dengan filter 0,45 µm dan diambil cairan supernatan. Selanjutnya ukur absobansi dengan Spektrofotometer UVVis pada panjang gelombang 260
nm dan 280 nm.
4.3.15. Analisis Ion
Ca
2+
dan K
+
Cox et.al., 2000
Untuk analisis ion-ion diukur dalam bentuk ion Ca
2+
dan K
+
yang keluar dari membran sel bakteri akibat perlakuan dengan ekstrak gambir.
Analisis kebocoran ion dilakukan pada supernatan bakteri yang dipersiapkan seperti pada pengukuran kebocoran protein dan asam nukleat.
Kebocoran dinyatakan dengan terukurnya ion-ion logam yang terdapat pada bakteri uji setelah dikontakkan dengan minyak atsiri pada perlakuan
1 KHM dan 2 KHM. Kebocoran ion Ca
2+
dan K
+
dideteksi dengan menggunkan Atomic Absorption Spectrophotometre AAS. Larutan sel
hasil kontak dengan ekstrak gambir diambil untuk diukur kandungan ion- ionnya.
4.3.16. Analisis Perubahan Morfologi Sel dengan SEM
Shi dan Xuhua, 2003
Suspensi sel dimasukkan dalam buffer 0,1 buffer fospat. Suspensi tersebut diberi perlakuan 1 KHM dan 2 KHM ekstrak gambir dan
diinkubasi selama 24 jam pada shaker 150 rpm suhu. Untuk kontrol suspensi sel dalam buffer fosfat tidak diberi ekstrak gambir. Pelet difiksasi
dengan glutaraldehid 2 selama 2 jam, lalu ditambah buffer cocodilate 0,2 M ph 7,2 selama 20 menit. Kemudian ditambah osmium tetraoksida 1
dalam buffer cocodilate dibiarkan dalam refrigerator selama 1 jam. Kemudian dikeringkan berturut-turut dengan alkohol 70 , alkohol 80
dan alkohol 96 masing-masing selama 10 menit. Pellet sel bakteri
ditambah butanol, dan dibuat suspensi. Satu ose suspensi diletakkan diatas potongan bujur sangkar cover slip yang telah direkatkan pada stub
alumunium dan dibekukan, kemudian dikeringkan dengan freeze drier selam 4 jam. Suspensi yang telah mengering di cover slip kemudian
dilapisi dengan emas melalui proses vakum 6-7 Pa selama 20 menit dan diamati dengan alat Scannin Electron Microscopy tipe JEOL 6300.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1. Hasil Identifikasi Urea pada Gambir
Hasil identifikasi urea menunjukkan baik pada serbuk maupun ekstrak gambir tidak teridentifikasi adanya urea karena tidak terbentuk
endapan putih 5.1.2.
Karakteristik Ekstrak
Hasil uji pemeriksaan karakteristik ekstrak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2. karakteristik ekstrak gambir Karakteristik
ekstrak Ekstrak air
Ekstrak etil asetat Persyaratan
Bentuk ekstrak Serbuk
Ekstrak kental -
Warna Coklat muda
Coklat kehitaman Coklat muda
Bau Lemah
Lemah Lemah
Rasa Pahit
Pahit Pahit
Kadar air 0,45
0,42 Tidak lebih dari
17 Kadar abu
0,18 0,17
Tidak lebih dari 4
Rendemen 48,175
35,7 -
MMI ed. V, 1989 ; Standar Nasional Indonesia SNI 01-3391-1994.
5.1.3. Penapisan Fitokimia
Hasil uji penapisan fitokimia menunjukkan baik pada serbuk maupun ekstrak gambir teridentifikasi adanya senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, dan kuinon. Hasil uji penapisan fitokimia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1. Hasil uji penapisan fitokimia
Jenis Pengujian Hasil Pengujian
Serbuk simplisia
Ekstrak air gambir Ekstrak etil asetat
gambir
Alkaloid +
+ +
Flavonoid +
+ +
Saponin +
+ +
Tanin +
+ +
Kuinon +
+ +
kumarin -
- -
5.1.4. Penentuan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Gambir
Penentuan uji potensiaktivitas ekstrak air dan ekstrak etil asetat gambir pada konsentrasi 80 mgml menghasilkan diameter hambat yang
lebih luas dibanding dengan konsentrasi 40 mgml seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.