Perpustakaan Khusus 1. Pengertian Perpustakaan Khusus

bahwa lembaga tersebut mempunyai fasilitas yang dapat membantu mencari informasi yang dibutuhkan oleh karyawan lembaga tersebut. Sulistyo Basuki menegaskan bahwa, “tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama, yaitu membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. Pembagian tugas lebih lanjut dari masing-masing perpustakaan akan berbeda. Salah satu contohnya, perpustakaan industri dan badan komersial bertujuan membantu badan induk menghemat waktu dan uang”. 51 Tujuan dari perpustakaan khusus yaitu membantu tugas badan induk tempat dimana perpustakaan bernaung. 52 Selain itu tujuan utama dari perpustakaan khusus adalah untuk mendukung tujuan organisasinya. 53 Menurut Mudjito, perpustakaan khusus mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Tujuan Umum Memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa bahan- bahan tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari pada instansi yang bersangkutan. b. Tujuan Khusus 1. Mengembangkan keterampilan karyawankaryawati untuk belajar mandiri 2. Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca karyawankaryawati pada khususnya 3. Memotivasi karyawankaryawati untuk dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien 4. Mengembangkan kemampuan karyawankaryawati untuk memecahkan masalah atas usaha dan tanggung jawab sendiri 51 ibid, h.72 52 Karmidi Murtoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus Jakarta: Universitas Terbuka, 1991, h. 14 53 Rachman Hermawan, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia Jakarta: Sagung Seto, 2006, h. 41 5. Mengembangkan kemampuan karyawankaryawati untuk mencari, menemukan dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan khusus. 54

4. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Tugas dan fungsi perpustakaan khusus adalah menyediakan sumber- sumber informasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu. Keberadaan, eksistensi dan berfungsi atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus tersebut juga bergantung kepada lembaga yang bersangkutan. 55 Dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan khusus tugas pokok perpustakaan khusus yaitu melakukan kegiatan pengumpulanpengadaan, pengolahan, penyimpanan dan pendayagunaan bahan pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk memenuhi misi lembaga yang harus diemban dalam rangka mendukung organisasi induknya dan masyarakat yang berminat mengkajimempelajari disiplin ilmu bidang yang menjadi misi perpustakaan. 56 Selain itu perpustakaan khusus bertugas menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti yang tergabung pada badan itu dan memberikan keterangan bibliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan. 57

C. Layanan Perpustakaan 1. Pengertian Layanan Perpustakaan

Pengertian layanan perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu, hal ini sejalan dengan perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi baca buku dan informasi tercetak lainnya yang terus 54 Mudjito, Pembinaan Minat Baca Jakarta: Universitas Terbuka, 2001, h. 22 55 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 50 56 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000, h. 7 57 Rusina Syahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Jakarta: Djembatan, 2000, h. 6 meningkat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “layanan adalah melayani, service atau jasa”. 58 Layanan perpustakaan adalah untuk melayani kebutuhan pemakai perpustakaan dalam setiap kegiatan, tanpa memandang batasan jenis kelamin, ras, agama dan sebagainya. Layanan perpustakaan sangat bervariasi, terutama tergantung kepada jenis perpustakaan. 59 UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 14 mengemukakan berbagai hal tentang layanan perpustakaan, yaitu: 60 1 Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi pada kepentingan pemustaka 2 Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan 3 Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi 4 Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka 5 Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka 6 Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan 7 Layanan perpustakaan secara terpadu dilaksanakan melalui jejaring telematika Tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan, karena itu perpustakaan sebenarnya identik dengan pelayanan. Perpustakaan merupakan suatu unit usaha yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Apabila dilihat dari dasarbasic pelayanan, maka perpustakaan merupakan pelayanan yang berbasis pada benda atau pada pemakai 58 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, ed. 3, cet. Ke-3, h. 646 59 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Sagung Seto, 2006, cet. Ke-3, h.191 60 Vivit Wardah Rufaidah, “Analisis Kepuasan Pelajar dan Mahasiswa Terhadap Layanan Sirkulasi Pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian”, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 20, No. 1, Februari, 2011, h. 17 perpustakaan. Apabila dilihat dari tujuannya, maka perpustakaan tidak berorientasi untuk memaksimalkan keuntungan, perpustakaan memberikan pelayanan kepada pembaca agar bahan pustaka yang telah dikumpulkan dan diolah sebaik-baiknya itu dapat disampaikan kepada pembaca. Apabila ditinjau dari sifatnya sebagai usaha layanan maka pelayanan perpustakaan mempunyai karakteristik yakni pelayanan terdiri dari: a Intangibliity, yakni suatu pelayanan yang bersifat tidak berwujud. Suatu pelayanan yang tidak dapat dilihat maupun dirasakan sebelum pelayanan itu dinikmati. Pemustaka dapat melihat kualitas pelayanan baik dengan melihat situasi fisiknya. Oleh karena itu, perpustakaan perlu ditata rapi, baik tentang rak buku, meja baca, tempat duduk, dan lainnya. b Inseparability, yakni suatu pelayanan yang biasanya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang sama. Untuk itu perlu adanya interaksi antara pustakawan dan pemustaka dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas, misalnya dengan adanya pendidikan pemakai, pelayanan yang ramah sopan dan lainnya. c Variability, yakni kualitas pelayanan yang diberikan oleh seseorang berbeda dengan yang diberikan orang lain. Hal ini sangat tergantung pada sikap dan perilaku petugas perpustakaan. d Perishability, yakni suatu pelayanan yang tidak dapat disimpan untuk dipergunakan apabila diperlukan. Memang suatu ketika akan terjadi situasi yang sangat menyibukkan misalnya pustakawan banyak kesibukan dan pemakai yang datang jumlahnya banyak, maka untuk mengatasinya perlu adanya fasilitas maupun dorongan yang memungkinkan pemakai mampu melayani diri sendiri misalnya dengan menyediakan komputer, dan lain-lain. 61 Hakikat layanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pemakai perpustakan tentang: 1 Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemakai perpustakaan, baik untuk dimanfaatkan ditempat ataupun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar ruang perpustakaan. 2 Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi. 62 61 Lasa HS, Kamus Kepustakawanan Indonesia, h. 232-233 62 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: grasindo, 2001 h. 134. Menurut Darmono, hakikat layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai dan penyediaan segala alat bantu penelusurannya, maka tujuan dari layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan. 63 Layanan perpustakaan bertumpu pada landasan pemikiran, yaitu: untuk apa layanan diberikan, kepada siapa layanan diberikan, dalam situasi lingkungan bagaimana layanan perpustakaan diberikan, serta strategi apakah yang digunakan dalam memberikan layanan tersebut. 64 Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry 1991 dalam bukunya Delivering Service Quality yang dikutip oleh Zurni Zahara Samosir mengatakan bahwa “kualitas pelayanan adalah perbandingan antara pelayanan yang diharapkan konsumen dengan pelayanan yang diterimanya”. 65 Dengan kata lain, apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna perpustakaan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, dan sebaliknya pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelaayanan dipersepsikan buruk. Sebuah layanan merupakan salah satu barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakan harus berusaha memberikan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Layanan yang baik a dalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai. 63 Ibid, h. 135 64 Ibid, h. 135 65 Zurni Zahara Samosir, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Menggunakan Perpustakaan USU”, Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 1 Juni 2005, h. 28