kepentingan orangtua dari pada kepentingan diri sendiri dan juga orang lain maka anak tersebut belum dikatakan patuh.
36
Dalam sebuah hadis juga menegaskan bahwa hak orang tua harus didahulukan dibandingkan dengan hak orang lain, termasuk istri dan
anak-anaknya. Bahz bin Hakim meriwayatkan bahwa seorang laki-laki b
ertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah saya harus lebih dulu berbakti?” beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya
lagi, “Lalu kepada siapa lagi. beliau menjawab: Ibumu dia bertanya
lagi; Kemudian siapa? beliau menjawab: Kemudian Ibumu dia bertanya lagi; Kemudian siapa? dijawab: Kemudian bapakmu HR.
Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Hakim dan Baihaqi. b.
Birrul Walidain yang Sudah Meninggal
Perintah untuk berbakti kepada orangtua bukan hanya semasa hidupnya, tetapi setelah orangtua meninggal pun anak tetap diperintahkan untuk
berbakti kepada orangtua. Berikut ini beberapa bakti yang dapat dilakukan
untuk orangtua yang sudah meninggal:
1 Berdo‟a dan Memohon Ampun untuk Orangtua
Doa adalah intisari ibadah. Tidak ada yang lebih dibutuhkan oleh siapa yang telah meninggal dunia melebihi doa yang tulus, karena itu
doa merupakan persembahan bakti anak terhadap orangtua yang telah wafat.
37
2 Menunaikan Janji atau Wasiat Orangtua
Kalau semasa hidup ada janji yang belum dilaksanakan orangtua, maka janji itu bisa dilaksanakan oleh anak, misalnya ibadah haji yang
36
Syaifullah, op. cit., h.86.
37
M. Quraish Shihab, Birrul Walidain, Tangerang: Lentera Hati, 2014, h. 142.
belum dilaksanakan, maka anak bisa menghajikan orang tuanya yang telah meninggal.
38
3 Membebaskan Hutang Orang Tua
Hutang merupakan tanggung jawab berat yang tidak akan bisa lepas sampai hari kiamat sebelum hutang tersebut dilunasi. Seorang anak
hendaknya segera membebaskan orangtua yang sudah wafat dari tanggungan hutang, agar dimudahkan jalannya, dilapangkan kuburnya,
dan diberi nikmat sampai datangnya hari kiamat.
39
4 Menjalin Silaturahim dengan Kerabat Orang Tua
Manusia yang baik adalah manusia yang menjaga hubungan persahabatan dengan orang lain. Allah memerintahkan umat-Nya untuk
menjaga hubungan baik dengan kerabat dan keluarga. Salah satu cara bakti kepada orangtua setelah mereka wafat adalah dengan menjalin
silaturrahim dengan kerabat dan sahabat terdekatnya, seperti yang ditunjukkan hadis Nabi Saw. :
Dari Usaid ra., ia berkata “Kami ada di sisi Nabi Saw, lalu seorang lelaki berkata, „Wahai Rasulullah, masih tersisakah untukku suatu bakti yang
aku berikan kepada ibu bapakku setelah keduanya meninggal?‟ Beliau menjawab, „Ya, ada empat perkara: mendoakan dan memohonkan
ampunan untuk mereka, melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman keduanya, dan menjalin persaudaraan yang tidak ada
persaudaraan bagimu kecuali dari arah keduanya‟.”H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah
40
38
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, 2005, h. 84.
39
Asy-Syafrowi, op. cit., h. 119-120.
40
Shihab, op. cit., h. 141.
5
Bersedekah untuk Orangtua
Kebaktian anak kepada orangtua yang telah meninggal dapat dilakukan dengan sedekah untuk mereka. Sedekah yang dilakukan untuk
orangtua yang telah meninggal memberi manfaat untuk mereka, mendatangkan pahala, dan dan dapat menghapus dosa mereka.
