Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

16 pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapainnya. Dalam manajemen berbasis sekolah penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah, serta dewan sekolah dibawah pengawasan pemerintah. Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka yang dilakukan oleh sekolah. Ada 3 bagian penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga yaitu: Target penerimaan, Rencana pengeluaran dan Sumber dana lainya, yaitu sisa dana periode sebelumnya yang menjadi saldo awal periode berjalan. Anggaran belanja suatu sekolah pada dasarnya adalah: Penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu periode kebijaksanaan keuangan. Didukung dengan data yang mencerminkan kebutuhan, tujuan, proses pendidikan, dan hasil sekolah yang direncanakan. Secara khusus ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan anggaran belanja yang biasa dipergunakan disekolah, yaitu 1 Comparative Approach, Pendekatan comparative, secara sederhana melaksanakan pendekatan dengan Melakukan perbandingan laporan atau catatan penerimaan dengan pengeluaran antara satu tahun anggaran berikutnya.2PPBES, dan 3 Functional Approach. 17 Angaran pembiayaan pendidikan mencakup antara lain: Pertama, Anggaran rutin yaitu anggaran yang sifatnya konsumtif dan mencakup berbagai segi belanja pegawai, belanja barang, perjalanan dan lain- lain. Kedua, Anggaran pembangunan yaitu anggaran yang sifatnya investasi atau mengandung efek perkembangan ekonomi dikemudian hari yaitu mencakup 2 tujuan Yaitu Pembentukan modal seperti sarana prasarana, dan Pembentukan human kapital seperti pendidikan, seminar penelitian dan lain-lain. 18 17 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001. H 317. 18 Piet Sahertian, Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional, 1994. H 208. 17 Menurut buku Manajemen sekolah karangan Rohiat, manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai yang direncanakan. 19 Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan keuangan yang berlaku. Manajemen memiliki aturan keuangan tersendiri, terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara otorisator, otosrisator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang berwenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan otorisator. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lain yang dapat yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. 20 Dalam kaitanya dengan proses penyusunan anggaran ini, Liphan 1985 mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut: 1 Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat di ukur, menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost-affectivivenes dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran. 2 Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan- bahan yang tersedia. 19 Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik.Bandung: PT. Refika Aditama, 2009. H 27. 20 Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama, 2009 . H 27. 18 3 Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan. 4 Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan program belajar mengajar, menilai bagaimana mencapai sasaran program serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang. 21 Dari kutipan-kutipan diatas tersebut penulis menyimpulkan bahwa dalam proses perencanaan diawali dengan mengidentifikasi keadaan, melihat dan menimbang potensi yang tersedia dan memahami kebutuhan, keadaan dan masalah yang akan dihadapi agar perencaan kompeten dan relavan untuk dilaksanakan agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. b. Pengembangan anggaran pembiayaan sekolah Proses pengembangan RAPBS pada umumnya menempuh langkah langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut: 1 Pada Tingkat Kelompok Kerja Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para pembantu kepala sekolah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan- kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bisa dikurangi, sedangkan yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan pendidikan, khususnya proses belajar- mengajar maka dapat dilakukan pengurangan biaya sesuai dengan dana yang tersedia. 21 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group. 2010. Hal 162 19 2 Pada Tingkat Kerjasama Dengan Komite Sekolah Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok yang telah terbentuk di atas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS. 3 Sosialisasi dan Legalitas Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada kantor inspeksi pendidikan untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan. Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana itu dihabiskan. Langkah- langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan, Menyusun rencana berdasar skala prioritas pelaksanaanya, Menentukan program kerja dan rincian program, Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program, dan Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana. Langkah 1 menyusun rencana biaya. Proses penyusunan rencana biaya dan pendanaan dilakukan melalui tahap- tahap sebagai berikut: 1 menghitung daftar biaya satuan dari semua kegiatan yang telah dirumuskan. Cara menghitung biaya satuan dengan Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar. 2 Menghitung biaya atau harga satuan yaitu dengan cara Menghitung biaya satuan, Menyusun rencana biaya pengembangan sekolah selama 4 tahun, Menghitung,, perkiraan sumber pendanaan.dan Menyusun rencana kegiatan dan anggaran sekolah 20 Tahap II Menyusun Biaya Satuan. Daftar biaya satuan dapat disusun dengan cara yaitu Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar dan Menghitung biaya atau harga satuan. Untuk menghitung biaya satuan miasalnya dengan menghitung jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga satuan per orang. Tahap III Menyusun Rencana Biaya dan Pendapatan. Rencana biaya pendapatan adalah rencana kebutuhan dana untuk setiap program dan kegiatan, baik untuk pengembangan maupun untuk operasiaonal. Beberapa sumber pendapatan sesuai dengan urutan tingkat kepastian perolehan dana yaitu BOS Bantuan Operasional Sekolah, Sumbangan masyarakat melalui komite sekolah belum dapat dipastikan, APBD kabupaten kota, Donatur Perusahaan industri, Alumni, perorangan, dan sebagainya. 22 Pengelolaan pembiayaan pendidikan atau yang disebut dengan manajemen pembiayaan pendidikan. Dalam buku yang ditulis oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI menyatakan bahwa manajemen konsep manaj emen yang dapat di gambarkan dalam kalimat seperti “ membuat keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan pekerjaan dan system reward imbalan, dan memperkerjakan orang untuk melaksanakan kebijakan”. Manajemen menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan kecakapan dan pengalaman personil. Supaya berhasil, manajemen harus melaksanakan secara efektif fungsi- fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian fungsi utama manajemen eksekutif, sedangkan pengawasan merupakan fungsi manajemen operasional. Komponen biaya pendidikan di sekolah yang paling mudah ditemukan terdapat dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah RAPBS. RAPBS ini terdiri dari rencana pendapatan dan 22 Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah Jakarta: Prenada Media Group, 2009 cet- 2, h 357-372 21 pengeluaran atau belanja sekolah untuk jangka waktu satu tahun. Komponen pengeluaran atau belaja sekolah secara garis besarnya dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu gaji dan non gaji. Komponen gaji digunakan untuk membayar gaji dan kesejahteraan guru. Sementara itu komponen non gaji meliputi sejumlah sub komponen, seperti pengadaan alat pelajaran, bahan pelajaran, perawatan, sarana kelas, sarana madrasah, pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah. Secara ideal, proporsi biaya dapat dibagi sebagai Gaji dan kesejahteraan guru dan pegawai lainya 30, Peningkatan kegiatan proses Belajar Mengajar KBM 25, Dana pemeliharan sarana dan prasarana pendidikan 15, Peningkatan pembinaan siswa 10, Rumah tangga sekolah 10, dan Biaya pengawasan, pelaporan dan peningkatan guru serta pegawai 10, Pengeluaran dana tersebut belum termasuk untuk pembangunan gedung baru dan serta penambahan lahan areal sekolah. 23 Didalam buku Manajemen Berbasis Sekolah karangan E. Mulyasa 24 proses pengaturan pembiayaan keungan disekolah meliputi penerimaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban. 1 Penerimaan Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dana dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar. Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam pelaksanaanya pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan. Dalam buku pedoman rencana, program dan penganggaran dikemukakan bahwa sumber dana pendidikan antara lain meliputi anggaran rutin DIK, anggaran pembangunan DIP, dana penunjang pendidikan DPP: dana BP3, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya 23 Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan , Standarisasi Biaya Pendidikan Di Sekolah Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003. 24 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal 177 22 bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat pasal 33 No.2 Tahun 1989. Disamping itu, sejalan dengan semangat manajemen berbasis sekolah, sekolah dapat menggali dan mencari sumber- sumber dana dari masyarakat, baik secara perorangan maupun secara lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi. 2 Penggunaan Pengeluaraan Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk kepentingan sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarnya harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah RAPBS. Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan EBTANAS, dan pengiriman STTBNEM, perjalanan dinas supervisi, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, serta pendataan. Sesuai dengan semangat manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah berwenang penuh untuk mengatur masalah pendanaan pendidikan di sekolah nya. Meskipun demikian, ia harus tetap memperhatikan perangkat peraturan yang ada dan selaras dengan rincian pengeluaraan. Menurut buku Administrasi Pendidikan, karangan Oteng Sutisna, Bahwa penentuan pengeluaran biaya pendidikan melibatkan pertimbangan tentang tiap kategori belanja berikut: a Pengawasan umum. Dalam kategori ini termasuk sumber-sumber keuangan yang ditetapkan bagi pelaksanaan tugas- tugas administratif dan manajerial. Gaji para administrator, para pembantu administratif, serta biaya perlengkapan kantor dan pembekalan semuanya tercakup dlam kategori pengawasan umum. 23 b Pengajaran. Kategori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi buku- buku pelajaran, alat-alat, dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengajaran. Biasanya kategori ini merupakan 70-75 dari keseluruhan anggaran. c Pelayanan bantuan. Pengeluaran yang bertalian dengan pelayanan-pelayanan kesehatan, bimbingan, dan perpustakaan termasuk dalam kategori ini. d Pemeliharaan gedung. Pergantian dan perbaikan perlengkapan, pemeliharaan gedung, dan halaman sekolah adalah contoh-contoh dalam kategori ini. e Operasi. Biaya telepon, air, listrik, sewa gedung dan tanah, dan gaji personil pemeliharaan gedung termasuk dalam kegori ini. 25 2. Akunting Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil kegiatan ekonomi. Menurut Arrens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan pengiktisaran kejadian- kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. 26 Fungsi akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan ataupun pihak lainnya untuk mengambil keputusan. Agar penyajian lebih tepat, maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akuntan. Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepat dengan biaya yang pantas. Kegiatan akuntansi memerlukan sistem akuntansi yang benar didalam sistem akuntansi terdiri dari catatan- catatan akuntansi buku cek, jurnal, dan buku besar serta serangkaian proses dan prosedur yang ditetapkan untuk staff, sukarelawan, dan para profesional. Tujuan sistem transaksi akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data keuangan diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi, serta laporan-laporan yang disajikan secara akurat dan tepat waktu. 27 25 Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan Bandung: Angkasa. H 150 26 Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan Bandung : Alfabeta, 2010. H 265. 27 Bastian Indra, Akuntansi Pendidikan Jogjakarta: Erlangga. 2006. H 75. 24 Komponen- komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistem akuntansi terdiri dari komponen- komponen berikut: a. Bagan perkiraan akun. Bagan perkiraan adalah daftar masing-masing item, dimana pencatatanya dibagi ke dalam 5 kategori yaitu: Aktiva, Utang, Aktiva Bersih, Pendapatan, dan Belanja. b. Buku Besar Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurna. Akun- akun tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, atau hutang dan ekuitas. Jadi dalam buku besar memuat semua catatan yang berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah dengan rinci. c. Jurnal Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi, sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi. Jurnal adalah untuk mencatat transaksi yang dilakukan institusi pendidikan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu terjadiny, dengan menunjukan akun yang harus di debet atau dikredit beserta jumlah nilai uangnya masing- masing. 28 Setiap transaksi yang terjadi dalam institusi pendidikan, sebelum dibukukan kedalam buku besar, harus dicatat terlebih dahulu dalam suatu jurnal. Oleh karena itu, buku jurnal selain didefinisikan seperti yang diatas, juga disebut sebagai buku catatan pertama. Jurnal transaksi tersebut ayat jurnal dimana antara ayat jurnal yang satu dengan yang lainnya harus diberi jarak satu baris, sehingga batas antara jurnal satu dengan lainya jelas terlihat. 28 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan Yogyakarta: Erlangga. 2006. H 58. 