33 33. Prof. Dr. Hj. Aisyah Girindra
Anggota 34. Prof. Dr. H. Muslimin Nasution
Anggota 35. Prof . Dr. H. Roem Rowi
Anggota 36. KH. Dr. Maghtur Usman
Anggota 37. Prof. Dr. H. Salim Bajerei
Anggota 38. Prof. Dr. H. Sutarmadi
Anggota 39. Dr. H. Sulastomo, MPH
Anggota 40. Drs. H. Abdurrahman
Anggota 41. H. Yos Sutomo
Anggota 42. Drs. H. Zaidan Djauhari
Anggota 43. Geys Ammar, SH
Anggota 44. KH. Tb. Fadhlul’Azmi
Anggota 45. Dr. H. Deding Ishak, SH, MH.
Anggota Sekretaris ex officio
: Drs. H. M. Ichwan Sam Wakil Sekretaris
: Drs. H. Irfan, SH, MPd
II. Dewan Pimpinan Harian
Ketua Umum : Dr. KH. M.A. Sahal Mahfudh
Wakil Ketua Umum : Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin
Ketua : Prof. Dr. H. Umar Shihab
Ketua : Prof. Drs. KH. Asmuni Abdurrahman
Ketua : KH. Ma’ruf Amin
Ketua : Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasi, MA
34 Ketua
: Drs. H. A. Nazri Adlani Ketua
: Drs. H. Amidhan Ketua
: Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, MA Ketua
: KH. A. Cholil Ridwan, Lc. Ketua
: Prof. Dr. Hj. Khuzaemah T. Yanggo Ketua
: Dr. Hj. Tuty Alawiyah Ketua
: Prof. Dr. H. Amir Syarifudin
Sekretaris Umum : Drs. H. M. Ichwan Sam
Sekretaris : Dr. H. Amrullah Ahmad, S.Fil.
Sekretaris : Dr. H. Anwar Abbas, MM
Sekretaris : Drs. H. Zainut Tauhid Saadi
Sekretaris : Dra. Hj. Welya Safitri, M.Si.
Bendahara Umum :
Bendahara : Dra. Hj. Juniwati T. Masjchun Sofyan
Bendahara : Dr. H. Fahmi Darmawansyah, MM
Bendahara : Drs. H. Achmad Djunaedi
Nukilan Lampiran:
Surat Keputusan Dewan Pimpinan Majlis Ulama Indonesia MUI No.Kep- 35MUI2010 tentang Susunan Pengurus Antar Waktu Dewan Pimpinan, Anggota
Pleno dan Komisi –Komisi MUI Masa Bakti 2009 – 2010.
35
Komisi Fatwa
Penasehat : K.H. Ma’ruf Amin
Ketua : Dr. H.M. Anwar Ibrahim
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
Wakil Ketua : Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA
Wakil Ketua : Dr. H. Masyhuri Na’im, MA
Wakil Ketua : Prof . Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA
Sekretaris : Dr. H. Hasanuddin, M.Ag
Wakil Sekretaris : Drs. H.M. Aminuddin Yakub, MA
Wakil Sekretaris : Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA
Wakil Sekretaris : Drs. H. Sholahuddin al-Aiyubi, M.Si
Anggota : . Drs. K.H. Hafiz Usman
. Drs. K.H. Ghazalie Masroerie . K.H. Tb. Hasan Basri
. Drs. K.H. Saifuddin Amsir . Prof. Dr. K.H. Muslim Nasution, MA
. Prof. Drs. H.M. Nahar Nahrawi, SH, MM . Drs.H. Asnawi Latief
. Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA . Dr. K.H. A. Munif Suratmaputra, MA
. Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA . Dra. Hj. Maria Ulfa MA
36 . Drs. H. Zafrullah Salim, SH, M.Hum
. Drs. H. Ali Zardjas, SH . Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA
. H. Mas’adi Sulthoni, MA . H. Nurul Iman, MA
. Prof. Dr. H. Syamsul Anwar . K.H. Ahmad Suhaili
. K.H. Yakub Lubis . Dra. Hj. Muslimah Syukri, MA
. Dr. Hj. Isnawati Rais, MA . Dr. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, MA
. K.H. Muhammad Sofwan Kosasih . H. Abdul Wahhab Abd. Muhaimin, Lc, MA
. Drs. H. Sopa, MA . Dr. H. Muchlis Hanafi, MA
. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, MA . Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng
. K.H. Abdul Manan, MM . Dr. H. Setiawan Budi Utomo, Lc
Ditetapkan : Jakarta, 13 jumadil Awal 1428 H 30 Mei 2007 M
37
B. Fatwa MUI Nomor: 4Munas VIIMUI82005 Tentang Perkawinan Beda Agama
44
Dalam MUNAS MUI yang ke VII pada Tahun 2005 di Jakarta, MUI mengeluarkan 11 fatwa MUI yang salah satunya adalah fatwa tentang pernikahan
beda agama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dikutip seutuhnya keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 4Munas VIIMUI82005 Tentang
Pernikahan Beda Agama. Majelis ulama Indonesia MUI, dalam Musyarah Nasional MUI VII pada
tanggal 19-22 Jumadil Akhir 1426 H. 26-29 Juli 2005M., setelah: Menimbang:
a. Bahwa belakangan ini disinyalir banyak terjadi pernikahan beda agama. b. Bahwa pernikahan beda agama ini bukan saja mengundang perdebatan di
antara sesama umat Islam, akan tetapi juga sering mengudang keresahan di tengah-tengah masyarakat.
c. Bahwa di tengah-tengah masyarakat telah muncul pemikiran yang membenarkan pernikahan beda agama dengan dalih hak asasi manusia dan
kemaslahatan d. Bahwa untuk mewujudkan dan memelihara ketentaraman kehidupan
berumah tangga, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pernikahan beda agama untuk dijadikan pedoman.
Mengingat : 1. Firman Allah dalam QS. Al-Nisa’ 4:
44
KH. Maruf Amin, DKK, Op. Cit, hlm. 472-477.
38
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap hak-hak
perempuan yang
yatim bilamana
kamu mengawininya, Maka kawinilah wanita-wanita lain yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka kawinilah seorang saja,
atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
2. Firman Allah dalam QS. Ar-Rum 21
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
3. Firman Allah dalam QS. Al-Tahrim 6
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan .
4. Firman Allah dalam QS. Al-Maidah 5
39
Artinya : Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal bagi mereka. wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang- orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak menjadikannya
gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk
orang-orang merugi.
5. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 221
Artinya : Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mumin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mumin lebih baik dari orang musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-
Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran .
6. Firman Allah dalam QS. Al-Mumtahanah 10