Amar Putusan Hakim ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOGOR

Bogor, bahwasanya persoalan resepsi pernikahan dalam perkara ini yakni batalnya suatu resepsi pernikahan, menjadi salah satu alasan diputusnya suatu perceraian. Kasus tersebut dapat dilihat dalam putusan perkara Pengadilan Agama Bogor nomor 583Pdt.G2012PA.Bgr. Dalam kasus tersebut Majelis Hakim menempatkan keadaan batalnya resepsi pernikahan sebagai fakta hukum dalam persidangan yang selanjutnya menjadi pertimbangan dijatuhkannya perceraian. Pertimbangan tersebut timbul setelah Majelis Hakim mendengarkan keterangan saksi, sebagai mana terlihat dalam klausul: “Berdasarkan pada pertimbangan tersebut di atas, telah diperoleh fakta hukum dalam persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut: ” Bahwa yang dimaksud “pertimbangan tersebut diatas” adalah pertimbangan atas keterangan dua orang saksi yang telah memberikan kesaksiannya, yaitu saksi I ibu kandung Pemohon dan saksi II saudara sepupu Pemohon. Dalam perkara ini, yang menunjukan terjadinya suatu peristiwa batalnya resepsi pernikahan adalah sebagaimana yang tergambarkan di dalam klausul: “Bahwa, faktor penyebab perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon adalah masalah pembayaran biaya pesta perkawinan. ” Dan juga di dalam klausul: “Bahwa, berawal dari perselisihan tentang biaya pembayaran pesta pernikahan, kemudian berbuntut pada sikap Termohon dan orang tuanya yang tidak menghadirinya resepsi perkawinan Pemohon dengan Termohon, padahal Pemohon sudah berusaha menjemput Termohon ke rumah orang tuanya agar dapat menghadiri acara tersebut karena nantinya yang akan duduk bersanding di pelaminan adalah Pemohon dan Termohon, sementara itu Termohon tidak hadir dan tamu undangan sudah berdatangan. ” Adapun batal yang dimaksud adalah tidak tercapainya tujuan awal atau rencana yang sudah direncanakan dari awal berkenaan resepsi pernikahan, yakni dari mulai kesepakatan biaya resepsi pernikahan dalam putusan disebutkan dengan biaya pesta pernikahan dan rencana yang memang sudah menjadi wajarnya suatu resepsi pernikahan, yaitu adanya pasangan suami istri yang saling berdampingan di sebuah pelaminan, jikalau diibaratkan “bagaikan raja dan ratu”, 13 akan tetapi fakta yang terjadi di dalam perkara ini adalah pengantin perempuan tidak ada atau tidak hadir bahkan beserta pihak keluarganya turut tidak hadir, dan secara tidak langsung tujuan resepsi pernikahan-pun tidak terpenuhi, yakni untuk memberitahu khalayak ramai bahwa kedua mempelai telah menjadi suami istri dan sebagai rasa syukur kedua belah pihak keluarga atas pernikahan yang telah berlangsung. 14 Berdasarkan klausul-klausul dalam putusan yang telah dipaparkan diatas, maka telah terlihat jelas suatu fakta mengenai resepsi pernikahan yang batal atau tidak seperti yang telah direncanakan dari awal yakni sebagaimana wajarnya suatu resepsi pernikahan dan tidak sesuai dengan tujuan diadakannya resepsi pernikahan. Klausul-klausul tersebut tercantum dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim sebagai fakta hukum di dalam persidangan, maka dengan kata lain batalnya resepsi 13 Wawancara penulis dengan Hakim Pengadilan Agama Bogor, tanggal 12 Desember 2013. 14 Abdul Azis Dahlan, dkk, ed., Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1917.