25 d. Buku Cek Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat. Dibawah ini ada beberapa kelengkapan yang diperlukan dalam penyelenggaraan tata usaha keuangan sekolah, antara lain: Kutipan Dasar Isian Kegiatan DIK yang menyangkut perincian biaya bagi sekolah yang bersangkutan. Buku register SPM Surat Perintah Menuangkan sebagai buku bantu yang berisi kolom- kolom. SPM dikeluarkan KPN Kantor Pembendaharaan Negara atas dasar SPP Surat Permintaan Pembayaran yang diajukan bendahara. Pembayaran SPP harus melalui bendahara dan dibukukan dalam buku kas umum. Buku bantu buku harian buku penolong yang digunakan untuk melakukan pencatatan harian pengeluaran dan penerimaan. Buku kas umum, buku ini dapat digunakan secara umum, yaitu untuk mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran uang, dan juga memuat secara umum bagian, pos, dan mata anggaran yang berhubungan dengan penerimaan serta pengeluaran uang baik yang berupa uang tunai di bank atau giro pos. Buku kas umum berbentuk Skontro, Buku kas umum Tabelaris, Arsip bukti pengeluaran dan Laporan keuangan. Disamping SPJR bulanan, bendaharawan harus mengirimkan laporan keuangan triwulan dan tahunan, dengan menggunakan format yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 29 Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar- ikhtisar lainya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil suatu keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum, prinsip- prinsip akuntansi, serta tekhnik- tekhnik dari segala sesuatu yang 29 Gunawan Ari, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro . Jakarta: PT. Rineka Cipta,1996. H 163 26 dicakup dalam ruang lingkup akuntansi, dinamakan siklus akuntansi. Adapun tahapan siklus akuntansi pendidikan. Tahap pertama pencatatan yaitu Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta bukti pencatatan. Kegiatan pencatatan bukti transaksi kedalam buku harian atau jurnal . Memindah bukukan posting dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam akun buku besar. Tahap kedua pengikhtisaran yaitu Penyusunan neraca saldo trial balance berdasarkan akun- akun buku besar, Pembuatan ayat jurnal penutup, Pembuatan neraca saldo setelah penutupan, Pembuatan ayat hurnal pembalik. Tahap ketiga pelaporan yaitu Laporan suplus defisit, Laporan arus kas, Neraca, dan Catatan atas laporan keuangan . Laporan keungan pembiayaan adalah hasil akhir dari proses akuntansi pembukuan yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan, realisasi pencapaian target pendapatan, dan realisasi pembiayaan. Ada beberapa komponen laporan keuangan, antara lain: 1 Laporan keuangan neraca. Neraca, ibarat sebuah foto, hanya menampilkan gambaran institusi pendidikan pada saat tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan, laporan ini juga menampilkan foto pada periode yang sama tahun lalu. Jadi foto tersebut merupakan gambaran posisi keuangan financial position darin satu lembaga. 2 Laporan surplus Defisit laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja keuangan entittas dalam satu periode akuntansi. 30 Dalam akuntansi. Laba atau rugi merupakan selisih dari seluruh pendapatan dan seluruh biaya. Jika total pendapatan lebih besar dari total biaya, maka surplus laba akan terjdi. Dan jika total biaya lebih besar dari total pendapatan, maka yang terjadi adalah defisit rugi. 30 Bastian Indra, Akuntansi Pendidikan Jogjakarta: Erlangga. 2006. . 27 3. Penilaian Auditing Pertanggungjawaban Dalam proses kegiatan pengelolaan pembiayaan pendidikan hal yang tak kalah penting yaitu eveluasi dan pertanggungjawaban, hal ini dilakukan guna mengetahui telah sejauhmana eefektifitas konsep dan pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan, sebagaimana kutipan berikut ini: Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga juga disebut evaluasi ataupun evaluation involves auditing 31 . Pertanggungjawaban auditing menurut comark 1970 auditing is determining that what itended is what is being performed and, further that what is being performed is appropriate for the task. Auditing merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan. Sedangkan apa yang dilaksanakan sesuai dengan tugas. 32 Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dn pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, setiap akhir tahun anggaran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan apa yang dikeluarkan selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban diberitahukan didalam rapat dewan sekolah, yang di ikuti komponen- komponen sekolah, masyarakat dan pemerintah daerah. Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan dan triwulan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan Administrasi Keuangan Daerah BAKD, dan Kantor Dinas Pendidikan 33 Pertanggungjawaban uang sekolah yang menyangkut seluruh pengeluaran dana sekolah dalam kaitanya dengan apa yang telah dicapai 31 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. . . . . H. 178. 32 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2006. H 204. 33 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2006. H 206 28 sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga disebut evaluasi atau evaluation involves.

