BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN
4.1 Data Awal Perencanaan
Dalam perencanaan penampang balok persegi, perhitungan besar gaya dongkrak jacking force harus dilakukan secara teliti. Data-data yang digunakan harus benar-
benar akurat, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan. Fungsi bangunan yang direncanakan adalah toko dengan panjang bentang balok terpanjang adalah 20
m. Kemudian mutu balok yang digunakan adalah f’c 41,5 Mpa. Asumsi tebal pelat lantai adalah 12 cm dan pada bagian tepi atap nenggunakan railing bata setinggi 50
cm. Dalam perencanaan ini, semua bagian struktur toko digunakan beton precast pabrik. Untuk balok dengan bentang 20 m akan digunakan balok presrtessed precast.
Adapun desain toko yang direncanakan adalah :
Gambar 4.1 Tampak depan toko
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Tampak belakang toko
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pra-Desain a. Balok
Pada desain berikut ini ada dua perencanaan balok yang akan dilakukan, yakni balok untuk bentang 20 m dan 5,2 m. Perencanaan menggunakan balok precast. Khusus
untuk bentang 20 m digunakan balok prategang precast. Tinggi balok direncanakan L15 - L20, dan lebar balok diambil 12 H - 23 H
dimana H adalah tinggi balok. Untuk balok 1bentang 20 m
� = �
15 =
2000 15
= 133,33 ��
dan ambil tinggi balok H = 140 cm
maka
� = �
2 =
140 2
= 70 ��
dan
� = 2
� 3
= 2.140
3 = 93,33
��
Maka untuk balok dengan beton bertulang dimensi balok adalah 70 cm x 140 cm. Dengan pertimbangan menggunakan balok prategang maka penampang yang
digunakan direduksi sebanyak 25: 50cm x 120 cm. Untuk balok 2 bentang 5,2 m
Universitas Sumatera Utara
� = �
15 =
520 15
= 34,6 ��
dan � =
� 10
= 520
10 = 50
�� ambil tinggi balok H = 50 cm
maka � =
� 2
= 40
2 = 25
�� dan
� = 2
� 3
= 2.50
3 = 33,33
�� Ambil lebar balok B= 30
Maka untuk balok dengan beton bertulang dimensi balok adalah 30 cm x 50 cm. b. Kolom
Estimasi ukuran kolom dilakukan dengan cara konvensionmal. Umumnya beban kolom diasumsikan diantara 1-2 tm
2
. Misalkan pakai 2 tm
2
. Gaya aksial lantai = Luas x beban = 20 x 20 2 tm
2
=800 t=8000000 N Menghitung Luas penampang yang dibutuhkan
�
�
= �
�
0,85. ∅. �
′ �
Dimana : A
g
= luas penampang kolom P
u
= Gaya aksial tekan Ø = faktor reduksi kolom sengkang = 0,65
f’
c
= mutu beton
Universitas Sumatera Utara
maka : Untuk kolom 1 :
�
�
= 8000000
0,85.0,65.41,5 = 348906,94
�� Sehingga b=h =
��
�
= √348906,94 = 590,683 ��
Ambil b=h = 600 mm Untuk kolom 2 digunakan dimensi b=h = 500 mm
c. Sloof Adapun pradimensi untuk sloof yang digunakan adalah 40 cm x 50 cm.
D. Pondasi Untuk pondasi diperkirakan secara kasar dengan pondasi tapak dimensi 200 cm x200
cm. Maka perencanaan untuk rangka struktur toko adalah :
Gambar 4.6 Rencana struktur toko
Universitas Sumatera Utara
5200.0000 PONDASI 200 cm x 200 cm
PONDASI 150cm x 150 cm SLOOF 40 cm x 50 cm
kolom 60 cm x 60 cm kolom 50 cm x 50 cm
7400.0000 7400.0000
2600.0000 2000 c
m
2000 cm
Gambar 4.5 Rencana pondasi 1
Gambar 4.7 Rencana konsol, kolom1 dan balok 1 Gambar 4.6 Rencana pondasi 2
Gambar 4.8 Rencana konsol, kolom dan balok 2
Gambar 4.9 Denah Pondasi
Universitas Sumatera Utara
20 m h
garis netral kabel prategang
h6
Tabel 4.1 Kebutuhan precat struktur toko
No Nama komponen Jumlah
teil Beton
Mutu beton
1 Rectangular beam 50 cmx 120 cm
4 Prestressed
precast
41,5 Mpa
2 Rectangular beam 30 cm x 50 cm
4 precast
41,5 Mpa 3
Kolom 60 cm x 60 cm 4
Precast 41,5 Mpa
4 Kolom 50 cm x 50 cm
4 Precast
41,5 Mpa 6
Pondasi 200 cm x 200 cm 4
Precast 41,5 Mpa
7 Pondasi 150 cm x 150 cm
4 precast
41,5 Mpa
Adapun dalam tugas akhir ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah balok dengan bentang 20 m. Dimana balok direncanakan dengan sistem beton prategang dengan
dimensi sesuai data dia atas 50cm x 120 cm. Balok tersebut akan diasumsikan dengan bentang sederhana sebagai berikut :
Gambar 4.10 Sketsa bentang balok
Universitas Sumatera Utara
h=1200mm
dp=900 mm ds=1150 mm
baja prategang baja non prategang
h=1200mm
dp=900 mm
baja prategang
y
y x
x y
y x
x
Partially Prestressed Precast Fully Prestressed Precast
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan 2 balok prategang dengan penampang yang sama , yang membedakan adalah metode prategang yakni balok prategang
penuh dan balok prategang parsial dengan cross section sebagai berikut.
4.3 Perhitungan Precast Prestressed Rectangular Beam 4.3.1 Beton