32
penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Fokus penilaian kerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang.
Untuk mengendalikan kinerja agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan, perusahaan harus melakukan pengendalian
sebagai berikut: 1
Standar Standard Standard
mencerminkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. 2
Informasi Information Hasil nyata dan hasil yang direncanakan harus dibandingkan dengan
menggunakan informasi yang cukup dan dapat dipercaya. 3
Tindakan Korektif Corrective Action Tindakan korektif dimungkinkan melalui fungsi perorganisasian jika
manajer telah diserahkan wewenang untuk mengambil tindakan itu.
F. Auditor Internal
a. Pengertian Auditor Internal
Menurut Sawyer 2006, Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk
33
mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi.
Menurut Institute of Internal Auditor: “Internal audit adalah aktivitas independen yang
memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta
meningkatkan kegitan operasi organisasi.” Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai
tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan
manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.
Definisi Audit Internal mengacu pada IIAs Board of Director, June
1999 audit internal adalah aktivitas pengujian yang independen dan objektif serta memberikan jasa konsultasi untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki operasional perusahaan. Audit internal membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara sistematis
dan disiplin melalui evaluasi dan perbaikan keefektifan pengendalian, manajemen risiko, dan proses tata kelola yang baik, bersih dan
transparan. b.
Fungsi Auditor Internal Pengertian fungsi auditor internal menurut Sawyer 2006, yaitu:
“Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan
governance , dengan menggunakan pendekatan yang
sistemis, teratur dan menyeluruh.”
34
Secara lebih rinci fungsi auditor internal adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan assurance dan konsultasi Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi bagi
organisasi atau perusahaan. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis menghasilkan produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Fokus katalis adalah pada long-term values dari organisasi
2. Independen dan objektif
Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif.
3. Memberi nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi
organisasi Auditor internal diharapkan dapat membantu organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuannya 4.
Pendekatan yang sistemis dan teratur Auditor internal dalam melaksanakan tugasnya harus tepat pada
pokok permasalahan tidak bias. 5.
Pengelolaan risiko Auditor internal mempunyai fungsi dalam membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kostribusi terhadap peningkatan pengelolaan
risiko dan sistem pengendalian internal.
35
6. Pengendaliaan
Auditor internal memiliki fungsi internal dalam membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif
dengan cara mengevaluasi kecukupan efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian
intern secara berkesinambungan. 7.
Proses Governance Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam menilai dan
memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance
. c.
Kualitas Auditor Internal Menurut Hery fenomena audit internal, 2009 ada lima indikator
audit internal yaitu: 1.
Watchdog Watchdog
adalah peran tertua dari auditor internal. Peran watchdog mencakup pekerjaan menginspeksi, observasi, menghitung, cek
dan ricek, yang tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap hukum, peraturan, dan kebijakan organisasi. Proses audit yang
dilaksanakan adalah compliance audit, dengan fokus memeriksa adanya variasi atau penyimpangan dalam sistem internal kontrol
kesalahan, kealpaan atau kecurangan.
36
2. Kinerja Auditee
Hiro 1997 mengatakan bahwa jasa audit internal yang berkualitas akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit internal yang dilakukan dalam sebuah organisasi ternyata akan dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan.
3. Preventif
Audit internal yang dilakukan secara teratur dapat mencegah terjadinya suatu masalah, karena auditor internal dapat dengan
segera mengetahui dan mengatasi masalah serta sebab-sebabnya sebelum masalah tersebut menjadi berkelanjutan.
4. Konsultan Internal
Audit internal dapat dikatakan berkualitas jika dapat menempatkan posisinya bukan hanya sekedar sebagai pengawas saja, tetapi lebih
mengarah kepada seorang konsultan internal yang akan memberikan informasi yang strategis, akurat, tepat waktu, serta
dapat lebih diandalkan oleh manajemen bagi sebuah proses pengambilan keputusan maupun penetapan kebijakan.
