44 Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tentang
pentingnya kualitas agama calon istri yang dapat membawa pada keberuntungan dan keselamatan.
46
Adapun kaidah ushuliyah yang dipakai adalah sadz adzriah. Hasbi as- Shiddiqy mendefinisikan bahwa sadz adz-dzariah adalah mencegah sesuatu yang
menjadi jalan kerusakan untuk menolak kerusakan atau menyumbat jalan yang menyampaikan seseorang kepada kerusakan.
47
Sedangkan kaidah fiqhiyyah yang digunakan adalah darul mafasid muqaddamun ala jalbil mashalih.
46
Lihat: Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sh ah i h al - B u kha ri , Penerbit Sulaiman Mar’i, tt, hlm. 243.
47
Hasbi As-Syiddiqi, Peng an t ar Hu ku m I s l am, Semarang: Rizki Putra, 1997, hlm. 220.
45
BAB IV RESPON PARA PEMUKA AGAMA TERHADAP FATWA MAJELIS
ULAMA INDONESIA MUI TENTANG NIKAH BEDA AGAMA
A. Respon Pemuka Agama Islam Terhadap Fatwa MUI Tentang Nikah Beda Agama
Yang dengan Pernikahan Beda Agama adalah Pernikahan orang Islam priawanita dengan orang yang bukan Islam priawanita. Ada beberapa
perbedaan hukum mengenai masalah ini: a. Pernikahan antara seorang laki-laki Muslim dengan wanita Musyrik dan
sebaliknya. Para ulama bersepakat bahwa pernikahan seorang laki-laki Muslim dengan
wanita Musyrik adalah tidak boleh hukumnya hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:
Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-
46 perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
48
Dr. Hasan Luthfy At Tamimy
49
mengatakan sebagaimana dikutif dari kitab al-um karangan imam Syafi’I beliau mengatakan bahwa pernikahan seorang laki-
laki Muslim dengan wanita Musyrik adalah haram hukumnya. Yang dimaksud wanita musyrik disini adalah para penyembah berhala.
b. Pernikahan antara seorang pria Muslim dengan wanita Ahlu Kitab Pernikahan semacam inilah yang sering menjadi perdebatan baik di
kalangan para ulama maupun para cendikiawan Muslim. Yang menjadi permasalah adalah ahlu kitab yang seperti apa? Dan apakah masih ada ahlu kitab
di jaman sekarang ini?. Ahlu kitab sebagaimana yang dimaksud oleh Nahdlatul Ulama adalah
orang-orang yang mempercayai kitab Taurat dan Injil, dan bukan kitab-kitab lain sebelumnya, seperti kitab Nabi Syist, Idris dan Ibrahim. Karena, menurut
Nahdlatul Ulama kitab-kitab tersebut tidak diturunkan secara sistematik. Artinya, para nabi tersebut hanya diberi wahyu tentang pengertian-pengertiannya saja, atau
karena kitab-kitab tersebut hanya memuat hikmah dan nasehat-nasehat, dan tidak memuat hukum-hukum syari’at.
50
Yang menjadi permasalah sekarang adalah apakah ahlu kitab masih exist dijaman sekarang ini?. Dr. Hasan Luthfy At Tamimy berpendapat bahwa ahlu
kitab masih ada sampai sekarang. Beliau mengartikan ahlu kitab sekarang ini sebagai seorang yang masih mempercayai bahwa kitab yang mereka miliki adalah
adalah dari Tuhan mereka. Beliau juga mengistilahkan Kristen Koptik sebagai
48
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Mahkota, 1989, hlm. 53-54.
49
Beliau adalah Lektor Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Imam Syafi’I Jakarta
50
http:www.nu.or.id
47 ahlu kitab dan dia bisa dinikahi.
c. Pernikahan antara seorang wanita Muslim dengan pria non-Muslim Pernikahan antara seorang wanita Muslim dengan pria non-Muslim baik
musyrik maupun ahlu kitab para ulama telah bersepakat bahwa pernikahan semacam ini adalah dilarang. Alasan pelarangan ini didasarkan pada:
…….
......... Artinya: “…..sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang Musyrik,
walaupun dia menarik hatimu…..” Ada juga alasan lain yang melarang pernikahan semacam ini yaitu tentang
stigma yang berkembang dimasyarakat jika pernikahan semacam ini diperbolehkan dikhawatirkan sang istri akan terpengaruh dan terperdaya sehingga
berpindah keyakinan.
B. Respon Pemuka Agama Protestan Terhadap Fatwa MUI Tentang Nikah Beda Agama
Bagi Protestan pernikahan adalah suatu persekutuan hidup yang meliputi keseluruhan hidup yang menghendaki laki-laki dan perempuan yang telah kawin
yang berbeda menjadi satu dalam kasih Tuhan. Walau dikatakan agama Protestan tidak melarang umatnya menikah
dengan orang yang bukan Protestan, akan tetapi tetap saja pada prinsipnya Protestan menghendaki perkawinan yang seagama. Hal ini dapat diakui dari
pandangan al-Kitab bahwa tujuan utama dari perkawinan adalah kebahagiaan.