Perbedaan BK DPR , BK DPD dan BK DPRD

43 Dominasi Fraksi cukup kuat di tubuh keanggotaan BK DPR, dalam UU No.27 Tahun 2009 Pasal 124, yaitu pengangkatan anggota BK DPR dipilih dan dapat diganti sewaku-waktu oleh Fraksi. Dengan merujuk pada pasal tersebut anggota BK silih berganti tiap tahunya yang menyebabkan banyaknya anggota BK yang keluar masuk dalam keanggotaan oleh Fraksi.

D. Perbedaan BK DPR , BK DPD dan BK DPRD

Badan Kehormatan adalah lembaga penegak etika khusus bidang legislatif. Badan Kehormatan dibentuk guna menjaga martabat dan moral anggota dewan. BK adalah badan kelengkapan yang tugasnya menegakkan kode etik anggota dewan. BK ada dan dibentuk dalam suatu lembaga permusyawaratan rakyat BK MPR, lembaga perwakilan rakyat BK DPR, dan lembaga perwakilan daerah BK DPD atau BK DPRD. Bila kita simak bahasa konsideran UU Susduk, maka pembentukan BK nampak didasari suatu pemikiran tentang pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dipetik dari nilai-nilai Pancasila. Badan Kehormatan dibentuk sebagai alat kelengkapan tetap didalam Dewan perwakilan Rakyat DPR dan juga sebagai alat kelengkapan tetap di Dewan perwakilan Rakyat Daerah DPRD begitupun di Dewan perwakilan Daerah DPD. Pada intinya pembentukan Badan Kehormatan ditiga lembaga tersebut sama, untuk menjaga martabat dan kode etik anggota dewan. Beberapa hal ada perbedaan namun ada juga persamaan pada tiap BK. Berikut tabel perbedaan BK DPR, DPD dan DPRD. 44 Tabel 3.4 Perbedaan BK DPR, BK DPD dan BK DPRD No Materi Perbedaan BK DPR BK DPD BK DPRD 1. Legalitas hukum UU No. 27 tahun 2009 Keputusan DPD No. 29 Tahun 2005 PP No. 16 Tahun 2010 2. Tugas Penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan. dalam pasal 127, Per DPR no.2 tahun 2011 melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap Anggota. pasal 37 :memantau dan mengevaluasi disiplin danatau kepatuhan terhadap moral, kode etik DPRD. pasal 57. 3. Wewenang Memanggil teradu dan diadu. pasal 127. Memanggil teradu dan diadu. pasal 37 ayat 4. Memanggil teradu dan diadu dan meminta keterangan saksi dan bukti. pasal 58 4. Jumlah anggota dan Komposisi. Berjumlah 11 sebelas orang. Dengan memperhatikan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap Fraksi. UU No. 27 Tahun 2009, Pasal 124. Keanggotaan Badan Kehormatan terdiri atas sebanyakbanyaknya 32 tiga puluh dua orang Anggota yang mencerminkan keterwakilan setiap provinsi. pasal 35. Untuk DPRD Provisnsi yg berjumlah 75-100 orang. Anggota Bk terdiri dari 5-7. U DPRD Kab atau kota yg anggota y berjumlah 34-50, anggota BK terdiri dari 3-5 orang. pasal 56 5. Pemilihan Pimpinan BK Pemimpin terdiri dari satu orang dan wakil dua orang. Dipilih berdasarkan musyawarah dan mufakat dan proposional dengan memperhatikan koposisi perempuan menurut perimbangan menurut jumlah Fraksi. pasal 125 Pimpinan Badan Kehormatan terdiri atas seorang ketua dan 2 dua orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh Anggota Badan Kehormatan dalam Rapat Badan Kehormatan yang dipimpin oleh Pimpinan DPD. pasal 36. Pimpinan Badan Kehormatan terdiri atas 1 satu orang ketua dan 1 satu orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan. pasal 56. 45 6. Masa Jabatan. Tidak ada penjelasan mengenai pergantian anggota dewan. Fraksi berkuasa untuk mengganti anggotanya di BK. Masa jabatan Pimpinan Badan Kehormatan selama 1 satu tahun sidang dan sesudahnya dapat dipilih kembali. pasal 36. Masa tugas anggota Badan Kehormatan paling lama 2½ dua setengah tahun. pasal 56 ayat 8 7. Sifat Rapat. Tartib DPR tahun 2011 dalam pasal 15. Bersifat Tertutup Tertutup. pasal 37 ayat 2 Tertutup dan Rahasia. 8. Sanksi. Tartib DPR tahun 2011 dalam pasal 38. Sanksi berupa teguran, pemberhentian sementara hingga pemberhentian dari anggota DPR. Pimpinan BK, meneruskan putusan ke-ketua Fraksi lalu diputuskan oleh pimpinan DPR. Sanksi berupa teguran, pemberhentian sementara hingga pemberhentian dari anggota DPD. Pimpinan BK melaporkan ke Pimpinan DPD, lalu Pimpinan DPD meminta Presiden meresmikan pemberhentian anggota DPD. Pasal 39. Sanksi berupa teguran, pemberhentian sementara hingga pemberhentian dari anggota DPRD Pimpinan meneruskan putusanrekomendasi ke gubernur dan mendagri. Pasal 59 9. Tata-Beracara 1.Pengaduan bisa dr pimpinan DPR atau masyarakat 2.Ke sekretariat BK verifikasi administrasi dan materi aduan, 3. Ke Rapat BK BK memanggil pengadu dan teradu, 4. Hasil penyelidikkan disampaikan ke pimpinan DPR. pasal 6- 11 Tata Beracara BK DPR 1.Pengaduan. Pimpinan DPD menyampaikan ke BK. 2.Anggota BK penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi. 3. Ke Rapat BK Menentukan hasil dan hasil disampaikan kepada Pimpinan DPD 4. Sanksi diberikan BK dan dilaporkan ke rapat paripurna DPD pasal 38-39 1.Pengaduan. Pimpinan DPRD menyampaikan ke BK paling lama 7 hari kerja terhitung sejak tanggal pengaduan diterima. 2.Anggota BK penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi. 3. Ke Rapat BK Menentukan hasil dan hasil disampaikan kepada Pimpinan DPRD dan Fraksi politik 4. Sanksi diberikan BK dan dilaporkan ke rapat paripurna DPRD. pasal 60-62 Sumber: Peraturan DPR no.2 Tahun 2011, Kep DPD no.29 Tahun 2005 dan PP no.16 Tahun 2010. 46 Perbedaan BK DPR, DPD dan DPRD, dapat dilihat baik dari Jumlah anggota, komposisi anggota, pemilihan pimpinan hingga tata beracara. Dilihat dari pemilihan pimpinan BK dan komposisi anggota, kekuatan Fraksi politik terlihat jelas. Keanggotaan BK harus berdasarakan komposisi Fraksi. Hal lain yang dimana Fraksi begitu dominan dalam tata beracara BK adalah dalam hal pengaduan. Pada BK DPD dan DPRD pengaduan dari masyarakat harus melalui pimpinan DPD dan DPRD, berbeda dengan BK DPR, bila ada pengaduan dari masyarakat, pengaduan itu disampaikan langsung kesekretariat BK. Kesamaan yang sama pada tiga Badan kehormatan ditiap lembaga adalah sifat rapat yang tertutup. Padahal UU No.14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik dijelaskan bahwa segala sesuatu informasi yang berkaitan dengan publik, maka publik berhak untuk mendapatkan informasi yang dipinta. DPR, DPD dan DPRD adalah lembaga negara yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat publik, jadi segala sesuatu yang berkaitan dengan anggota yang terpilih publik berhak untuk tahu. Banyak pihak, termasuk elemen masyarakat sangat berharap banyak akan Badan Kehormatan. Hanya saja, kewenangan yang besar Badan Kehormatan ternyata belum mampu memberikan sanksi yang optimal bagi pelanggaran kode etik dan Tata Tertib. Hal inilah yang membuat BK DPR terlihat tidak cukup optimal dan efektif dalam melaksanakan tugasnya. Di sisi yang lain, adanya Badan Kehormatan dan kerja-kerja yang dilakukan selama ini dalam menegakan kode etik belum dapat menimbulkan efek jera bagi anggota dewan yang nakal. 47

E. Kode Etik DPR RI Tahun 2004 dan 2011

Dokumen yang terkait

Praktik pengawasan etika dewan perwakilan rakyat republik Indonesia

0 13 14

Problematika pemberi izin penyidikan oleh mahkamah kehormatan dewan terhadap anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana

10 308 97

Problematika Pemberi Izin Penyidikan Oleh Mahkamah Kehormatan Dewan Terhadap Anggota DPR Yang DiDuga Melakukan Tindak Pidana

0 25 97

Kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan dalam Peradilan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Studi Kasus Setya Novanto Ketua DPR RI Periode 2014-2019)

2 12 88

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 98

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTANG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN.

0 0 98

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 98

Studi kasus Dilema etika doc

0 0 8

MAHKAMAH KEHORMATAN DEWAN DALAM KONTEKS

0 0 10

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 17