dan  ditara,  lalu  ekstrak  diratakan.  Dipijarkan    perlahan-lahan  hingga arang  habis,  didinginkan,  ditimbang.  Jika  arang  tidak  dapat  hilang,
ditambahkan  air  panas,  disaring  dengan  menggunakan  kertas  saring bebas  abu.  Dipijarkan  sisa  abu  dan  kertas  saring  dalam  krus  yang
sama.  Filtrat  dimasukkan  ke  dalam  krus,  diuapkan,  dipijarkan  hingga bobot tetap, ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap berat ekstrak dan
dinyatakan dalam  bb  Depkes RI, 2000.
4.3.3. Uji Penapisan Fitokimia
Selain  determinasi  dilakukan  uji  penapisan  fitokimia. Penapisan  fitokimia  dilakukan  untuk  mengidentifikasi  golongan  senyawa
alkaloid,  flavanoid,  saponin,  tanin,  dan  kuinon  yang  terkandung  dalam simplisia. Uji fitokimia dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Farmasi
UIN Jakarta. 1.
Identifikasi Golongan Alkaloid 2  gram  material  simplisia    yang  telah  bersih  dan  dipotong-
potong  dimasukan  kedalam  mortar  dan  ditambah  kloroform secukupnya  dan  pasir  bersih,  kemudian  digerus.  Ditambah  10    ml
kloroform amoniak kemudian diaduk rata. Campuran disaring kedalam tabung  reaksi  dengan  cara  diperas  menggunakan  kain  kassa  untuk
memindahkan  ekstrak.  Kemudian  ditambah  0,5  mL  1  M  asam  sulfat dan di kocok, dibiarkan beberapa saat. Dipipet lapisan atas yang jernih
kedalam  2  tabung  reaksi  kecil.  Salah  satunya  diberikan  pereaksi Dragendorff’s  dan  tabung  lainnya  pereaksi  Meyer’s  2-3  tetes.  Reaksi
positif  apabila  menunjukkan  endapan  kuning  jingga  dragendorff’s dan endapan putih Meyer’s
2. Identifikasi Golongan Flavonoid
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia ditambah 100 mL air panas, didihkan selama  5 menit, saring dengan kertas saring, diperoleh filtrat
yang  akan  digunakan  sebagai  larutan  percobaan.  Kedalam  5  mL larutan  dalam  tabung  reaksi,  ditambahkan  serbuk  atau  lempeng
magnesium  secukupnya  dan  1  mL  HCl  pekat,  tambahkan  5  mL amilalkohol, dikocok dengan kuat, biarkan hingga memisah, terbentuk
warna  dalam  larutan  amilalkohol  menunjukkan  adanya  senyawa flavonoid.
3. Identifikasi Golongan Saponin
Sebanyak  10  mL  larutan  percobaan  yang  diperoleh  dari percobaan  2  identifikasi  flavonoid,  dimasukkan  ke  dalam  tabung
reaksi  dan  dikocok  secara  vertikal  selama  10  detik,  kemudian dibiarkan  selama  10  menit,  terbentuk  busa  yang  stabil  dalam  tabung,
reaksi menunjukkan adanya saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1 encer busa tetap stabil.
4. Identifikasi Golongan Tanin
Sebanyak  5  mL  larutan  percobaan  yang  diperoleh  dari percobaan  2  identifikasi  flavonoid,  dimasukkan  kedalam  tabung
reaksi dan ditambahkan larutan ferri III klorida 1, terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan
tanin.
5. Identifikasi Golongan Kuinon
Diambil  5  mL  larutan  percobaan  identifikasi  golongan flavonoid,  dimasukkan  kedalam  tabung  reaksi,  ditambahkan  beberapa
tetes larutan NaOH 1 N, terbentuk warna merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon.
6. Identifikasi Golongan Kumarin
2 gram simplisia dimasukkan dalam tabung reaksi volume 20 mL  ditambahkan  10  mL  pelarut  etil  asetat  dan  pasang  corong  yang
diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan dengan air pada mulut tabung,  dipanaskan  selama  20  menit  diatas  penangas  air  dan
didinginkan, disaring dengan kertas saring, filtrat diuapkan pada cawan penguap  sampai  kering,  sisa  ditambahkan  air  panas  sebanyak  10  mL,
didinginkan, larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5  mL  larutan  ammonia  NH
4
OH  10,  amati  dibawah  sinar  lampu ultraviolet  pada  panjang  gelombang  365  nm,  maka  terjadi  fluoresensi
warna  biru  atau  hijau,  menunjukkan  adanya  golongan  kumarin Fransworth,1969.
4.3.4. Pembuatan Ekstrak Air Gambir