yakni penutup yang meliputi kesimpulan, dan saran-saran.

9          Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. QS. Ar-ruum : 21 13 Sementara itu, dalil yang meyatakan bahwa nikah adalah sunnah Nabi SAW adalah sebagai berikut: Artinya : Maka barangsiapa membenci sunnahku, maka bukan termasuk golonganku. ” Muttafaq alaih. 14

2. Pernikahan Beda Agama dalam Islam

Yang dimaksud dengan pernikahan beda agama adalah pernikahan orang Islam priawanita dengan orang yang bukan Islam priawanita. Mengenai masalah ini, Islam membedakan hukumnya sebagai berikut: a. Pernikahan antara seorang laki-laki muslim dengan wanita musyrik. Menurut Nahdlatul Ulama haram hukumnya sebuah pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita kafir yang bukan murni ahli kitab, seperti wanita penyembah berhala, Majusyi, atau salah satu dari kedua orang tuanya adalah orang kafir. 15 NU mendasarkan pada firman Allah swt Al-Baqarah ayat 221 sebagai berikut: 13 Depag RI, A l - Qu r ’ a n d a n Te r j e ma h n y a , Surabaya : Mahkota, 1989, hlm. 120. 14 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, S h a h i h a l - B u k h a r i , Penerbit Sulaiman Mar’i, tt, hlm. 273. 15 Imam Ghazali Dan A. Ma.ruf Asrori eds, Ahkamul Fuqoha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Surabaya: Diantama, 2004, hlm. 435. 10                                              Artinya : Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mumin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-o rang musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mumin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayatayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. 16 Namun terdapat perberdaan pendapat di antara para ulama yakni tentang siapa musyrikah yang haram dinikahi sebagaimana maksud ayat di atas? Menurut Ibnu Jarir at-Thabari, bahwa musyrikah yang dilarang dinikahi adalah musyrikah dari bangsa Arab saja, karena bangsa Arab pada waktu turunnya Alquran memang tidak mengenal kitab suci dan mereka menyembah berhala. Maka menurut pendapat ini, seorang laki-laki muslim boleh menikah dengan wanita musyrikah dari non Arab, seperti wanita Cina, India, dan Jepang yang diduga mempunyai kitab suci atau serupa kitab suci. Muhammad Abduh juga sependapat dengan ini. 17 Tetapi mayoritas ulama berpendapat bahwa semua musyrikah baik dari bangsa Arab maupun non-Arab selain Ahlu kitab tidak boleh dinikahi. Menurut 16 Depag RI, O p . Ci t . , hlm. 53-54. 17 Rasyid Ridla, Ta f s i r Al - M a n a r , Vol. VI, Cairo, Dar al-manar, 1367 H, hlm. 187-190, sebagaimana dikutip Masyfu Zuhdi, hlm. 4.