5. Pengetahuan
Dengan semakin beratnya tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh auditor internal, maka mau tidak mau mengharuskan tim audit
internal untuk tidak hanya memiliki keahlian di bidang financial
37
accounting, cost accounting, auditing , perpajakan dan ilmu finance
saja tetapi juga diperlukan pengetahuan yang memadai dalam bidang lainnya seperti bidang EDP audit, hukum bisnis, akuntansi
internasional, marketing strategy, manajemen operasional, bahkan ilmu perancangan dan pengembangan produk.
6. Katalis
Peran katalis menempatkan auditor sebagai fasilitator dan agents of change
. Katalis adalah agen yang mendorong perubahan tanpa zat tersebut ikut berubah. Dengan peran ini auditor internal mendorong
karyawan untuk senantiasa responsif terhadap perkembangan lingkungan, terutama terhadap perubahan keinginan customer dan
terhadap perkembangan risiko yang dapat menggagalkan tujuan
bisnis.
d. Kompetisi Auditor Internal
Menurut Moeller dan Witt 1999:5-16 dalam Hariyanto 1998 kemahiran profesional yang harus diperoleh meliputi:
- Staffing
Mengacu pada persyaratan bahwa bagian audit internal harus memberikan jaminan mengenai keahlian dan latar belakang
pendidikan audit internal yang memadai, yang akan berperan sebagai audit internal dalam perusahaan.
38
- Knowledge, skill, and discipline
Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus mempunyai pengetahuan, keahlian dan disiplin yang tinggi yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawab auditnya. -
Supervision Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus menyediakan
jaminan bahwa audit internal harus diawasi sebagaimana mestinya. -
Compliance with standart of conduct Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus memenuhi
standar-standar pelaksanaan profesional dalam melakukan audit. -
Human relation and communication Mensyaratkan bahwa auditor internal harus terlatih dalam
berhubungan dengan pihak lain dan dalam melakukan komunikasi secara objektif.
- Continuing education
Mensyaratkan bahwa auditor internal harus memelihara kompetensi pekerjaan melalui pendidikan lanjutan.
- Due professional care
Mensyaratkan bahwa auditor internal harus melatih keahlian profesionalnya dengan berusaha mendapatkan pendidikan lanjutan
untuk melaksanakan audit internal.
39
e. Kedudukan Auditor Internal
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari internal auditor dalam struktur organisasi menurut Hariyanto 1998,
yaitu: 1.
Berada dibawah Dewan Komisaris Internal auditor bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. Ini
disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama
dapat diteliti oleh internal auditor. Auditor internal merupakan alat pengendali terhadap Perfomance manajemen yang dimonitor oleh
komisaris perusahaan, dengan demikian auditor internal mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi.
2. Berada dibawah Direktur Utama
Menurut sistem ini, auditor internal bertanggungjawab pada Direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai, mengingat
Direktur Utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laoran yang dibuat
auditor internal. 3.
Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan Bagian internal auditor bertanggungjawab sepenuhnya kepada
kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan
40
tersebut juga bertanggung jawab pada persoalan keuangan dan akuntansi.
Dibawah ini digambarkan kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Sumber: Hariyanto 1998
Gambar 2.1 Kedudukan Auditor Internal
Adapun ruang lingkup atau cakupan scope pekerjaan internal audit adalah seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang
finansial dan non finansial.
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Akuntansi Keuangan
Personalia Auditor Internal
Auditor Internal
Auditor Internal
Lainnya Produksi
Standard Budget Pembukuan
41
1. Audit Finansial
Merupakan jenis audit yang lebih berorintasi focus pada masalah keuangan. Sasaran audit keuangan adalah kewajaran atas laporan
keuangan yang telah disajikan manajemen. Pada saat ini orientasi internal auditor tidak pada masalah audit keuangan saja, namun
titik berat lebih difokuskan pada audit operasional di perusahaan. Hal tersebut disebabkan audit atas laporan keuangan perusahaan
telah dilakukan oleh eksternal auditor pada waktu audit umum general audit tahunan. General audit dapat dilakukan oleh KAP,
BPKP, serta BPK. 2.
Audit operasional Istilah lain dari audit operasional adalah audit manajemen
management audit atau audit kinerja performance auditing. Sasaran audit operasional adalah penilaian masalah efisiensi,
efektivitas dan ekonomis 3E. Pada saat ini ada kemudian hari, audit operasional sangat penting peranannya bagi organisasi usaha.
