Karakteristik Personal Auditor TINJAUAN PUSTAKA

18 melaporkan waktu audit yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya. Selebihnya bentuk peyimpangan yang terjadi adalah bukti- bukti yang dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur audit yang telah ditetapkan pada waktu pemeriksaan lapangan Irawati, 2005. Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan kualitas audit menurut Donelly et. all. 2003: 1. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek dari pada waktu yang sebenarnya underreporting of audit time. 2. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan replacing and alerting original audit procedures. 3. Penyelesaian langkah-langkah audit terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur premature sign-off of audit steps without completion of the procedure .

B. Karakteristik Personal Auditor

Menurut Septiani 2009 personal auditor adalah sekumpulan karakteristik dan pandangan seseorang yang menentukan cara hidup dan perbedaan diantara orang lain. Karakteristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit. Malone dan Robert 1996 melakukan penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku auditor yang dapat 19 menyebabkan berkurangnya kualitas audit dan penyimpangan perilaku auditor. Dalam penelitian Malone dan Robert disebutkan bahwa auditor telah menemukan perbedaan satu sama lain pada karakteristik personal auditor terdiri dari: Locus Of Control, Self-Esteem, Hard Driving Competitive Dimension Of Type A Behaviour Pattern, Need For Approval dan Need For Achi-evement. a. Locus Of Control Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya, yaitu tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka Rotter, 1996 dalam Dwi, 2009. Locus of Control dibedakan menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal mengatur kepada persepsi bahwa kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan atau perbuatan diri. Sedangkan locus of control eksternal mengacu pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada diluar kontrol dirinya seperti nasib, keberuntungan Schermerhon et.al, 1991. b. Self-Esteem Self-Esteem harga diri adalah suatu ciri kepribadian yang dihubungkan dengan banyaknya orang yang menghargai dirinya. Hollenbeck dan Brief 1987 dalam Dwi 2009 mengemukakan bahwa individu yang mempunyai self-esteem yang tinggi umumnya telah 20 mempunyai tujuan positif yang sulit dalam pekerjaan yang berhubungan dengan tujuan yang diinginkan. Seseorang dengan self- esteem yang tinggi mungkin dapat memimpin tujuan komitmen yang besar untuk hasil kerja yang lebih baik. c. Hard Driving Competitive Dimension Of Type A Behaviour Pattern Karakteristik personal auditor diketahui sebagai pola bahwa kategori individu sebagai tipe A cenderung lebih agresif, sadar waktu dan berorientasi pada pekerjaan dibandingkan dengan tipe B lebih rendah dari karakteristik tipe A Ivancevich dan Mattenson, 1987 dalam Dwi, 2009. Ivancevich dan Mattenson mengenal pola perilaku yang terdiri dari tiga dimensi: ketidaksabaran impatience, keruwetan dalam pekerjaan job involvement, dan pengendalian yang keras persaingan hard driving competitiveness. d. Need For Approval Need for approval kebutuhan akan persetujuan adalah atribut personalitas “berhubungan dengan merendahkan diri terhadap orang lain abasement, hormat akan kekuasaan dan keinginan untuk diawasi oleh orang lain” Tubbs, 1984 dalam Dwi, 2009. e. Need For Achi-evement Kebutuhan atas pencapaian prestasi. Individu yang memiliki tingkat kebutuhan atas pencapaian prestasi yang tinggi pada dasarnya dapat menyelesaikan tugas dengan memuaskan dan mempunyai komitmen yang besar untuk mencapai tujuan yang sulit dibandingkan 21 dengan individu yang mempunyai kebutuhan atas pencapaian prestasi yang rendah Hollenbeck et.al. 1989 dalam Dwi, 2009 menemukan pencapaian atas sebuah prestasi mempunyai hubungan positif dengan tingkat kerja dan lama menyelesaikan pekerjaan. f. Self Efficacy Self Efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu Kreitner dan Kinicki,2003 dalam Dwi, 2009. Menurut Philip dan Gully 1997 dalam Dwi 2009, Self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan. Penelitiannya menemukan bahwa self efficacy berhubungan positif dengan penetapan tingkat tujuan. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi. Menurut Jansen dan Glinow 1985 dalam Dwi 2009, perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku disfungsional audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor faktor internal serta faktor situasional saat melakukan audit faktor eksternal. 22 Maraknya kasus skandal akuntansi yang terjadi diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal yang kurang bagus yang dimiliki seorang auditor. Dampak negatif dari perilaku ini adalah terpengaruhnya penyimpangan perilaku auditor.

C. Komitmen Organisasi