Sumber-Sumber Biaya Pendidikan Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMA Nusantara Pisangan Ciputat-Tangerang

30 pemerintahan, baik pajak, bantuan luar negeri maupun pinjaman dari pemerintah. Besarnya biaya dan penerimaan pemerintah tersebut ditentukan oleh aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat maupun daerah, yang dipertimbangkan berdasarkan prioritas-prioritas pendidikan dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidang lainnya. 2. Penghasilan pemerintah khusus diperuntukan pendidikan, meskipun ini merupakan suatu bagian penerimaan pemerintah, perlu dipisahkan dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang diperuntukkan pendidikan, seperti bantuan UNICEF atau UNESCO, pinjaman dari Bank Dunia dan sebagainya. 3. Iuran sekolah adalah pembayaran orang tua murid langsung kepada sekolah, berdasarkan jumlah anak mereka yang dididik di sekolah tersebut. Keputusan mengenai sekolah yang mana anak-anak mereka akan dididik dan apakan iuran sekolah tersebut akan dibayar adalah hak orang tua murid. Walaupun jumlah iuran itu biasanya ditentukan oleh pemerintah,atau sekolah atau yayasan. Peranan orangtua murid dalam menentukan jumlah biasanya terbatas kepada keanggotaannya badan sekolah, yayasan dan sebagainya. 4. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya, termasuk juga sumbangan perorangan, Sumbangan dari masyarakat, berupa uang tunai, barang- barang, jasa-jasa, hadiah dan segala usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana. 35 Pembiayaan pendidikan educational finance, yakni sumber biaya pendidikan. Revenue untuk membiayai kegiatan pendidikan diperoleh dari berbagai sumber. Untuk biaya pendidikan di sekolah, seperti halnya pada pendidikan persekolahan lainya, Sumber-sumber biaya yang dapat diandalkan untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan berasal dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Mengenai sumber-sumber biaya pendidikan di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sumber biaya dari pemerintah Dana yang berasal dari pemerintah bisa bersumber dari berbagai masukan. Pertama dari rakyat yang dipungut melalui pajak pendapatan perusahaan dan industri, dan ketiga dari bantuan atau pinjaman luar negeri. 35 Doresman, Ruth, Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia Jakarta: PT. Penerbit Indonesia Raya, 1975. H 21-23. 31 Dana bantuan untuk biaya pendidikan yang berasal dari pemerintah dialokasikan melalui Dana Alokasi Umum DAU yang kemudian dibagikan ke lembaga pendidikan, sesuai dengan besaran biaya yang diperlukan. Selain itu, sumber biaya pendidikan dari Pemerintah Pusat dapat diperoleh pula dari dana yang di alokasikan Pemerintah Daerah provinsi kabupaten kota yang di alokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Menurut buku Dimensi Adminitrasi pendidikan karangan Piet Sahartien, sumber biaya dari pemerintah pusat maupun daerah berupa dana pembangunan dan dana rutin. Dana pembangunan melalui DIP untuk inovasi pendidikan, rehabilitasi, gedung, alat laboraturium, alat workshop, buku paket dan sebagaimanya. 36 Dana rutin dialokasikan melalui DIK daftar isian kegiatan. Kebutuhan anggaran pembangunan maupun rutin harus diajukan berupa DUP dan DUK pada pertengahan atau akhir tahun. Anggaran pembangunan dalam DIP berlaku tiga tahun sedangkan anggaran rutin melalui DIK berlaku satu tahun anggaran. 2. Sumber biaya dari keluarga siswa Keluarga merupakan kontributor yang cukup penting bagi keberlangsungan pendidikan di sekolah. Prediksi Asian Development Bank ADB tentang kontribusi keluarga terhadap pendidikan memperkuat prediksi sebelumnya tentang besarnya peran serta orang tua siswa dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan. ADB Clark, 1998 melaporkan bahwa pada tahun 1995 1996 biaya yang dikeluarkan orang tua siswa pada sekolah swasta sebesar Rp 840.000 per siswa per tahun. Dari jumlah tersebut Rp. 519.000 62 dibayar ke sekolah, sedangkan sisanya Rp. 321. 000 dikeluarkan secara langsung orang tua siswa untuk keperluan yang menunjang kelangsungan pendidikan anaknya. 36 Sahertian Piet, Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah Surabaya: Usaha Nasional. H 211 32 3. Sumber biaya dari masyarakat Sumber dana yang berasal dari masyarakat dan keluarga siswa merupakan sumber dana yang utamauntuk penyelenggaraan pendidikan swasta. Asian Development Bank ADB 1995 1996 memprediksi bahwa 86 dari total biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah bersumber dari non pemerintah masyarakat dan keluarga. Ini menunjukan bahwa perhatian masyarakat dan orang tua siswa terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan tersebut cukup besar. Satuan biaya pendidikan yang biasanya berlaku di sekolah Umum maupun sekolah swasta antara lain adalah: a. Satuan biaya per siswa Secara sederhana satuan biaya per siswa merupakan hasil bagi dari jumlah biaya pendidikan pada suatu unit pengelolaan pendidikan di sekolah oleh jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut. Saat ini nilai satuan biaya per siswa ini belum diperoleh angka yang benar- benar rill, karena satuan biaya ini lebih sering hanya mencerminkan pada satuan biaya yang berorientasi pada subsidi pemerinta. Padahal dalam kenyataanya biaya yang dikeluarkan sekolah dapat berasal dari berbagai sumber yang beragam termasuk didalamnya dari orang tua siswa, alumni, pengusaha, dan sumber- sumber lainya. b. Satuan biaya per sekolah Satuan biaya per sekolah diperoleh dengan cara membagi jumlah dari seluruh biaya yang telah dialokasikan untuk sekolah oleh jumlah sekolah yang menerima biaya tersebut. Meski kenyataanya satuan biaya rill pendidikan persekolah berbeda sesuai dengan kondisi objektif sekolah dan keadaan masyarakat pengguna jasa sekolah, satuan biaya persekolah ini dapat memberikan gambaran umum tentang perbandingan rata-rata pengeluaran atau pemanfaatan uang oleh sekolah pada lingkup wilayah tertentu desa, kota, kabupaten, propinsi pada kurun waktu satu tahun. 37 37 Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Standarisasi Biaya Pendidikan Di Sekolah Madrasah: Jakarta Departemen Agama RI, 2003. H 14. 33