Bagi perusahaan yang penting dari hasil audit bukan semata-mata masalah kebenaran formal, tetapi manfaat untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Selain internal auditor, audit operasional juga dapat dilakukan oleh BPK dan BPKP.
3. Compliance Audit
Compliance audit atau audit ketaatankepatuhan adalah suatu audit
yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksanaan kegiatan telah
42
sesuai dengan ketentuanperaturan yang berlaku, yang dijadikan kriteria dalam compliance audit, yaitu:
- Peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh instansi
pemerintah atau BadanLembaga yang terkait. -
Kebijakan atau sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan Direksi.
Selain internal auditor, compliance audit juga dapat dilakukan oleh BPK dan BPKP, bagi perusahaan yang telah mendapatkan ISO dan
sejenisnya, compliance audit harus dilakukan dalam rangka mempertahankan sertifikasi yang telah diraih perusahaan tersebut.
4. Fraud Audit
Fraud audit atau audit kecurangandalam istilah lain audit
investigasi adalah audit yang bertujuan untuk mengungkap adanya kasus yang berindikasi KKN yang merugikan perusahaan dan
menguntungkan pribadi ataupun kelompok atau pihak ketiga. Adapun ruang lingkup audit internal mencakup pengujian dan
penilaian atas kelayakan dan efektivitas dari pengendalian internal perusahaan serta kualitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Moeller dan Witt 1999:5 dalam Hariyanto 1998, ruang lingkup auditor internal meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Reliabilitas dan integritas informasi
2. Menelaah sistem yang ada untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan-kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur,
43
hukum-hukum, dan peraturan-peraturan yang dapat mempengaruhi operasi dan laporan, serta dapat menentukan
apakah organisasi mematuhinya atau tidak. 3.
Menilai keekonomian dan keefisienan dari sumber-sumber yang digunakan.
4. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah
operasi dan program dilaksanakan sesuai rencana. 5.
Standar kerja ruang lingkup audit internal dalam penugasan. Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan
evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivitasan sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas
pelaksanan tanggung jawab Hiro,1997 dalam Hariyanto 1998, yang mengandung arti:
1. Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pemeriksaan apa
saja yang harus dilaksanakan. 2.
Tujuan peninjauan terhadap kecukupan suatu sistem pengendalian intern adalah menentukan apakah sistem yang
diterapkan telah memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dapat
dicapai secara ekonomis dan efisien. 3.
Tujuan peninjauan terhadap keefektivan pengendalian intern adalah memastikan apakah sistem tersebut berfungsi
sebagaimana yang diharapkan.
44
4. Tujuan peninjauan terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan
adalah memastikan apakah tujuan dan sasaran organisasi telah dicapai.
5. Tujuan utama pengendalian intern adalah meyakinkan:
a. Kendala reliabilitas dan integritas informasi.
b. Kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, rencana,
prosedur, dan ketentuan perundang-undangan. c.
Perlindungan terhadap harta organisasi. d.
Penggunaan daya yang ekonomis dan efisien. e.
Tercapai berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Pengendalian adalah berbagai tindakan yang dilakukan
manajemen untuk mempertinggi kemungkinan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran. Manajemen akan
merencanakan untuk menyusun dan mengatur pelaksanaan berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian
yang layak dan masuk akal bahwa berbagai tujuan dan sasaran organisasi dapat dipercaya. Karenanya,
pengendalian merupakan hasil dari perencanaan penyusunan dan pengaturan yang dilakukan secara tepat
oleh manajemen. 7.
Manajemen bertugas merencanakan, menyusun, dan mengatur sedemikian rupa untuk memberikan kepastian
45
yang layak dan masuk akal bahwa berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
8. Auditor internal harus menguji dan mengevaluasi berbagai
proses perencanaan penyusunan, dan pengaturan untuk menentukan apakah terdapat kepastian bahwa berbagai
tujuan dan sasaran dapat tercapai. Evaluasi terhadap seluruh proses tersebut akan menghasilkan berbagai informasi yang
dapat digabungkan untuk menilai sistem pengendalian intern secara keseluruhan.
G. Penelitian Terdahulu