33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  pada  Februari  hingga  Agustus  2014  di Laboratorium Penelitian 1, Laboratorium Farmakognosi dan Fitofarmaka serta
Laboratorium  Farmakologi  Fakultas  Kedokteran  dan  Ilmu  Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.
3.3.2. Sampel
3.3.2.1. Kriteria Inklusi
Kriteria  inklusi  pada  penelitian  ini  adalah  larva  Artemia  salina Leach yang berusia 48 jam.
3.3.2.2. Kriteria Ekslusi
Kriteria  ekslusi  pada  penelitian  ini  adalah  larva  Artemia  salina Leach yang tidak menunjukkan aktivitas pergerakan sebelum perlakuan.
3.3.2.3. Besar Sampel
Jumlah larva Artemia salina Leach yang digunakan adalah 10 larva untuk  setiap  konsentrasi  ekstrak  metanol  daun  Phaleria  macrocarpa
[Scheff.]  Boerl.  Pada  penelitian  ini  terdapat  empat  konsentrasi  dan  satu kontrol  negatif.  Kemudian  dilakukan  tiga  kali  replikasi  untuk  setiap
konsentrasi  dan  kontrol  negatif.  Jadi,  jumlah  total  sampel  yang  diperlukan adalah 150 larva Artemia salina Leach untuk  setiap kali perlakuan.
3.3.2.4. Cara Pengambilan Sampel
Cara  pengambilan  sampel  dengan  purposive  random  sampling terhadap  larva  Artemia  salina Leach karena anggota populasi telah  bersifat
homogen.  Hal  ini  berarti  sampel  larva  Artemia  salina  Leach  dengan  jenis
34
dan  cara  penyediaan  yang  sama  memiliki  kesempatan  yang  sama  untuk diseleksi sebagai sampel.
[4]
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1. Alat Penelitian
Alat  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  aerator,  aluminium foil,  baskom  kecil,  batang  pengaduk,  bejana  kaca  maserasi,  cawan  penguap,
corong  kaca,  digital  colony  counter,  erlenmeyer,  gelas  beker,  gunting,  hot plate  stirrer,  labu  ukur,  lakban  hitam,  lampu,  mikropipet,  neraca  analitik,
oven,  pH  indicator  paper,  pipet  tetes,  tabung  reaksi,  spatula,  refrigerator,
rotary evaporator, sterofoam, wadah plastik dan well plate. 3.4.2.
Bahan Penelitian
Bahan  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  air  laut,  aquades, kertas  saring,  pelarut  metanol,  serbuk  simplisia  daun  Phaleria  macrocarpa
[Scheff.] Boerl. dan telur Artemia salina Leach.
3.5. Cara Kerja Penelitian
3.5.1. Determinasi Tanaman dan Proses Pembuatan Simplisia
Determinasi  tanaman  dilakukan  di  Herbarium  Bogoriense,  Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor Lampiran 2.
Penyiapan  daun  Phaleria  macrocarpa  [Scheff.]  Boerl.  dilakukan dengan  memetik  satu  per  satu  daun  muda  dan  daun  tua  yang  diperoleh  dari
kebun rumah warga di daerah Ciputat hingga mencapai 6 kg, kemudian daun dipisahkan  dari  kotoran  bahan  asing.  Pencucian  dan  perajangan  simplisia
hingga  menjadi  1  kg  serbuk  simplisia  halus  serta  sortasi  kering  dan pengepakan  dilakukan  di  Balai  Penelitian  Tanaman  Obat  dan  Aromatik
Balitro, Bogor. Selanjutnya serbuk simplisia disimpan pada suhu kamar 15- 30°C.
3.5.2. Ekstraksi  Daun  Phaleria  macrocarpa  [Scheff.]  Boerl.  Dengan  Metode
Maserasi
Ekstraksi serbuk simplisia halus daun Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.  menggunakan  pelarut  metanol  dilakukan  dengan  cara  maserasi.
Maserasi dilakukan sebanyak 5 kali  atau hingga  warna pelarut menjadi agak pudar.  Sebanyak  1  kg  serbuk  simplisia  dimasukkan  ke  dalam  bejana  kaca
35
maserasi, lalu direndam menggunakan pelarut metanol yang telah di destilasi dengan  rotatory  evaporator.  Dilakukan  beberapa  kali  pengadukan  dan
didiamkan  selama  24  jam.