E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Biaya Pendidikan

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Prinsipprinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas prinsip-prinsip umum dan prinsip- prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum meliputi keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. 38

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 38 David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas Pendidikan, http:www.bpkpenabur.or.idfilesHal.2080- 9620Implikasi20Manajemen20Keuangan20Sekolah.pdf . 34 Bentuk transparansi yang dilakukan manajemen sekolah adalah sikap sekolah yang terbuka dalam melaporkan program sekolah dan sistem penilaian atau evaluasi yang dilakukan secara objektif. Sedangkan bentuk akuntabilitas sekolah kepada masyarakat, dilakukan melalui usaha sekolah agar tujuan pembelajaran baik berdasarkan tujuan nasional, tujuan lembaga dan tujuan kurikuler, tercapai dengan sebaik-baiknya. 39 Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah RAPBS bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah. 2. Akuntabilitas Sekolah merupakan lembaga publik yang memberikan layanan kepada pelanggan atau pengguna jasannya. Layanan yang diberikan harus didasarkan kepada terciptannya kepuasan publik sebagai pelanggan. Sebagai lembaga publik, sekolah wajib untuk memuaskan pelanggannya secara terus menerus. Sekolah yang memuaskan pelanggan merupakan wujud akuntabilitas dan kredibilitas dihadapan pelanggannya. Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung 39 Amirudin Siahaan, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.. Ciputat: Quantum Teaching, 2006.h 145.