Prosedur Penyelesaian Perkara Perceraian
1 Prosedur Penyelesaian Perkara Cerai Talak
63
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon Suami atau Kuasanya, antara lain :
1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah;
64
Permohonan diajukan secara tertulis atau lisan kepada bagian pendaftaran perkara, yaitu sub kepaniteraan permohonan;
65
b. Pemohon dianjurkan
untuk meminta
petunjuk kepada
Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tentang tata cara membuat surat permohonan;
66
c. Surat permohonan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita dan petitum. Jika Termohon telah menjawab surat permohonan ternyata ada perubahan,
maka perubahan tersebut harus atas persetujuan Termohon. 2. Permohonan tersebut diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah:
a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Termohon;
67
63
Badilag, “Prosedur Tata Cara Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama”. Artikel diakses pada 16 November 2013 dari http :esyariah.badilag.netdatalainProsedur20Tata20Cara20
Pengajuan 20 Perkara 20 Di 20 Pengadilan 20 Agama.pdf.
64
Pasal 118 HIR, 142 R.Bg. Jo. Pasal 66 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
65
H. Sulaikin Lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, Ed., Cet. III, Jakarta: Kencana, 2008, h. 123.
66
Pasal 119 HIR, 143 R.Bg. Jo. Pasal 58 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
67
Pasal 66 ayat 2 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
b. Bila Termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama tanpa izin Pemohon, maka permohonan harus diajukan kepada Pengadilan
AgamaMahkamah Syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon;
68
c. Bila Termohon berkediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman Pemohon;
69
d. Bila Pemohon dan Termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah yang
daerah hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat;
70
3. Permohonan tersebut memuat :
71
a. Identitas pemohon, yaitu nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman Pemohon dan Termohon;
b. Posita atau posisi kasus fakta kejadian dan fakta hukum; c. Petitum atau tuntutan yang diminta oleh pemohon agar dikabulkan oleh hakim
hal-hal yang dituntut berdasarkan posita;
68
Pasal 66 ayat 2 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No.3 tahun 2006.
69
Pasal 66 ayat 3 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
70
Pasal 66 ayat 4 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
71
H. Sulaikin Lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h. 124.
4. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak atau sesudah ikrar
talak diucapkan.
72
5. Membayar biaya perkara
73
, bagi yang tidak mampu dapat berperkara secara cuma- cuma atau prodeo
74
. Adapun penyelesaian perkara cerai talak melalui proses sebagai berikut :
1. Pemohon mendaftarkan perkara permohonan cerai talak ke Pengadilan AgamaMahkamah Syariah.
2. Pemohon dan Termohon dipanggil oleh Pengadilan AgamaMahkamah Syariah untuk menghadiri persidangan.
3. a. Tahapan persidangan 1 Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua
belah pihak, dan suami istri harus datang secara pribadi;
75
2 Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi;
76
3 Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara dilanjutkan
72
Pasal 66 ayat 5 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
73
Pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 R.Gb. Jo. Pasal 89 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
74
Pasal 237 HIR dan 273 R.Bg.
75
Pasal 82 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
76
Pasal 3 ayat 1 PERMA No. 2 tahun 2003.
dengan membacakan surat permohonan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab sebelum
pembuktian Termohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi gugatan balik.
77
b. Putusan Pengadilan AgamaMahkamah Syariah atas cerai talak sebagai berikut:
1 Permohonan dikabulkan. Apabila Termohon tidak puas dapat mengajukan banding melalui Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tersebut.
2 Permohonan ditolak. Pemohon dapat mengajukan banding melalui Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tersebut.
3 Permohonan tidak diterima. Pemohon dapat mengajukan permohonan baru. 4. Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap BHT, maka untuk perkara
permohonan cerai talak, Pengadilan Agama selanjutnya melakukan beberapa tahapan, antara lain:
78
1 Menetapkan hari sidang ikrar talak; 2 Memanggil Pemohon dan Termohon untuk menghadiri sidang ikrar talak;
3 Jika dalam tenggang waktu 6 enam bulan sejak ditetapkan sidang ikrar talak, suami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidang, maka
77
Pasal 132a HIR dan 158 R.Bg.
78
Han anta Yudha, “Tata Cara Pengajuan Perkara Perceraian”, artikel diakses pada 28 Januari
2014 dari http:pengacarakhususperceraian.blogspot.com.
gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut dan perceraian tidak dapat diajukan berdasarkan alasan hukum yang sama.