[34]
Setelah  24  jam,  rendaman  disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh filtrat maserat yang terpisah
dari ampasnya. Kemudian filtrat dipekatkan menggunakan  rotary evaporator pada  suhu  45°C  sehingga  diperoleh  ekstrak  kental  metanol  daun  Phaleria
macrocarpa.  Ekstrak  kental  dituang  ke  dalam  cawan  penguap  dan  diuapkan di  dalam  oven,  lalu  ditimbang  menggunakan  neraca  analitik.  Ampas  hasil
ekstraksi di remaserasi sehingga diperoleh  filtrat ke-2, dst.
[37]
Ekstrak kental metanol  daun  Phaleria  macrocarpa  yang  diperoleh  dari  5  kali  proses
maserasi sebanyak 169,7650 g.
3.5.3. Penyiapan Larva  Artemia salina Leach
Penetasan telur Artemia salina Leach dilakukan dalam wadah plastik berisi  air  laut  yang  dipasang  aerator.
[34]
Wadah  plastik  terbagi  menjadi  dua ruang, yaitu ruang gelap dan ruang terang yang dipisahkan oleh sekat. Sekat
terbuat  dari  sterofoam  yang  dibagian  bawahnya  dibuat  lubang  dengan diameter  1  cm  untuk  jalan  keluar  telur    yang  telah  menetas  menuju  ruang
sebelahnya.  Sebanyak  1  L  air  laut  terlebih  dahulu  diukur  pH-nya menggunakan  pH  indicator  paper,  diperoleh  pH  8-9.
[4]
Air  laut  dimasukkan ke dalam wadah plastik hingga lubang pada sterofoam terendam. Kemudian 1
g telur Artemia salina dimasukkan ke dalam satu ruang, lalu sekeliling ruang tersebut  ditutup  menggunakan  aluminium  foil  dan  lakban  hitam.  Ruang
lainnya dibiarkan terbuka dan disinari lampu selama 48 jam. Setelah 24 jam, telur  akan  menetas  menjadi  larva  dan  bergerak  menuju  ruang  terang.  Larva
yang berusia 24 jam dipindahkan ke dalam wadah plastik lain hingga berusia 48  jam  dan  dipasang  aerator.  Larva  yang  berusia  48  jam  digunakan  sebagai
hewan uji.
3.5.4. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Akan Diuji
Uji  orientasi  trial  dilakukan  terlebih  dahulu  dengan  memilih rentang  dosis  10-90  yang  mematikan  hewan  uji.  Setelah  dilakukan  uji
orientasi, diperoleh konsentrasi  larutan uji  yang digunakan  yaitu 35 ppm, 25 ppm, 10 ppm dan 5 ppm. Ekstrak kental metanol daun  Phaleria macrocarpa
36
ditimbang  menggunakan  neraca  analitik  hingga  mencapai  2000  mg,  lalu dilakukan pengenceran dengan aquades hingga mencapai 100 ml. Larutan uji
dihomogenkan  menggunakan  hot  plate  stirrer.  Kemudian  membuat  larutan induk  dengan  konsentrasi  20000  ppm.  Selanjutnya  dilakukan  pengenceran
untuk membuat larutan uji dengan konsentrasi 35 ppm, 25 ppm, 10 ppm dan 5 ppm menggunakan rumus V
1
M
1
=V
2
M
2
. Setiap larutan uji dilakukan tiga kali replikasi.
3.5.5. Uji Toksisitas Akut Dengan Metode BSLT
Pada masing-masing  well plate dimasukkan 1 ml larutan uji dengan konsentrasi 35 ppm, 25 ppm, 10 ppm dan 5 ppm, lalu 10 larva Artemia salina
dimasukkan  ke  dalam  well  plate  bersama  1  ml  air  laut  menggunakan mikropipet.  Kemudian  diperoleh  konsentrasi  ekstrak  pada  well  plate  yang
berisi  larva  Artemia  salina  yaitu  17,5  ppm,  12,5  ppm,  5  ppm  dan  2,5  ppm karena  karena  adanya  penambahan  1  ml  air  laut  pada  larutan  uji  sehingga
konsentrasi  berubah  menjadi  setengah  kalinya.  Sedangkan  kontrol  negatif hanya  well plate  yang  berisi 2  ml air  laut dan 10 larva  Artemia  salina tanpa
penambahan  larutan  uji.  Kemudian  didiamkan  selama  24  jam  dan  masing- masing  well  plate  dihitung  total  larva  yang  mati  tidak  ada  gerakan  yang
terdeteksi selama 10 detik pengamatan menggunakan  digital colony counter atau  dibawah  penerangan  lampu.  Dilakukan  tiga  kali  replikasi  pada  setiap
konsentrasi.
