Kondisi Efek Toksik Mekanisme Efek Toksik

15 sedangkan pada dosis maksimal sering timbul efek merugikan. Pada dosis yang sangat tinggi over dosis dapat timbul efek toksik yang berakibat fatal. [27]

2.1.3.1. Kondisi Efek Toksik

Masuknya zat kimia dalam tubuh diawali melalui intravaskular injeksi IV, intrakardial, intraarteri atau ekstravaskular oral, inhalasi, injeksi intramuskular, rektal, kemudian zat tersebut masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan didistribusikan keseluruh tubuh. Proses distribusi ini memungkinkan zat atau metabolitnya sampai pada tempat kerjanya reseptor. Efek toksik dapat terjadi akibat interaksi zat kimia atau metabolitnya yang berlebihan. Selain itu, zat kimia dapat menjadi senyawa non aktif dan diekskresikan eliminasi sehingga dapat mengurangi jumlah zat kimia dalam sel sasarannya. Dengan demikian, timbulnya efek toksik dipengaruhi juga oleh selisih antara absorbsi dan distribusi, metabolisme dan ekskresinya. [27]

2.1.3.2. Mekanisme Efek Toksik

Zat kimia yang terdapat dalam tubuh melalui interaksi secara langsung toksik intrasel dan secara tidak langsung toksik ekstrasel dapat menimbulkan efek toksik. Toksisitas yang diawali dengan interaksi langsung antara zat kimia atau metabolitnya dengan reseptornya sehingga menyebabkan gangguan sel atau organelnya melalui pendesakan, pengikatan, subtitusi antimetabolit atau peroksidasi disebut toksik intrasel. Gangguan yang ditimbulkan akan direspon oleh sel untuk mengurangi dampaknya dan sel akan beradaptasi atau melakukan perbaikan. Namun efek toksik akan terjadi bila respon pertahanan tidak mampu mengeleminir gangguan yang ada, akibatnya terjadi perubahan biokimiawi, fungsional atau struktural yang bersifat reversibel atau irreversibel. Radikal bebas merupakan salah satu contoh zat yang bekerja langsung dalam menimbulkan efek toksik yang menyebabkan peroksidasi lipid atau protein sehingga fungsinya terganggu. Toksisitas ekstrasel terjadi secara tidak langsung dengan mempengaruhi lingkungan sel sasaran tetapi dapat berpengaruh pada sel sasaran. [27] 16

2.1.3.3. Sifat Efek Toksik

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 11 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 4 58

Uji Toksisitas Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Photololigo Duvaucelii) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt)

0 2 13