Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

60

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti ingin menemukan mengenai Pengaruh Faktor Karakteristik Personal Auditor, Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit Internal dengan Kinerja Auditor sebagai variabel intervening yang berada di wilayah Jakarta. Untuk menjawab pertanyaan serta hipotesa penelitian, peneliti menggunakan metode atau teknik analisis dengan Structural Equation Model SEM. Alasan peneliti menggunakan SEM adalah karena peneliti ini menggunakan lebih dari satu indikator untuk mewakili satu variabel yang memiliki hubungan kompleks antara variabel-variabelnya sehingga peneliti menggunakan model persamaan struktural. Tahapan peneliti dalam menganalis masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan variabel diantaranya adalah sebagai berikut: - Variabel Laten Dalam SEM, variabel kunci yang menjadi perhatian adalah variabel laten Wijayanto, 2008: 10. Variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. Variabel ini dibedakan menjadi dua yaitu Variabel Eksogen dan Variabel Endogen. 61 2. Structural Equation Modelling SEM SEM adalah generasi kedua teknik analisis multivariate Bagozzi dan Fornell, 1982 dalam Bahagia, 2007 yang memungkinkan peneliti menguji hubungan anatara variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Selain itu menurut Bollen 1989 dalam Bahagia 2007 SEM juga dapat menguji secara bersama-sama: a. Model Structural, yaitu hubungan nilai loading anatara variabel laten. b. Model Measurement, yaitu hubungan nilai loading antara indikator dengan variabel lainnya. Hair et.al 1998 dalam Ghozali 2007 mengungkapkan tahapan permodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 9 sembilan langkah yaitu: 1 Pengembangan model berdasar teori Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat atau hubungan yang kurang ketat. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel yang 62 diasumsikan terletak pada justifikasi pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis. 2 Menyusun diagram jalur dan persamaan struktural Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar model yaitu menghubungkan konstruk laten endogen atau eksogen dengan variabel indikator atau manifest. Ketika measurement model telah terspesifikasi, maka peneliti harus menentukan reliabilitas dari indikator. Reliabilitas indikator dapat dilakukan dengan dua cara a diestimasi secara empiris b dispesifikasi. Disamping menyusun model juga dapat dilakukan spesifikasi korelasi antara konstruk eksogen atau antara konstruk endogen sehingga dapat menggambarkan “Share” pengaruh antar konstruk. 3 Memilih jenis input matrik dan estimasi model yang diusulkan Model persamaan struktural berbeda dari teknis analisis multivariate lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukan dalam program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah menjadi matrik 63 kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung. Pemilihan jenis input matrik dan model dapat dilakukan dengan melihat pada hal-hal sebagai berikut: a Ukuran sampel Besarnya ukuran sampel memiliki peran penting dalam interpretasi hasil SEM. Ukuran sampel memberikan dasar untuk mengestimasi sampling eror. Dengan model estimasi menggunalan Maximum Likelihood ML minimum diperlukan sampel sejumlah 100. b Estimasi sodel Dalam langkah ini memungkinkan kita untuk menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi. 4 Menilai identifikasi model struktural Problem identifikasi adalah ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi: a Adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien b Ketidakmampuan program untuk invert information matrix c Nilai estimasi yang tidak mungkin, misalkan error varian negative 64 d Adanya nilai korelasi yang tinggi 0.90 antar koefisien estimasi. Jika diketahui ada problem identifikasi maka ada tiga hal yang harus dilihat: a Besarnya jumlah koefisien yang diestimasi relatif terhadap jumlah kovarian atau korelasi yang diindikasikan dengan nilai degree of freedom yang kecil b Digunakan pengaruh timbal-balik atau resiprokal antar konstruk model non-recursive atau c Kegagalan dalam menetapkan nilai tetap fix pada skala konstruk Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi problem identifikasi adalah menetapkan lebih banyak konstrain dalam model. 5 Menilai Kriteria Goodness-of-Fit Langkah yang harus dilakukan sebelum menilai kelayakan dari model struktural adalah menilai apakah data yang akan diolah memenuhi asumsi model persamaan struktural. Ada tiga asumsi dasar seperti halnya pada teknik multivariate yang lain yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan model persamaan struktural, yaitu: a Observasi data independen. b Responden diambil secara random. c Memiliki hubungan linear. 65 Disamping itu SEM sangat sensitif terhadap karakteristik distribusi data khususnya distribusi yang melanggar normalitas multivariate atau adanya kurtosis yang tinggi kemencengan distribusi dalam data. Untuk itu sebelum data diolah harus diuji dahulu ada tidaknya data outlier dan distribusi data harus normal multivariate. Setelah asumsi SEM dipenuhi langkah berikutnya adalah melihat ada tidaknya offending estimate yaitu estimasi koefisien baik dalam model struktural maupun model pengukuran yang nilainya diatas batas yang dapat diterima. Contoh dari sering terjadi offending estimate adalah: a Varian error yang negatif atau non significant error variance untuk suatu konstruk b Standardized coefficient yang mendekati 1.0 c Adanya standar error yang tinggi Jika terjadi offending estimate, maka peneliti harus menghilangkan hal ini terlebih dahulu sebelum melakukan penilaian kelayakan model. Setelah yakin tidak ada lagi offending estimate dalam model, maka peneliti siap melakukan penilaian overall model fit dengan berbagai kriteria penilaian model fit. Goodness of fit mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya matrik kovarian atau korelasi dengan prediksi dari 66 model yang diajukan proposed model. Ada tiga jenis ukuran Goodness-of-fit yaitu:

A. Absolut Fit Measures