37
3.6. Alur Penelitian
Determinasi tanaman
1 kg serbuk halus simplisia daun Phaleria macrocarpa 5 kali maserasi dengan pelarut metanol yang telah di destilasi
169,7650 g ekstrak kental metanol daun Phaleria macrocarpa 6 kg daun Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.
Larutan induk konsentrasi 20000 ppm ekstrak metanol daun Phaleria macrocarpa
Larutan uji konsentrasi 35 ppm,  25 ppm, 10 ppm, dan 5 ppm 1 ml larutan uji dimasukkan ke dalam
well plate dengan tiga kali replikasi 10 larva Artemia salina Leach berusia 48 jam dan
1 ml air laut dimasukkan ke dalam setiap well Total larva yang mati dalam setiap well plate dihitung setelah 24 jam
Persentase kematian larva dihitung pada setiap konsentrasi Nilai LC
50
dihitung menggunakan analisis probit Uji orientasi dengan rentang dosis 10-90 yang mematikan hewan uji
Pengenceran 2000 mg ekstrak kental metanol daun Phaleria macrocarpa dengan aquades hingga mencapai 100 ml
38
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Nilai  LC
50
dapat  ditentukan  dengan  cara  menggunakan  grafik  probit log  konsentrasi,  perhitungan  secara  matematik
[30]
atau  aplikasi  seperti Microsoft Office Excel dan SPSS.
[4]
Langkah perhitungan nilai LC
50
berdasarkan analisis probit, yaitu:
[27]
a. Memiliki tabel probit Lampiran 4.
b. Menentukan nilai probit dari persen kematian tiap kelompok hewan uji.
c. Menentukan log dosis tiap-tiap kelompok.
d. Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log
dosis, Y = mX + b. e.
Memasukkan nilai 5 probit dari 50 kematian hewan uji pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LC
50
dihitung dari nilai anti log X pada saat Y = 5.
Keterangan:   Y: Variabel terikat
  m: Slope = ∑X∑Y - n∑XY
∑X
2
– n∑X
2
  X: Variabel bebas   b: Intercept = ∑X∑XY - ∑X
2
∑Y ∑X
2
- n∑X
2
Mortalitas  larva  Artemia  salina  dihitung  menggunakan  rumus:
[31]
Tingkat kematian  = Kematian larva x 100 Total larva
39
39
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4. Determinasi Tanaman dan Proses Pembuatan Simplisia
Penelitian  ini  menggunakan  sebanyak  6  kg  daun  Phaleria  macrocarpa [Scheff.]  Boerl.  yang  diperoleh  dari  kebun  rumah  warga  di  daerah  Ciputat  dengan
cara  memetik  satu  per  satu  daun  muda  dan  daun  tua.    Hal  ini  dapat  mempengaruhi mutu  simplisia  karena  usia  tanaman  yang  diproses  tidak  sama,  sumber  simplisia
diperoleh  bukan  dari  hasil  budidaya  dan  tempat  tumbuh  yang  berbeda  kualitas tanah,  kadar  air,  sinar  matahari  sehingga  menyebabkan  perbedaan  kandungan
senyawa  aktif.
[28]
Selanjutnya  dilakukan  determinasi  di  Herbarium  Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor untuk mengidentifikasi suku dan
spesies tanaman yang akan diteliti,
[5]
sehingga menghindari adanya kesalahan dalam pengambilan tanaman.
[4]
Daun yang sudah dipisahkan dari kotoran bahan asing, selanjutnya dibawa ke Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balitro, Bogor dan diperoleh 1 kg
serbuk  simplisia  halus  sehingga  proses  ekstraksi  semakin  efektif  dan  efisien.
[29]
Semakin  halus  simplisia  maka  semakin  luas permukaan  yang kontak dengan cairan penyari  sehingga  kandungan  kimia  yang  terlarut  dalam  proses  penyarian  lebih
banyak  dan  penyarian  berlangsung  lebih  sempurna.
[42]
Selanjutnya  serbuk  simplisia disimpan pada suhu kamar 15-30°C agar mutunya tidak berubah.
[28]
2.5. Ekstraksi  Daun  Phaleria  macrocarpa  [Scheff.]  Boerl.  Dengan  Metode
Maserasi
Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi. Metode maserasi  dipilih  karena  merupakan  cara  penyarian  yang  sederhana  dengan
menggunakan peralatan yang sederhana dan tanpa adanya tahap pemanasan sehingga menghindari  terjadinya  kerusakan  kandungan  senyawa  aktif  pada  ekstrak.
[37]
Kekurangan  metode  maserasi  yaitu  waktu  untuk mengekstraksi  sampel  cukup  lama