34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Proses Pembuatan Batu Bata
Proses pembuatan batu bata memang membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10-14 hari. Namun sebenarnya proses pengolahannya sendiri tidak terlalu
rumit. Dimulai dari penyediaan bahan baku tanah sawah dan tanah merah, kemudian mencampurkan kedua tanah tersebut sampai rata, lalu dilakukanlah
proses pencetakan, lalu batu bata yang sudah dicetak dijemur, lalu setelah penjemuran selama 2 minggu, batu bata disusun di dapur, dan dibakar. Setelah
dibakar, batu bata siap untuk dipasarkan. Berikut tahapan-tahapan pembuatan batu bata akan diuraikan secara rinci.
Tahap I: Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Penunjang Bahan baku dalam pembuatan batu bata adalah tanah sawah dan tanah bukit. Tanah
sawah biasanya diperoleh dari pemasok. Pemasok mendapatkan tanah sawah dari masyarakat sekitar yang memiliki tanah sawah. Biasanya banyak lahan sawah
digali untuk membuat irigasi atau mendapatkan cukup banyak air, sehingga tanah hasil galian tersebut yang dijadikan bahan baku pembuatan batu bata. Begitu juga
dengan tanah bukit, diperoleh dari pemasok. Pemasok mendapatkan tanah bukit dari masyarakat yang memiliki tanah bukit ataupun dari penjual tanah bukit.
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 3. Tanah Bukit dan Tanah Sawah Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batu Bata
Selanjutnya bahan penunjang disiapkan. Bahan penunjang dalam proses pembuatan batu bata disini adalah tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pembakaran di
tungku, minyak solar sebagai bahan bakar mesin pencetakan batu bata, dan CPO sebagai bahan pengoles batu bata. Yang paling penting disiapkan disini adalah
tandan kosong kelapa sawit, karena tandan kosong kelapa sawit ini perlu dijemur terlebih dahulu sampai benar benar kering. Hal ini sangat penting karena tandan
kosong tidak akan bisa terbakar secara maksimal apabila tandan kosong masih dalam keadaan basah. Proses pengeringan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar
10-14 hari. Untuk itu sebenarnya tandan kosong perlu disiapkan terlebih dahulu dibandingkan bahan bakunya sendiri. Tandan kosong yang sudah kering ditandai
dengan warnanya yang berubah menjadi semakin abu-abu dan serabut-sarabut pada pinggirnya sudah terlihat berpisah.
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 4. Tandan Kosong Kelapa Sawit Saat Dijemur
Tahap II: Pencampuran tanah bukit dan tanah sawah Selanjutnya tanah bukit dan tanah sawah diaduk rata dengan menggunakan cangkul
dan sekop. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh 5 orang tenaga kerja. Pengadukan harus benar-benar rata agar menghasilkan agar menghasilkan batu bata yang kokoh.
Perbandingan tanah bukit dan tanah sawah biasanya adalah 2:1 atau ada juga responden yang menggunakan perbandingan 1:1. Dengan perbandingan 1:1, batu
bata yang dihasilkan akan lebih bagus dan kokoh. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran ini tergantung dari jumlah batu yang ingin dihasilkan,
biasanya berlangsung selama 2 jam untuk menghasilkan 10.000 batu bata.
Universitas Sumatera Utara
37 Tahap III: Pencetakan Batu Bata
Setelah proses pencampuran tanah bukit dan tanah sawah selesai, proses pencetakan batu bata dimulai. Di daerah penelitian biasanya mesin pencetakan batu
bata disebut mesin press batu bata. Proses pencetakan ini dilakukan oleh 5 orang tenaga kerja yang sama dengan tenaga kerja dalam proses pencampuran tanah.
Seorang tenaga kerja memasukkan tanah campuran kedalam mesin pres batu bata. Seorang lainnya siap menampung hasil cetakan batu bata dengan menggunakan
papan sambil mengoleskan CPO ke setiap sisi batu bata agar batu bata tidak saling lengket satu dengan lainnya. Apabila sudah penuh dalam satu papan, seorang lagi
menaikkan papan berisi batu bata tersebut kedalam becak. Setelah becak penuh, becak dibawa menuju barak untuk dijemur. Dua orang lainnya siap menunggu di
barak untuk menurunkan batu bata tersebut. Proses pencetakan ini biasanya berlangsung sekitar 8-10 jam.
