68
uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model konfirmatori atau competing model strategy dengan jumlah
sampel besar.
B. Incremental Fit Measures
Incremental fit measure membandingkan proposed model
dengan baseline model sering disebut dengan null model. Null model
merupakan model realistis dimana model-model yang lain harus diatasnya.
a AGFI
Merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of freedom untuk proposed model
dengan degree of freedom untuk null model. Nilai yang direkomendasikan adalah
≥0,90. b
TLI Tucker-Lewis Index
atau dikenal dengan nonnormed fit index
NNFI pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan
oleh SEM. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi antara proposed model dengan
null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. nilai
TLI yang direkomendasikan adalah ≥ 0.90.
69
c NFI
Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara
proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi
dari 0 no fit all sampai 1 perfect fit. Seperti halnya TLI tidak ada nilai absolut yang dapat digunakan sebagai
standar, tetapi umumnya direkomendasikan sama atau 0.90.
C. Parsimonious Fit Measures
Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai
level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah tercapai dengan “overfitting” data yang dimiliki
banyak koefisien. Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap R
2
dalam multiple regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia maka
penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model. a
PNFI Parsimonious normal fit index
merupakan modifikasi dari NFI. PNFI memasukan jumlah degree of freedom yang
digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi PNFI semakin baik. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk
membandingkan model dengan degree of freedom yang
70
berbeda. Digunakan untuk membandingkan model alternatif sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan
sebagai nilai fit yang diterima. Namum demikian jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0.60
sampai 0.90 menunjukan adanya perbedaan model yang signifikan.
b PGFI
Parsimonious goodness-of-fit index memodifikasi GFI atas
dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar antara 0 sampai 0.1 dengan nilai semakin tinggi
menunjukan model lebih baik untuk parsimony.
71
Tabel 3.2 Kriteria Uji Kesesuaian Model
Indikator Fit
Nilai yang Direkomendasikan
Evaluasi Model Absolute Fit
Chi-Square Mendekati 0 Marginal
CMIN ≤ 2.00
Good Fit CMINDF
≤ 5.00 Good Fit
GFI ≥ 1
Perfect Fit Poor Fit
RMSEA ≤ 0.08
0.05 Good Fit
Close Fit AGFI
≥ 0.91 0.80
≤ GFI 0.90 Good Fit
Marginal Fit
Incremental Fit
AGFI ≥ 0.90
0.80 ≤ GFI 0.90
Good Fit Marginal Fit
NNFI or Tucker Lewis Index TLI
TLI ≥ 0.90
0.80 ≤ TLI 0.90
Good Fit Marginal Fit
NFI NFI
≥ 0.90 0.80
≤ NFI 0.90 Good Fit
Marginal Fit
Parsimonious Fit
PNFI 0 – 1
Lebih besar lebih baik
PGFI 0 – 1
Lebih besar lebih baik
Sumber: diolah dari berbagai sumber 6
Measurement model fit Setelah keseluruhan model fit dievaluasi, maka langkah
berikutnya adalah pengukuran setiap konstruk untuk menilai unidimensionalitas dan reliabilitas dari konstruk.
Unidimensionalitas adalah asumsi yang melandasi perhitungan reliabilitas dan ditunjukan ketika indikator suatu konstruk memiliki
72
acceptable fit satu single factor one dimensional model. Peneliti
harus melakukan uji unidimensionalitas untuk semua multiple indicator construct
sebelum menilai reliabilitasnya. Pendekatan untuk menilai measuremen model adalah
mengukur composite reability dan variance extrated untuk setiap konstruk. Reabiliti adalah ukuran internal konsistensi indikator
suatu konstruk. Hasil reliabilitas yang tinggi memberikan keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten dengan
pengukurannya. Tingkat reliabilitas yang diterima secara umum adalah 0.70 sedangkan reliabilitas 0.70 dapat diterima untuk
penelitian yang masih bersifat eksploratori. Perlu diketahui bahwa reliabilitas tidak menjamin adanya
validitas, validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat mengukur apa yang hendak ingin diukur.
Ukuran reliabilitas yang lain adalah variance extracted sebagai pelengkap ukuran construct reability. Angka yang
direkomendasikan untuk nilai variance extrated 0.50. 7
Struktural model fit Untuk menilai struktural model fit melibatkan signifikasi
dari koefisien. SEM memberikan hasil nilai estimasi koefisien, standard err
or dan nilai critical value cr untuk setiap koefisien. Dengan tingkat signifikasi tertentu 0,05 maka kita dapat menilai
signifikasi masing-masing koefisien secara statistik. Pemilihan
73
tingkat signifikasi dipengaruhi oleh justifikasi teoritis untuk hubungan kausalitas yang diusulkan.
