Pengaruh Belanja Modal Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan

55 dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa pemeliharaan aset tetap yang dilakukan bila mengubah kualitas, dan menambah volume dan masa manfaat akan dikelompokkan dalam anggaran belanja modal. Pemeliharaan aset tetap yang dilakukan melalui prosedur Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah tentu akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah. Pemeliharan sebaiknya hanya dilakukan terhadap aset tetap yang benar-benar memerlukan pemeliharaan.

4.3.2 Pengaruh Belanja Modal Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan

Berdasarkan hasil AMOS pada Gambar 4.2 diketahui nilai p untuk pengaruh Belanja Modal X 2 terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Y adalah 0,030 angka ini di bawah 0,05 sehingga H ditolak. Ini berarti ada hubungan yang nyata signifikan antara variabel Belanja Modal X 2 terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Y pada tingkat kepercayaan 5. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh sembiring bahwa Belanja Modal berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan. Variabel Belanja Modal X 2 mempunyai koefisien negatif sebesar 0,051. Artinya apabila nilai koefisiennya tetap konstan maka kenaikan Belanja Modal sebesar 1 satuan akan menurunkan anggaran belanja pemeliharaan sebesar 0,051 satuan.

4.3.3 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan

56 Berdasarkan hasil AMOS pada Gambar 4.2 diketahui nilai p untuk pengaruh Pendapatan Asli Daerah X 3 terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Y adalah 0,916 angka ini di atas 0,05 sehingga H diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang nyata signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah X 3 terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Y pada tingkat kepercayaan 5. Variabel Pendapatan Asli Daerah X 3 mempunyai koefisien positif sebesar 0,114. Artinya apabila nilai koefisiennya tetap konstan maka kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 satuan akan menurunkan anggaran belanja pemeliharaan sebesar 0,114 satuan. Kondisi ini berbeda dengan penelitian Sembiring yang mengemukakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja pemeliharaan dalam realisasi anggaran. Namun demikian, penelitian Sembiring dilakukan dalam realisasi anggaran sedangkan penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan anggaran. Sehingga dapat mengakibatkan adanya perbedaan. Pendapatan asli daerah semestinya terus digali oleh Pemerintah Daerah dari berbagai potensi lokal, namun seharusnya tetap berpedoman pada Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Hal ini dilakukan untuk menghindari berbagai jenis pendapatan asli daerah ditetapkan secara sewenang-wenang. Berdasarkan Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah disebutkan bahwa setiap pemerintah daerah agar meningkatkan pendapatan asli daerah dalam rangka peningkatan kinerja dan peningkatan layanan publik serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 57 Pendapatan asli daerah pada Pemerintahan Daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara masih banyak dibawah 10 dari total anggaran pendapatan yang tercantum dalam APBD. Pemerintahan daerah masih sangat tergantung terhadap pendapatan dari dana perimbangan atau dana transfer dari Pemerintah Pusat. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam optimalisasi pendapatan asli daerah. Dalam penyusunan APBD, beberapa pemerintahan daerah sering melakukan penyusunan anggaran pendapatan asli daerah dengan membuat target dalam APBD yang dibawah potensi pendapatan asli daerah yang tersedia. Potensi pendapatan asli daerah seharusnya sudah diketahui dari pendataan obyek pajak dan obyek retribusi yang dilakukan setiap tahunnya. Hal ini sering dilakukan Pemerintahan Daerah untuk mengantisipasi bila tidak tercapainya target pendapatan asli daerah yang pada akhirnya akan dapat membuat kinerja pemerintahan daerah kurang baik terutama dalam pelaksanaan pertanggungjawaban APBD kepada DPRD. 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil studi dan pembahasan tentang faktor-faktor yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Pengaruh Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Dalam Penyusunan APBD pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

2 71 81

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Nilai Aset Tetap Yang Akan Dipelihara, Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Dalam Penyusunan Apbd Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumtera Utara Tahun 2102-2014

1 53 89

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

1 2 12