C. Model- model Pembiayaan Pendidikan Sekolah

Menurut John dan Morphet 1975 bentuk prinsip dari model biaya sekolah pendidikan seperti berikut : 1. Flat Grant Model, model bantuan flat grant hibah bagi rata merupakan kesempatan yang baik bagi sekolah sebab dapat menerima bantuan sebesar pajak yang diperoleh oleh wilayah daerah. 2. Full state funding, Merupakan rencana yang dimungkinkan untuk menghapus semua perbedaan dari masing- masing daerah, baik dalam penggunaan dana maupun perolehannya. 3. Foundation plan, model ini menentukan tarif pajak minimum dari tingkat pembelajaran minimal di setiap sekolah pada setiap wilayah. Tiap sekolah diizinkan untuk melewati batas minimal jika diperlukan. Foundation plan dirancang untuk mengkali 4 masalah besar dalam keungan pendidikan yaitu: 1 untuk menyamaratakan pembelanjaan dalam kondisi yang langka dalam sumber daya, 2 sebagai penetapan standarisasi pajak bagi keperluan minimal sekolaj, 3 untuk pemisahan wewenang pengaturan sekolah antara pusat dan daerah, 4 untuk menetapkan propinsi dalam perbaikan yang berkesinambungan. 4. Guaranted tax base GTB, model ini adalah model yang mengatur pembagian keuangan bagi dana pendidikan dimana membedakan persentase dana yang diterima. Wilayah yang kurang makmur menerima dana yang lebih banyak dibanding wilayah yang makmur. 5. Precentage equalizing, model ini menyoroti sisi pengeluaran pendidikan yang harus digunakan. 6. Power equalizing, model ini memerintahkan wilayah yang lebih kaya untuk membayarkan sebagian yang diterima sekolah untuk dikembalikan kepada negara, kemudian di atur untuk diserahkan kepada wilayah yang berpendapatan kurang. 34 Didalam pendidikan mengenal 2 pendekatan yang biasa digunakan dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan, yaitu: 1. Pendekatan makro Pendekatan makro adalah pendekatan analisis biaya yang berdasarkan pada perhitungan keseluruhan pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana yang kemudian jumlah pengeluaran 34 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama. H 275. 29 itu dibagi oleh jumlah siswa. Pendekatan ini diperlukan pemerintah untuk mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan rill di sekolah. Karena itu, melalui pendekatan ini analisis biaya dapat memperoleh besaran- besaran biaya dalam cakupan yang luas dengan melibatkan komponen- komponen biaya yang banyak dan variatif. 2. Pendekatan mikro Pendekatan mikro adalah pendekatan analisis biaya yang berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakn oleh siswa. Analisis biaya ini digunakan untuk memperoleh kejelasan mengenai unsur- unsur terkecil dalam biaya pendidikan dengan lingkup keperluan yang sangat sempit, sedangkan analisi biaya makro diperlukan untuk mengambil kesimpulan- kesimpulan umum generalisasi yang tepat untuk keperluan pengambilan kebijakan tentang pembiayaan pendidikan.

D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan

Operasi program pendidikan suatu sekolah memerlukan dana untuk berbagai macam keperluan, pembiayaan gaji, pengadaan sumber daya material yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program pengajaran sekolah. Disamping untuk keperluan gaji dan pengadaan material, masih banyak lagi dana yang harus dikeluarkan untuk berbagai keperluan seperti Ekstensi atau perluasan tahun dan hari sekolah, Perbaikan preservice dan inservice program persiapan, Mengadakan jenjang karier para guru, Melaksanakan program pengajaran individual yang didasarkan pada kebutuhan para siswa, Mempertinggi persyaratan tamatan sekolah menengah atas, Menetapkan kompetensi minimal didalam keterampilan dasar, Menyelenggarakan kursus- kursus tambahan program komputer dan program-program spesialisasi lain. Adapun menurut buku Pembiayaan Pendidikan di Indonesia membagi empat golongan sumber dana antara lain: 1. Hasil penerimaan umum pemerintah, pada dasarnya merupakan seumber yang terpenting untuk pembiayaan pendidikan. Termasuk dalam golongan ini semua penerimaan pemerintah disemua tingkat