4
Setelah pelaksanaan sidang ikrar talak, maka Panitera berkewajiban memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai kepada para pihak selambat-
lambatnya 7 tujuh hari terhitung setelah putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut diberitahukan kepada para pihak.
79
2 Prosedur Penyelesaian Perkara Cerai Gugat
80
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat Istri atau kuasanya :
1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah;
81
Gugatan dapat diajukan dalam bentuk surat tertulis, secara lisan atau dengan kuasa yang ditunjukan kepada ketua Pengadilan Agama dengan membawa
surat bukti identitas diri yaitu KTP.
82
b. Penggugat dianjurkan
untuk meminta
petujuk kepada
Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tentang tata cara membuat surat gugatan;
83
79
Pasal 84 ayat 4 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
80
Bad ilag, “Prosedur Tata Cara Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama”. Artikel diakses
pada 16 November 2013 dari http :esyariah.badilag.netdatalainProsedur20Tata20Cara20 Pengajuan 20 Perkara 20 Di 20 Pengadilan 20 Agama.pdf
81
Pasal 118 HIR, 142 R.Bg. Jo. Pasal 73 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
82
H. Sulaikin Lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h. 121.
83
Pasal 18 HIR, 142 R.Bg. Jo. Pasal 58 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 Tahun 2006.
c. Surat gugatan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita dan petitum. Jika Tergugat telah menjawab surat gugatan ternyata ada perubahan, maka
perubahan tersebut harus atas persetujuan Tergugat. 2. Gugatan tersebut diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah :
a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat;
84
b. Bila Penggugat telah meninggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama tanpa izin Tergugat, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan
AgamaMahkamah Syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Tergugat;
85
c. Bila Penggugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman Tergugat;
86
d. Bila Penggugat dan Tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan AgamaMahkamah Syariah yang daerah
hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
87
84
Pasal 73 ayat 1 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
85
Pasal 73 ayat 1 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006 Jo. Pasal 32 ayat 2 Undang Undang No.1 tahun 1974.
86
Pasal 73 ayat 2 Undang Undang No.7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
87
Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
3. Gugatan tersebut memuat :
88
a. Identitas para pihak, yaitu nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman Penggugat dan Tergugat;
b. Pernyataan Posita fakta kejadian dan fakta hukum; c. Petitum yang dikehendaki hal-hal yang dituntut berdasarkan posita.
4. Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian atau sesudah perceraian
memperoleh kekuatan hukum tetap.
89
5. Membayar biaya perkara
90
, bagi yang tidak mampu dapat berperkara secara cuma- cuma atau prodeo
91
. 6. Penggugat dan Tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan berdasarkan
panggilan Pengadilan AgamaMahkamah Syariah.
92
Adapun penyelesaian perkara cerai talak melalui proses sebagai berikut : 1. Pengguat mendaftarkan gugatan perceraian ke Pengadilan AgamMahkamah
Syariah. 2. Penggugat dan tergugat dipanggil oleh Pengadilan AgamMahkamah Syariah
88
H. Sulaikin Lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h. 130.
89
Pasal 86 ayat 1 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
90
Pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 R.Bg. Jo. Pasal 89 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
91
Pasal 237 HIR, 237 R.Bg.
92
Pasal 121, 124, dan 125 HIR, 145 R.Bg.
untuk menghadiri persidangan. 3. a. Tahapan Persidangan :
1 Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak, dan suami istri harus datang secara pribadi;
93
2 Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi;
94
3 Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian
dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab Sebelum Pembuktian Tergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi gugat balik;
95
b. Putusan Pengadilan AgamaMahkamah Syariah atas cerai gugat talak sebagai berikut :
1 Gugatan dikabulkan. Apabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tersebut.
2 Gugatan ditolak. Penggugat dapat mengajukan banding melalui Pengadilan AgamaMahkamah Syariah tersebut.
3 Gugatan tidak diterima. Penggugat dapat mengajukan permohonan baru. 4. Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap BHT maka Panitera
93
Pasal 82 Undang Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Undang No. 3 tahun 2006.
94
Pasal 3 ayat 1 PERMA No. 2 tahun 2003.
95
Pasal 132a HIR, 158 R.Bg.
Pengadilan AgamaMahkamah Syariah memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 tujuh hari setelah
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap BHT tersebut diberitahukan kepada para pihak.
52