Gambar 5. Mesin Pencetakan Batu Bata
Universitas Sumatera Utara
38 Tahap IV: Penjemuran
Setelah batu bata diturunkan dari becak, batu bata akan disusun didalam barak untuk dijemur. Proses ini dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja. Batu bata disusun
sedemikian rupa dengan rapi agar muat diletakkan didalam barak. Setelah semua batu bata siap disusun, setiap pinggiran dari susunan batu bata ditutupi dengan
plastik terpal. Hal ini dimaksudkan agar batu bata tidak basah lagi terkena air hujan. Proses penjemuran batu bata ini dilakukan selama 2 minggu.
Gambar 6. Proses Penjemuran Batu Bata di Barak
Tahap V: Penyusunan di dapur Setelah 2 minggu dijemur, batu bata disusun didapur untuk mulai proses
pembakaran. Proses ini dilakukan oleh 2 orang. Batu bata disusun sedemikian rupa
Universitas Sumatera Utara
39 agar pembakaran merata keseluruh batu bata. Proses penyusunan ini biasanya
berlangsung selama2-5 jam tergantung dari banyaknya batu yang akan dibakar.
Gambar 7. Batu Bata Yang Telah Disusun di Dapur
Tahap VI: Pembakaran dan Pendinginan Setelah batu bata disusun dengan rapi di dapur, proses pembakaran siap untuk
dimulai. Proses pembakaran ini biasanya hanya dilakukan oleh 1 orang tenaga kerja saja. Pertama-tama beberapa tandan kosong kelapa sawit yang sudah dikeringkan,
dimasukkan kedalam tungku pembakaran dengan menggunakan gancu. Tungku diisi sampai penuh kedalam. Untuk memasukkan tandan kosong sampai padat
kedalam, digunakan alat tojok. Selanjutnya karet ban kira-kira sepanjang 30 cm dibakar, lalu diletakkan diatas salah satu tandan kosong yang juga akan
dimasukkan. Setelah dipastikan tandan kosong tersebut telah berubah menjadi bara
Universitas Sumatera Utara
40 api, tandan kosong tersebut didorong masuk kedalam tungku sampai menyentuh
tandan kosong yang sudah dimasukkan diawal tadi. Setelah dipastikan bara api tetap hidup, tunggu sampai menjadi abu dan tandan kosong dimasukkan lagi.
Disekeliling tungku juga diberikan sekam padi agar pembakaran merata keseluruh bagian. Rata-rata pembakaran ini berlangsung 7-10 hari tergantung dari jumlah batu
bata yang dibakar. Setelah proses pembakaran dilakukan, batu bata dibiarkan dingin kira-kira selama 2-3 hari.
Gambar 8. Proses Pembakaran Batu Bata Sedang Berlangsung
Universitas Sumatera Utara
41 Tahap VII: Siap untuk dipasarkan
Setelah batu bata dingin, batu bata siap untuk dipasarkan. Biasanya usaha batu bata ini sudah memiliki langganannya masing-masing, kegiatan penjual-belian
dilakukan via telefon. Setelah negosiasi disetujui, pembeli akan datang dengan membawa truk dan tukang muat sendiri, lalu mengangkut batu bata tersebut.
Sehingga pengrajin batu bata tidak perlu membayar upah tenag kerja untuk memuat batu bata.
Berdasarkan uraian tahapan pembuatan batu bata, dapat diringkas secara skematis seperti pada Gambar 9 berikut.
Gambar 9. Skema Proses Pembuatan Batu Bata
Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Penunjang
Pencampuran Tanah Bukit dan Tanah Sawah
Pencetakan Batu Bata Penjemuran
Penyusunan di Dapur
Pembakaran
Siap Untuk Dipasarkan Pendinginan
Universitas Sumatera Utara
42
5.2 Ketersediaan Input Bahan Baku, Modal, dan Tenaga Kerja 5.2.1 Ketersediaan Bahan Baku