faktor yang memperkuat masyarakat untuk berperilaku sehat, yang dalam penelitian ini adalah tindakan pemberantasan malaria yang baik.
Salah satu faktor penguat reinforcing factors agar terjadi perilaku pemberantasan malaria yang baik adalah upaya petugas kesehatan seperti, penyuluhan
penyebarluasan informasi atau pesan-pesan kesehatan, pembagian kelambu dan juga berperilaku contoh di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak pernah melakukan penyuluhan tentang pemberantasan malaria. Menurut peneliti bahwa intensitas pelaksanaan
penyuluhan mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku masyarakat karena penyuluhanpenyebarluasan informasi dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah
sikap masyarakat tentang pemberantasan malaria sehingga mendukung terjadinya tindakan pemberantasan malaria.
Peningkatan kemampuan komunikasi petugas sangat penting sehingga petugas tersebut mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat dalam setiap
kesempatan. Disamping itu advokasi kepada pemerintah daerah dan pimpinan lintas sektor terkait perlu segera dilakukan agar dapat mewujudkan peran aktif mereka secara
konkrit dalam penanggulangan malaria.
5.2. Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Tindakan Masyarakat Dalam
Pemberantasan Malaria di Kecamatan Tanjung Balai
Analisa multivariat dilakukan setelah melakukan analisa bivariat, variabel- variabel yang mempunyai p value 0,25 diikutkan dalam analisa multivariat. Variabel
yang mempunyai p value 0,25 ada 6 variabel yaitu variabel tingkat pendidikan ,
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008
tingkat penghasilan, pengetahuan, sikap, dukungan sarana pelayanan kesehatan dan upaya petugas kesehatan.
Hasil analisa multivariat dengan menggunakan regresi logistik disimpulkan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi tindakan masyarakat kurang baik dalam
pemberantasan malaria di Kecamatan Tanjung Balai adalah tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan pengetahuan dan dari hasil analisis penelitian ini yang mempunyai
pengaruh paling signifikan terhadap tindakan masyarakat dalam pemberantasan malaria adalah pengetahuan responden . Hasil penelitian ini sejalan dengam hasil penelitian
Ismoyowati 1999 di NTT yang melaporkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria adalah variabel
pengetahuan. Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit malaria, faktor- faktor tersebut berbeda-beda disetiap wilayah atau daerah, sedangkan di Kecamatan
Tanjung Balai faktor yang paling berpengaruh adalah tingkat pendidikan, pengetahuan dan tingkat penghasilan. Ketiga variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang
mempermudah predisposing terjadinya perilaku nyata tindakan masyarakat. Menurut peneliti bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang rendah memperkecil peluang untuk
mendapatkan pekerjaan yang mampu memberikan penghasilan yang cukup, dimana dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden bekerja sebagai nelayanburuh,
kondisi ini menyebabkan mereka sulit memenuhi kebutuhan pokoknya, hal ini bermakna bahwa kebutuhan-kebutuhan lainnya termasuk kebutuhan bidang kesehatan
juga tidak dapat terpenuhi dan tidak menjadi perhatian utama bagi masyarakat, seperti penggunaan obat anti nyamuk, pemasangan kasa nyamuk dan berobat ke sarana
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008
kesehatan pada waktu sakit, tidak akan menjadi perhatian utama bagi masyarakat apabila kebutuhan pangan sulit terpenuhi. Dimana hasil penelitian menggambarkan
bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Tanjung Balai mempunyai tingkat pendidikan yang rendah 74,2, bekerja sebagai nelayanburuh nelayan yaitu sebesar 76,26.
Tingkat pendidikan responden yang mayoritas adalah tamat SD sehingga daya pikir dan daya cerna tentang suatu masalah rendah yang pada akhirnya menyebabkan
kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang upaya-upaya pemberantasan malaria. Kondisi ini mengakibatkan buruknya tindakan perilaku nyata masyarakat dalam upaya
pemberantasan malaria. Rencana intervensi sebaiknya lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan
masyarakat. Berkaitan dengan peningkatan pengetahuan penting sekali mempertimbangkan faktor-faktor kepercayaan, sejarah dan tradisi masyarakat setempat.
Untuk Kecamatan Tanjung Balai kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan seperti wiridpengajian dapat digunakan sebagai wadah penyebarluasan informasi tentang
pemberantasan malaria dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan bekerjasama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader kesehatan. Selain itu dapat juga
dimanfaatkan media komunikasi atau media hiburan yang disukai masyarakat seperti radio lokal atau wahana pertemuantempat berkumpul masyarakat pada saat perayaan
hari besar maupun pesta pernikahan dan lain-lain patut dipertimbangkan sarana penyampaian pesan yang efektif mengingat bahwa kondisi tingkat pendidikan
masyarakat yang rendah.
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008
5.3. Keterbatasan Penelitian