Model- model Pembiayaan Pendidikan Sekolah

29 itu dibagi oleh jumlah siswa. Pendekatan ini diperlukan pemerintah untuk mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan rill di sekolah. Karena itu, melalui pendekatan ini analisis biaya dapat memperoleh besaran- besaran biaya dalam cakupan yang luas dengan melibatkan komponen- komponen biaya yang banyak dan variatif. 2. Pendekatan mikro Pendekatan mikro adalah pendekatan analisis biaya yang berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakn oleh siswa. Analisis biaya ini digunakan untuk memperoleh kejelasan mengenai unsur- unsur terkecil dalam biaya pendidikan dengan lingkup keperluan yang sangat sempit, sedangkan analisi biaya makro diperlukan untuk mengambil kesimpulan- kesimpulan umum generalisasi yang tepat untuk keperluan pengambilan kebijakan tentang pembiayaan pendidikan.

D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan

Operasi program pendidikan suatu sekolah memerlukan dana untuk berbagai macam keperluan, pembiayaan gaji, pengadaan sumber daya material yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program pengajaran sekolah. Disamping untuk keperluan gaji dan pengadaan material, masih banyak lagi dana yang harus dikeluarkan untuk berbagai keperluan seperti Ekstensi atau perluasan tahun dan hari sekolah, Perbaikan preservice dan inservice program persiapan, Mengadakan jenjang karier para guru, Melaksanakan program pengajaran individual yang didasarkan pada kebutuhan para siswa, Mempertinggi persyaratan tamatan sekolah menengah atas, Menetapkan kompetensi minimal didalam keterampilan dasar, Menyelenggarakan kursus- kursus tambahan program komputer dan program-program spesialisasi lain. Adapun menurut buku Pembiayaan Pendidikan di Indonesia membagi empat golongan sumber dana antara lain: 1. Hasil penerimaan umum pemerintah, pada dasarnya merupakan seumber yang terpenting untuk pembiayaan pendidikan. Termasuk dalam golongan ini semua penerimaan pemerintah disemua tingkat 30 pemerintahan, baik pajak, bantuan luar negeri maupun pinjaman dari pemerintah. Besarnya biaya dan penerimaan pemerintah tersebut ditentukan oleh aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat maupun daerah, yang dipertimbangkan berdasarkan prioritas-prioritas pendidikan dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidang lainnya. 2. Penghasilan pemerintah khusus diperuntukan pendidikan, meskipun ini merupakan suatu bagian penerimaan pemerintah, perlu dipisahkan dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang diperuntukkan pendidikan, seperti bantuan UNICEF atau UNESCO, pinjaman dari Bank Dunia dan sebagainya. 3. Iuran sekolah adalah pembayaran orang tua murid langsung kepada sekolah, berdasarkan jumlah anak mereka yang dididik di sekolah tersebut. Keputusan mengenai sekolah yang mana anak-anak mereka akan dididik dan apakan iuran sekolah tersebut akan dibayar adalah hak orang tua murid. Walaupun jumlah iuran itu biasanya ditentukan oleh pemerintah,atau sekolah atau yayasan. Peranan orangtua murid dalam menentukan jumlah biasanya terbatas kepada keanggotaannya badan sekolah, yayasan dan sebagainya. 4. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya, termasuk juga sumbangan perorangan, Sumbangan dari masyarakat, berupa uang tunai, barang- barang, jasa-jasa, hadiah dan segala usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana. 35 Pembiayaan pendidikan educational finance, yakni sumber biaya pendidikan. Revenue untuk membiayai kegiatan pendidikan diperoleh dari berbagai sumber. Untuk biaya pendidikan di sekolah, seperti halnya pada pendidikan persekolahan lainya, Sumber-sumber biaya yang dapat diandalkan untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan berasal dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Mengenai sumber-sumber biaya pendidikan di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sumber biaya dari pemerintah Dana yang berasal dari pemerintah bisa bersumber dari berbagai masukan. Pertama dari rakyat yang dipungut melalui pajak pendapatan perusahaan dan industri, dan ketiga dari bantuan atau pinjaman luar negeri. 35 Doresman, Ruth, Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia Jakarta: PT. Penerbit Indonesia Raya, 1975. H 21-23.