Saran Kepada Pengrajin Batu Bata Kepada Peneliti Selanjutnya

55 6.2 Saran 6.2.1 Saran Kepada Pemerintah Pemerintah sebaiknya mengadopsi penggunaan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar dalam proses produksi batu bata, lalu mensosialisasikannya kepaa seluruh pemilik usaha batu bata di Indonesia, agar pemilik usaha batu bata tidak lagi menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar yang notabene susah didapat sekarang ini dan harganya yang juga lebih mahal. Sehingga hal ini otomatis akan mengurangi penebangan hutan secara liar yang marak terjadi belakangan ini. Selain itu, dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit, ada hasil sampingan yang didapat, yaitu abu tandan kosong kelapa sawit yang dapat dijadikan sebagai pupuk. Diharapkan juga kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan industri-industri kecil di daerah-daerah ini. Berntuk perhatian yang paling dibutuhkan oleh pemilik usaha batu bata adalah bantuan dana serta bantuan bahan baku dan bahan penunjang

6.2.2 Saran Kepada Pengrajin Batu Bata

Diharapkan kepada pemilik usaha untuk lebih meningkatkan skala usaha mereka, karena industry kecil seperti ini membutuhkan banyak biaya, tetapi penerimaan yang diperoleh hanya selisih sedikit dengan biaya tersebut, sehingga pendapatan bersih yang didapat juga sedikit. Namun apabila industrinya semakin besar, maka penerimaan yang diperoleh juga akan semakin tinggi dan pendapatan bersih juga semakin tinggi.

6.2.3 Kepada Peneliti Selanjutnya

Universitas Sumatera Utara 56 Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menganalisis perbandingan apakah lebih untung menggunakan kayu bakar atau menggunakan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar dalam proses produksi batu bata, diperhitungkan juga mengenai hasil sampingan atau ampas yang dapat diolah lagi dan turut menghasilkan keuntungan. Universitas Sumatera Utara 57 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2001. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonimous. 2011. Pembangunan di Negara Berkembang Online orinkaltimindonesia.wordpree.com, diakses pada 1 Juli 2015. Aryafatta. 2008. Mengolah Limbah Sawit Jadi Bioetanol Online . http:Aryafatta.com20080601Mengolah-limbah-sawit-jadi- bioetanol.html. diakses pada 20 Februari 2015. Darnoko. 1992. Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui Biokonversi . Berita Penelitian Perkebunan. Medan. Gaspersz, V. 1996. Manajemen Kualitas, Penerapan Konsep-Konsep Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total . PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hansen dan Mowen, 2001. Manajemen Biaya Buku II. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Kasmir, dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi kedua. Cetakan ke-4. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Mubyarto. 2001. Pengantar Ekonomi Petani. LP3ES. Jakarta. . 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya edisi 5. Aditya Media. Yogyakarta. Murray, A. A. 2011. Dampak Sosio-Ekonomi dan Ekologi Ka wasan Industri Batu Bata Kasus Kampung Ater dan Ciawitan Desa Gorowong Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor, Jawa Barat . [Skripsi]. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nata, S. 2014. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung, Online. http:www.academia.edu5063238BIAYA_BAHAN_BAKU_DAN_BIA YA_TENAGA_KERJA_LANGSUNG , diakses 22 Mei 2015. Universitas Sumatera Utara 58 Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir . Penebar Swadaya. Jakarta. Pasaribu, R.B.F. 2010. Industri dan Industrialisasi Online . Rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id diakses pada 1 Juli 2015. Purwanto. 2003. “Perubahan Pola Pencaharian Nafkah Masyarakat Petani di Sekitar Kawasan Industri Kasus di Desa Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur”. [tesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pascasarjana IPB. Raha, S. 2014. Perkembangan Industri di Era Globalisasi Ekonomi Dunia Terhadap Pendapatan Nasional Indonesia Online . slideshare.net diakses pada 1 Juli 2015. Sajogyo. 1996. Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Bina Rena Prawira. Jakarta Siahaan. 1996. Pola Pengembangan Industri. Departemen Perindustrian. Jakarta. Siant uri, R.N.S. “Usaha Pengolahan Batu Bata di Kabupaten Deli Serdang Studi Kasus: Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan. Universitas Sumatera Utara. Singarimbun, M. dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sukirno, S. 2002. Teori Mikro Ekonomi Cetak. Rajawali Press. Jakarta. Suwardono. 2002. Mengenal Pembuatan Bata, Genteng, dan Geteng Berglasir . Yrama Widta. Bandung. Universitas Sumatera Utara 59 Syahruddin. 1998. Pengembangan Industri dan Perdagangan Luar Negeri. Pusat Penelitian Andalas. Padang. Tambunan. 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia . Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Umar, H. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Universitas Sumatera Utara 60 Lampiran 1. Karakteristik Responden Pemilik Usaha Pembuatan Batu Bata Dengan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Bakar No. Nama Umur Tingkat Jumlah Tanggungan Lama Berusaha Luas Lokasi Status Kepemilikan Status Kepemilikan Tahun Pendidikan Jiwa Tahun Usaha m2 Modal Usaha Lahan Usaha 1 Pak Rusli J. 56 9 2 4 1600 Modal Sendiri Milik Sendiri 2 Mbah Marwan 75 9 1 25 5200 Modal Sendiri Milik Sendiri 3 Suwardi 35 12 2 5 2000 Modal Sendiri Milik Sendiri 4 Sartono 50 9 3 7 800 Modal Sendiri Milik Sendiri 5 Kasiman 57 9 2 6 1200 Modal Sendiri Milik Sendiri 6 Sihud 32 9 2 8 1200 Modal Sendiri Milik Sendiri 7 Warto 61 9 2 10 2400 Modal Sendiri Milik Sendiri 8 Daud 62 12 3 15 2000 Modal Sendiri Milik Sendiri 9 Salik 35 9 2 4 1200 Modal Sendiri Milik Sendiri 10 Sulino 49 6 3 8 400 Modal Sendiri Milik Sendiri 11 Cipto 48 12 3 7 3200 Modal Sendiri Milik Sendiri 12 Mariono 52 12 2 25 8000 Modal Sendiri Milik Sendiri 13 Legiono 40 6 3 10 8000 Modal Sendiri Milik Sendiri 14 Tugik 55 9 2 9 2800 Modal Sendiri Milik Sendiri 15 Marno 42 6 2 3 800 Modal Sendiri Milik Sendiri 16 Debi 32 9 4 6 800 Modal Sendiri Milik Sendiri 17 Ronijan 52 12 3 4 1600 Modal Sendiri Milik Sendiri 18 Gitok 53 9 2 7 2000 Modal Sendiri Milik Sendiri 19 Giseh 64 6 2 20 4000 Modal Sendiri Milik Sendiri 20 Sujit 44 12 2 13 6000 Modal Sendiri Milik Sendiri Total 994 186 47 196 55200 Rata-rata 49.7

9.3 2.35