8 Membandingkan Competing atau Nested Model
Competing model atau strategi pengembangan model
dilakukan dengan membandingkan hasil suatu model untuk menentukan model terbaik dari berbagai alternatif model yang ada.
Langkah yang dilakukan peneliti adalah mulai dengan model awal dan dilanjutkan dengan spesifikasi beberapa model untuk
meningkatkan model fit. Untuk membandingkan model telah dikembangkan
beberapa pengukuran. Satu pengukuran untuk overall model fit, ada juga ukuran model parsimony. Perbedaan antar model dapat
dilihat dari nilai chi-square. 9
Interpretasi dan modifikasi model Ketika model dinyatakan diterima, maka peneliti dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness fit. Modifikasi dari
model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka model tersebut hasrus di cross-
validated diestimasi dengan data terpisah sebelum model
modifikasi diterima. Pengukran model dapat dilakukan dengan modification
indices , nilai modification indices sama dengan terjadinya
74
penurunan chi-square jika koefisien diestimasi. Nilai sama dengan atau 3.84 menunjukan terjadi penurunan chi- square yang
singnifikan.
Tabel 3.3 Tahapan
Structural Equation Modelling No
Tahapan
1 Pengembangan model berdasar teori
2 Menyusun diagram jalur dan persamaan struktural
3 Memilih jenis input matrik dan estimasi model yang
diusulkan 4 Menilai
identifikasi model
struktural 5 Menilai
Kriteria Goodness-of-Fit
6 Measurement model fit
7 Struktural model
fit 8 Membandingkan
Competing atau Nested Model
9 Interpretasi dan modifikasi model
Sumber: Ghozali 2007 3.
Asumsi SEM Estimasi parameter dalam SEM umumnya berdasarkan pada metode
maximum likelihood ML. Perlu diketahui bahwa estimasi dengan
metode ML menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi Ghozali, 2007, yaitu:
75
a. Jumlah sampel harus besar asymptotic
Analisis struktur kovarian atau SEM berdasar pada large sample size theory
. Sehingga jumlah sampel yang besar sangat kritis untuk mendapatkan estimasi parameter yang tepat, begitu juga dicapainya
asymptotic distribusional approximation .
b. Distribusi dari observed variabel normal secara multivariate
Analisis SEM juga menghendaki distribusi variabel harus multivariate normal sebagai konskuensi dari asumsi sampel besar
asymptotic dan penggunaan metode estimasi ML. Berdasarkan kajian hasil studi empiris non-normalitas dalam SEM, West et.al
1995 dalam Ghozali 2007 menemukan empat hal penting: 1.
Jika data meningkat menjadi semakin tidak normal, maka nilai X
2
yang diperoleh estimasi ML dan GLS menjadi sangat besar. Situasi seperti ini mendorong peneliti melakukan modifikasi
terhadap model yang dihipotesiskan agar supaya diperoleh model fit.
2. Jika ketika jumlah sampel kecil bahkan dalam kondisi normal
multivariete, kedua metode estimasi ML dan GLS menghasilkan nilai X
2
yang inflated. Lebih jauh lagi jika jumlah sampel kecil dan tidak normal, maka peneliti akan
menghadapi hasil analisis yang tidak converge atau hasilnya improper solution
.
76
3. Jika data tidak normal, maka fit index seperti Tucker Lewis
Index TLI dan Comparative Fit Index CFI menghasilkan
nilai yang underestimate. 4.
Data yang tidak normal dapat menghasilkan standard error yang rendah, dengan degree of freedom berkisar dari moderat
ke kuat. Oleh karena standard error underestimate, maka koefisien regresi dan error covariance akan signifikan secara
statistik, walaupun hal ini tidak terjadi pada populasinya. c.
Model yang dihipotesiskan harus valid Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana variabel yang
digunakan benar- benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berasal dari validity berarti ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Syarat instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus valid. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang
kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya.
d. Skala pengukuran variabel kontinyu interval
Skala pengukuran variabel dalam SEM merupakan yang paling kontroversial dan banyak diperdebatkan. Kontroversi ini timbul
karena perlakuan variabel ordinal yang dianggap sebagai variabel kontinyu. Umumnya pengukuran satu variabel laten
77
menggunaknan skala likert dengan 5 kategori yaitu sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, netral N, setuju S dan sangat
setuju SS yang sesungguhnya berbentuk skala ordinal
peringkat.
78
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN