Prosedur Analisis METODOLOGI PENELITIAN

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sinopsis Novel Ada Surga di Rumahmu

Surga Tidak Jauh Ini adalah kisah tentang orangtua kita. Ini adalah kisah tentang surga. Surga mencintai kita setiap hari. Surga bernama Ibu, Bunda, atau Umi. Surga menjunjung kita tinggi di bahunya. Surga yang kita panggil Bapak, Ayah, atau Abuya. Kau cari surga sampai jauh. Melampaui dirimu. Padahal, surga ada di tapak Ibu. Ia ada di senyum Ayah. Surga kelak adalah bagaimana surgamu kini. Surga itu dekat. Dekat sekali. Tapi, kau mencarinya sampai jauh. Puisi di atas merupakan puisi pembuka novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora. Puisi yang sangat menyentuh menjelaskan tentang surga yang sangat dekat, mengingatkan pentingnya memuliakan orangtua dengan menyenangkan hati keduanya. Bertahun-tahun wasiat terakhir Buya Athar, ulama besar Palembang itu, bertalu-talu mengetuk hati Ramadhan. Buya Athar sangat menginginkan Ramadhan meneruskan perjuangan dakwahnya. Karena buya Athar merasa berhutang nyawa kepada Abuya Ramadhan yang telah berjihad menyumbangkan ginjalnya agar ia tetap bisa mengajar. Bagaimana mungkin dia meneruskan dakwah guru yang juga pamannya itu, sedangkan dia masih harus menaikkan harkat keluarganya yang miskin dan diinjak-injak orang. Umi, Abuya, serta keenam saudaranya adalah surga hati Ramadhan yang lebih penting dari cinta dan karirnya. Demi surganya itu, saat SD dia bahkan pernah menjadi pemulung dan apa saja untuk membahagiakan mereka. Termasuk ketika akhirnya dia dicalonkan jadi model iklan di Jakarta. Niat hati Ramadhan hanya ingin mengangkat harkat keluarga dan menyenangkan hati orangtuanya. Namun Ramadhan tak mampu juga mengabaikan pesan pamannya, guru yang amat ia cintai dan sudah seperti Abuyanya sendiri. Sehingga Ramadhan mengurungkan niatnya untuk menjadi model. Ramadhan memulai perjalanannya sebagai pendakwah dengan menjadi guru mengaji, mengajar dari satu rumah ke rumah lain, dari satu mushala ke mushala lain. Dalam menjalankan dakwahnya, banyak rintangan yang ia hadapi, salah satunya ancaman dari kelompok pengacau yang tidak suka dengan adanya pengajian di daerahnya. Tetapi Ramadhan selalu ingat pesan Buya Athar agar tak pernah gentar dalam menyuarakan kebenaran. Cobaan datang kepada keluarga Ramadhan, Naya murid mengajinya memfitnah Ramadhan dan mengatakan kepada warga kampungnya bahwa Ramadhan telah menghamilinya. Keluarga Ramadhan mendapat teror dari warga kampung akibat fitnah itu. Umi melafalkan berbagai doa, memohon pertolongan kepada Allah Swt. agar keluarganya diberikan keselamatan. Ramadhan sadar, keyakinannya kepada pertolongan Allah sedang diuji, ia berprasangka baik atas kejadian ini. Ramadhan berjanji kepada Umi untuk membagi penghasilannya dengan Umi fifty-fifty. Setelah penghasilan pertamanya diberikan kepada Umi fifty-fifty, pada penghasilan kedua Ramadhan mendapatkan sepuluh