Sinopsis Novel Ada Surga di Rumahmu

2. Unsur Intrinsik

a. Tema Novel Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai alur, penokohan, sudut pandang, latar, dan lain-lain akan berkaitan dan bersinergi mendukung eksistensi tema. Adapun tema yang diangkat dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora adalah berbakti kepada orangtua. b. Latar 1 Waktu Latar waktu dalam novel Ada Surga di Rumahmu tidak ditunjukkan secara jelas, dalam arti tidak menekankan waktu sejarah yang pasti seperti terjadi pada kurun tahun sekian hingga tahun sekian. Latar waktu yang terdapat dalam novel ini lebih terpusat pada waktu harian, seperti pagi, siang, sore, dan malam. Berikut akan dipaparkan latar waktu yang terdapat dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora. a Pagi Raniah, si sulung, kakak perempuan mereka yang pendiam, akan berdiri saja di anjungan rumah memperhatikan mereka. Sepagi ini, apalagi ini hari libur, ia pasti baru selesai menjemur baju yang Shubuh tadi dicucikan umi. Ia tersenyum kecil memperhatikan polah adik-adiknya yang saling menyengkelit berebut bola, lalu meneruskan pekerjaannya, mengelap perabot rumah. 1 1 Oka Aurora, Ada Surga di Rumahmu, Jakarta: Noura Books, 2015, h. 3. b Siang Lantai rumah itu berkeriut-keriut ketika Ramadhan berlarian di atasnya. Sinar matahari siang merembes masuk lewat celah- celah dinding kayu. Bayangan Ramadhan, anak lelaki berusia sepuluh tahun yang bertubuh sedikit kecil untuk anak seusianya, terseret-seret di lantai kayu yang tak pernah dipulas pernis. Bila kayunya yang sudah tua terlihat semakin kusam saat memantulan sinar. 2 c Sore Pada sore pertama mereka di rumah itu, umi merayakannya dengan menyiapkan sepiring ubi rebus.piring itu masih mengepul saat disorongkan ke depan Abuya yang sedang duduk bersila di lantai. Umi lalu memanggil anak-anaknya untuk berkumpul. Raniah muncul dari arah belakang rumah, membawa seteko teh hangat. 3 d Malam Malam itu, mata Ramadhan tak kunjung bisa terpejam. Udara memang lembab dan gerah, kemungkinan besar akan hujan lagi. Burung malam sesekali memekik pendek. Mata Ramadhan nyalang menatap langit-langit kamar, mempertanyakan janji Allah yang tak terbukti. Sudahlah, pikirnya. Benar kata umi. Kalau belum rezeki, yang sudah di depan mata saja bisa diambil lagi oleh Allah, apalagi yang belum di depan mata. 4 2 Tempat Novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora secara garis besar banyak mengambil tempat di dua kota, yaitu Palembang dan Jakarta. Berikut secara spesifik akan dipaparkan lokasi-lokasi kejadian dalam novel tersebut. a Rumah Esoknya, pagi-pagi sekali, seseorang mengetuk pintu rumah Abuya. Ramadhan membuka pintu dengan perasaan tak enak. Kedatangan tamu sepagi ini membuat resah. Jangan-jangan, ini 2 Ibid, h. 1. 3 Ibid, h. 30. 4 Ibid, h. 108-109. salah satu dari para penagih hutang itu. Tapi, ternyata yang berdiri di depan pintu adalah Pak Dokter. Parasnya memampang rasa bersalah 5 . b Musi Pada suatu pagi, Ramadhan, Umi, dan Abuya tiba di tepian Musi siap menyeberang ke Foerqanoel Moeis dengan getek. Di dalam getek berkapasitas enam orang itu, Ramadhan dan Abuya duduk di sisi yang berbeda. Ramadhan di kanan dan Abuya di kiri, sementara Umi duduk di tengah getek. Pengaturan posisi duduk ituuntuk menjaga keseimbangan getek. 6 c Masjid “Ibu Naya berkali-kali menyeka sudut-sudut matanya. Bersimpuh di lantai Masjid, ia menunduk terus. “Saya idak tahu musti cerita ke siapa, Ustadz. Saya benar- benar idak tahu.”Si ibu terisak lirih. Ramadhan menatap mereka berdua dengan prihatin, “Tolong dinikahi saja, Ustadz. Saya mohon.”” 7 d Kelas “Tanpa banyak kata, Ramadhan langsung berdiri dan menuju bangku kedua paling belakang di kelas itu. Dengan enggan, ia duduki bangku itu. Ah, payah ini. Bahkan, pada hari pertamanya ia sudah melanggar janjinya kepada Abuya. ” 8 e Rumah Sakit ““Assalamu’alaikum, Rio. Umi sakit. Sekarang aku ke rumah sakit. Maafkan. Maafkan,” aku tergagap. Kosakataku lenyap.” 9 5 Ibid, h.109. 6 Ibid, h. 41. 7 Ibid, h. 162. 8 Ibid, h. 46. 9 Ibid, h. 208. f Pasar “Kami lalu pamit pada Buya Athar dan Umi Aisya, lalu berjalan menuju pasar yang tak jauh dari sana. Pasar sempit ini diapit pasar di kanan dan kirinya, kios kopi Abuya ada di tepi jalan.setelah mendapatkan setengah kilogram gula untuk oleh- oleh bagi Umi, kami mampir ke kios Abuya. ” 10 g Sekolah Setibanya mereka di sekolah kelima, mereka melangkah melintasi gerobak pedagang es krim yang sedang dirubung anak- anak sekolah. Tanpa bisa ditahan, Ramadhan dan Raniah melirik kerumunan itu. Si pedagang es krim sedang berkeringat, kewalahan meladeni permintaan dari kanan dan kiri. Umi menangkap lirikan mereka ini dan mengeratkan genggaman tangannya. 11 h Palembang “Ustadz Karim melongok sekilas ke depan dari bilik panggung. Sepertinya seluruh penduduk Palembang tumpah-ruah di lokasi acara. Bahkan Ramadhan pun belum pernah melihat orang sebanyak ini di Palembang.” 12 i Jakarta “Ia diarahkan ke sebuah gedung bertingkat di Jakarta Selatan, tempat sebuah stasiun televisi besar bermarkas. Dahsyat. Hanya satu kata itu yang pertama muncul di benak Ramadhan. Ia melangkah melintasi lantai granit mengkilap yang membentang dari ujung ke ujung. Wajah Ramadhan tertimpa cahaya dari lampu-lampu besar dengan sudut pendar dramatis yang diatur sedemikian rupa. Ia tiba di depan sebuah lift dan menekan tombol naik. Bahkan dengan sentuhan halus ujung jarinya saja, tombol itu langsung menyala. ” 13 10 Ibid, h. 34. 11 Ibid, h. 68. 12 Ibid, h. 184. 13 Ibid, h. 191.