
be ba
n
Prategang Penuh
a b
c
d
BAB III METODE ANALISA
3.1 Sistem Beton Prategang
Pada Tugas Akhir ini, sistem prategang yang digunakan ada dua, yaitu sistem beton prategang penuh dan sistem beton prategang parsial. Pada sistem prategang
penuh akan didesain dengan meminimalisasi tarik pada beban kerja. Pada sistem ini prategang didesain dengan sistem perimbangan beban. Konsep ini menggunakan
prategang sebagai usaha untuk membuat seimbang gaya-gaya pada sebuah balok. Pada sistem prategang parsial digunakan kombinasi kabel prategang dan tulangan
baja nonprategang. Tegangan tarik yang diijinkan pada sistem prategang parsial nantinya akan dibatasi atau dikontrol dengan menggunakan baja nonprategang.
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya balok prategang parsial akan mempunyai kurva beban lendutan diantara kurva b dan
Gambar 3.1 Kurva beban lendutan untuk berbagai tingkat prategang
Universitas Sumatera Utara