Pembuatan Kurva Tumbuh Bakteri

4.3.9. Pembuatan Suspensi Bakteri

Biakan bakteri yang telah diremajakan selama 24 jam di atas diambil dengan jarum ose 5 koloni kemudian disuspensikan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml medium MHB. Kemudian di encerkan sampai diperoleh konsentrasi 10 9 sel bakteriml. suspense ini yang akan digunakan dalam pengujian.

4.3.10. Pembuatan Kurva Tumbuh Bakteri

Kultur stok bakteri diinokulasi pada medium NA miring untuk diremajakan. Bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam, kultur ini disebut kultur kerja. Sejumlah ose bakteri diambil dari kultur kerja tersebut dan diinokulasikan ke dalam 30 ml medium NB, dikocok dalam shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm pada suhu 37 C selama 24 jam. Sepuluh ml dari kultur bakteri tersebut diinokulasikan ke dalam 90 ml medium NB lalu dikocok dalam shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm pada suhu 37 C. Selama pengocokan, dilakukan pengukuran absorbansi dan jumlah sel bakteri. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 600 nm. Sedangkan pengukuran jumlah sel dilakukan dengan menggunakan metode Total Plate Count TPC, yaitu dengan membuat satu seri pengenceran dimana 1 ml kultur bakteri dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl fisiologis 0,9 lalu dikocok dengan vortex. Suspense ini disebut pengenceran 10 -1 . Sebanyak 1 ml dari suspensi pengenceran 10 -1 diambil dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl fisiologis lalu dikocok dengan vortex. Suspensi ini disebut pengenceran 10 -2 . Pengenceran terus dilakukan sampai pada pengenceran 10 -7 . Tiga pengenceran terakhir diambil masing-masing 0,1 ml dan diinokulasikan pada plat agar yang berbeda. Suspensi inokulum tersebut disebarkan pada permukaan plat agar dengan menggunakan batang gelas L sampai merata. Plat agar diinkubasi pada temperatur 37 o C selama 24 jam, lalu dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Kurva standar bakteri diperoleh dari pengukuran absorbansi dan jumlah sel tersebut dengan absorbansi sebagai x dan jumlah selml sebagai y. Sedangkan kurva tumbuh bakteri diperoleh dengan menerjemahkan kurva standar yaitu waktu sebagai x dan log jumlah selml sebagai y sehingga dapat diketahui waktu tercapainya umur aktif fase midlog dari bakteri uji.

4.3.11. Pembuatan Larutan Uji

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Beberapa Fraksi Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Dan Pseudomonas aeruginosa

17 99 87

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Aktivitas dan Mekanisme Penghambatan Antibakteri Ekstrak Air Campuran Daun Sirih (Piper Betle L.) Dan Gambir (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb.), Terhadap Beberapa Bakteri Gram Positif

5 32 82

Aktivitas antibakteri ekstrak kasar flavonoid daun gambir (Uncaria gambir Roxb)

0 8 59

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK AIR DARI GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) Pengaruh Penambahan Ekstrak Air Dari Gambir (Uncaria Gambir Roxb) Terhadap Sifat Kimia Air Kelapa Selama Penyimpanan Suhu Kamar.

0 0 18

Pengaruh Penggunaan Pelarut Etanol Dan Etil Asetat Pada Ekstraksi Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Terhadap Aktivitas Antibakteri Patogen Pangan.

0 0 6

KONSENTRASI HAMBAT KATEKIN EKSTRAK GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Streptococcus mutans.

0 0 4

Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) sebagai Antihiperlipidemia

0 0 10

UJI SIFAT FISIS GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DALAM BASIS KARBOPOL DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus

0 0 17