41
Ibnu Abbas ra. Menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan mengatakan bahwa ibunya telah
meninggal dunia, lantas apakah ibunya akan mendapatkan manfaat jika dia bersedekah atas namanya? Saat itu Rasulullah Saw menjawab, “Ya
bermanfaat baginy a.” Kemudian lelaki itu menyedekahkan kebunnya
atas nama ibunya dengan disaksikan oleh Rasulullah Saw.H.R. Bukhari,
Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad
5. Berkah Birrul Walidain
a. Panjang Umur dan Melapangkan Rezeki
Berbakti kepada orangtua dapat memperpanjang umur dan juga dapat melapangkan rezeki. Hal ini sangat logis karena terjadi simbiosis
mutualisme hubungan saling menguntungkan antara bakti yang dilakukan oleh seorang anak terhadap orangtuanya. Anak yang berbakti kepada
orangtuanya akan membuat orangtua merasa senang sehingga terlontarlah doa-doa yang baik dari orangtua. Doa tersebut yang akan membuat anak
berbakti dipanjangkan umur dan dilapangkan rezekinya.
42
Dari Salman, sesungguhnya Rasulullah S aw bersabda: “Tidak ada yang
bisa menolak takdir kecuali do’a dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan
” H.R.Turmudzi
41
Asy-Syafrowi, op. cit., h. 134.
42
Syaifullah, op. cit., h.167-168.
Anas mengatakan: “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orangtuanya dan
menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” H.R. Ahmad b.
Amal Shaleh Diterima dan Kesalahan-kesalahan Diampuni Anak yang mampu melakukan pengabdian terhadap orangtuanya
dengan sebaik-baik pengabdian, maka insya Allah semua amal shaleh yang dilakukan anak tersebut diterima dan kesalahannya akan diampuni
43
, sesuai dengan Firman Allah Swt:
Artinya: “
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah pula. mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
berserah diri
.
Mereka Itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan
43
Ibid, h.169.
mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
” QS. Al-Ahqaf [46]: 15-16
44
B. Konsep Novel
1. Pengertian Novel
Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan, dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap
bersinonim dengan fiksi. Novel termasuk fiksi fiction karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
45
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.”
46
Kata novel dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia diartikan sebagai prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan
menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Cerita rekaan yang melukiskan puncak-puncak peristiwa kehidupan
seseorang, mengenai kejadian-kejadian yang luar biasa dalam kehidupannya, secara melompat-lompat, dan berpindah-pindah. Dari
berbagai peristiwa itu lahirlah konflik, suatu pertikaian yang kemudian justru mengubah nasib orang tersebut.
47
Menurut Burhan Nurgiyantoro, “Istilah novella dan novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet
Inggris: novellet, yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.”
48
44
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Maghfirah Pustaka, h.
504.
45
Andri Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi, Garudhawaca, 2014, h. 75.
46
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 694.
47
Ensiklopedi Sastra Indonesia, Bandung: Angkasa, 2007, h. 546.
48
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013, h. 12.
Novel menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, diri sendiri, serta dengan Tuhan. Novel
merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupannya. Walau berupa khayalan, tidak benar jika
novel dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penuh penghayatan dan perenungan secara intens terhadap hakikat hidup dan
kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penug kesadaran dan tanggung jawab.
49
Karya fiksi seperti novel merupakan sebuah cerita yang terkandung di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca di samping
adanya tujuan estetik. Membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan bathin, dan sekaligus
memperoleh pengalaman
kehidupan. Namun,
betapapun saratnya
pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi harus tetap merupakan cerita yang menarik, bangun struktur yang
koheren, dan mempunyai tujuan estetik. Daya tarik cerita inilah yang pertama-tama akan memotivasi orang
untuk membacanya. Karena pada dasarnya setiap orang senang cerita, apalagi yang sensasional, baik yang diperoleh dengan melihat maupun
mendengar. Melalui sarana cerita itu pembaca secara tidak langsung dapat belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang
secara sengaja ditawarkan pengarang. Oleh karena itu, cerita, fiksi, dan kesastraan pada umumnya, sering dianggap dapat membuat manusia
menjadi lebih arif, atau dapat dikatakan sebagai “memanusiakan manusia”.
50
49
Ibid, h. 3.
50
Ibid, h. 4.