Patogenesis dan Infeksi Inhibitor Fungsi Membran Sel Inhibitor Sintesis Protein Sel Inhibitor Sintesis Asam Nukleat

pertumbuhannya kurang subur jika ke dalamnya tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada pH 7,4-7,6, suhu optimum petumbuhan adalah 37 C, pertumbuhannya cepat berkurang pada 40 C Syahrurachman dkk., 1993.

d. Sifat pertumbuhan

Kuman berbentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai batang, tersusun berderet seperti rantai. Panjang rantai bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan. Rantai akan lebih panjang pada media cair dibanding pada media padat. Streptokokus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5-1 m. Dalam bentuk rantai yang khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptokokus patogen jika ditanam dalam perbenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau lebih. Syahrurachman dkk., 1993.

e. Patogenesis dan Infeksi

Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever , erisipelas, radang tenggorokan, febris puepuralis, rheumatic fever , dan bermacam-macam penyakit lainnya Syahrurachman dkk., 1993.

2.5. Antibakteri

Pengertian antibakteri secara umum adalah suatu komponen yang bersifat dapat menghambat pertumbuhan bakteriostatik atau membunuh bakterisidal, dan digunakan untuk kepentingan pengobatan infeksi pada manusia dan hewan Ganiswara dkk, 1995

2.5.1. Aktivitas Antibakteri

Obat yang digunakan untuk membasmi bakteri penyebab penyakit infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif, yaitu toksik untuk bakteri, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Berdasarkan sifat ini,maka aktivitas bakteri dibedakan menjadi dua yaitu bacteriostatic dan bactericid. Aktivitas bacteriostatic, dimana antibakteri tersebut berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jika bahan antibakteri dihilangkan maka perkembangbiakan bakteri berjalan seperti semula. Sebagai contoh adalah Sulfonamid, kloramfenikol, dan tetrasikiklin. Aktivitas bactericidal, dimana antibakteri digunakan untuk membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup. Daya bakterisidal berbeda dengan bakteriostatik karena prosesnya berjalan searah, yaitu bateri yang telah mati tidak dapat dibiakkan kembali meskipun bahan bakterisidal dihilangkan. Sebagai contoh Sefalosforin, Rifampisin, Aminoglikosid, Isoniazid, dan Kotrimoksazol Lay dan Hastowo, 1992.

2.5.2. Mekanisme Kerja Antibakteri a.

Inhibitor Sintesis Dinding Sel Kerusakan dinding sel atau penghambatan pada pembentukannya dapat menyebabkan sel menjadi lisis. misalnya betalaktam, vankomisin. Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yang merupakan kompleks mukopeptida glikopeptida. Perbedaan struktur sel antara bakteri dan eukariot menguntungkan bagi penggunaan bahan antimikroba. Penisilin merupakan contoh klasik. Antibiotik ini menyebabkan penghambatan pada pembentukan ikatan sebrang silang. Pada konsentrasi rendah, Penisilin menghambat pembentukan ikatan glikosida, sehingga pembentukan dinding sel baru akan terganggu dapat dilihat dari bakteri dengan bentuk sel yang panjang tanpa dinding sekat. Pada konsentrasi tinggi, ikatan sebrang silang terganggu dan pembentukan dinding sel terhenti. Kepekaan bakteri tehadap Penisilin tergantung pada kemampuan mikroorganisme menghasilkan enzim beta-laktamase enzim ini dapat merusak daya kerjanya Ganiswara dkk, 1995

b. Inhibitor Fungsi Membran Sel

Membran sel bakteri dapat dirusak oleh beberapa zat tertentu tanpa merusak sel inang. Akibat daya kerja zat ini akan terjadi perusakan membran sehingga isi sel akan keluar. Antibakteri ini berdaya kerja terhadap sel baik yang sedang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Misalnya Polymixin dan polyene dan antiseptik golongan surface active agent. Antibakteri golongan ini dapat merubah tegangan permukaan sehingga akan merusak permeabilitas selektif dari membran sel bakteri. Kerusakan membran sel akan mengakibatkan keluarnya berbagai komponen penting dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat dll Ganiswara dkk, 1995.

c. Inhibitor Sintesis Protein Sel

Beberapa antibiotik menghambat sintesis protein pada bakteri. Sebagai contoh adalah tetrasiklin, klindamisin, kloramfenikol merupakan penghambat sintesis protein pada manusia. Bakteri memiliki ribosom dengan 70S, sedangkan manusia 80S. Unit ribosom pada bakteri adalah 50S dan 30S. Kloramfenikol mengikat ribosom 50S, sehingga tidak dapat berfungsi. Antibiotik ini bersifat bakteriostatik, pertumbuhan bakteri dimulai kembali bila tidak ada antibiotik ini. Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotik yang berasal dari streptomyces. Aminoglikosida bekerja dengan menghambat sintesis protein melalui perusakan polisom. Kelompok ini akan terikat pada 30S, sehingga terjadi gangguan pembacaan sandi dari mRNA. Sebagai akibat kesalahan pengaturan asam amino dan terjadilah protein yang tidak berfungsi disebabkan penghambatan pembentukan rantai peptida Ganiswara dkk, 1995.

d. Inhibitor Sintesis Asam Nukleat

Antibakteri yang tergolong kelompok ini adalah golongan kuinolon dan rifampin. Dalam hal ini, derivat rifampin akan berikatan dengan enzim polimerase-RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA oleh enzim tersebut. Sementara asam nalidiksat bekerja dengan menggaggu sintesis DNA Lay dan Hastowo, 1992

e. Inhibitor Metabolisme Sel Bakteri

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Beberapa Fraksi Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Dan Pseudomonas aeruginosa

17 99 87

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Aktivitas dan Mekanisme Penghambatan Antibakteri Ekstrak Air Campuran Daun Sirih (Piper Betle L.) Dan Gambir (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb.), Terhadap Beberapa Bakteri Gram Positif

5 32 82

Aktivitas antibakteri ekstrak kasar flavonoid daun gambir (Uncaria gambir Roxb)

0 8 59

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK AIR DARI GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) Pengaruh Penambahan Ekstrak Air Dari Gambir (Uncaria Gambir Roxb) Terhadap Sifat Kimia Air Kelapa Selama Penyimpanan Suhu Kamar.

0 0 18

Pengaruh Penggunaan Pelarut Etanol Dan Etil Asetat Pada Ekstraksi Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Terhadap Aktivitas Antibakteri Patogen Pangan.

0 0 6

KONSENTRASI HAMBAT KATEKIN EKSTRAK GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Streptococcus mutans.

0 0 4

Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) sebagai Antihiperlipidemia

0 0 10

UJI SIFAT FISIS GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DALAM BASIS KARBOPOL DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus

0 0 17