Hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,021, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara upaya petugas kesehatan dengan tindakan
pemberantasan malaria.
4.4.3. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Analisa multivariat bertujuan untuk menentukan determinan tindakan masyarakat. Dengan menggunakan uji regresi logistik dilakukan uji bivariat antara
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen, hasil uji dengan p value 0,25 diikutkan dalam analisa multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Logistik Untuk Identifikasi Variabel Independen yang
Paling Berpengaruh Terhadap Tindakan Pemberantasan Malaria No Variabel
B Wald
p value
Exp B 95 Cl
1. Tingkat pendidikan
1,318 10,239 0,001 3,738 1,667 - 8,382
2. Tingkat penghasilan
1,193 8,329 0,004 3,296 1,466 - 7,410
3. Pengetahuan
1,581 14,202 0,000 4,858 2,135 -11,051
4. Constant -6,251 50,698
0,000 0,002 Variabel-variabel yang dimasukkan dalam uji regresi logistik adalah tingkat
pendidikan, tingkat penghasilan, pengetahuan, sikap, dukungan sarana pelayanan kesehatan dan upaya petugas kesehatan. Pada tabel 4.16 dapat dilihat hasil uji regresi
logistik dengan mengeluarkan variabel-variabel dengan p value 0,05 secara bertahap, maka diperoleh faktor yang dominan mempengaruhi tindakan masyarakat dalam
pemberantasan malaria yaitu faktor tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan pengetahuan dengan p value masing-masing adalah 0,001 ; 0,004 ; 0,000 0,05
artinya faktor pengetahuan, tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan merupakan
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008
faktor yang dominan mempengaruhi tindakan masyarakat dalam pemberantasan malaria di Kecamatan Tanjung Balai. Dan dari ketiga faktor yang dominan tersebut, faktor
pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi tindakan masyarakat dalam pemberantasan malaria.
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Determinan Tindakan Masyarakat dalam Pemberantasan Malaria 5.1.1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Pemberantasan Malaria
Mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu 132 orang. Hasil Chi Square Test menunjukkan p value = 0,000, berarti ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan responden dengan tindakan yang dilakukan dalam upaya pemberantasan malaria.
Tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mencerna dan memahami suatu masalah, selanjutnya pemahaman akan masalah bisa membentuk
sikap seseorang dan dengan dipengaruhi oleh lingkungannya akan menghasilkan suatu perilaku nyata tindakan sebagai suatu reaksi. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan
baik atau tindakan kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,1 dari responden yang berpendidikan rendah melakukan tindakan pemberantasan malaria yang
kurang baik. Menurut peneliti, tingkat pendidikan responden yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang malaria dan keterbatasan kemampuan dalam
memahami upaya-upaya pemberantasan malaria, hal ini akan berlanjut pada kurangnya kesadaran dan keperdulian masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan
pemberantasan malaria. Upaya yang dapat dilakukan melalui sarana pendidikan formal adalah
pengembangan materi pelajaran kesehatan tentang pemberantasan malaria pada anak sekolah, yang dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sebagai materi pelajaran
Rumanti Siahaan:Determinan Tindakan Masyarakat Dalam pemberantasan Malaria Di Kecamatan Tanjung Balai kabupaten Asahan, 2008.
USU e-Repository © 2008