24
3.5 Defenisi Dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Defenisi
1. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri, dimana bahan baku dibeli dari
pemasok untuk kemudian diolah dan dijual lagi kepada konsumen. 2.
Produk utama adalah hasil produksi utama berupa batu bata. 3.
Dampak pemakaian tandan kosong kelapa sawit adalah akibatefek yang ditimbulkan dari pemakaian tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar
bagi pengrajin sendiri maupun lingkungan, dapat berupa dampak positif atau dampak negatif.
4. Ampas adalah hasil yang tersisa dari proses pembakaran batu bata, yaitu tandan
kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar yang telah menjadi abu. 5.
Input produksi adalah faktor-faktor yang mendukung perkembangan usaha pembuatan batu bata di daerah penelitian seperti bahan baku, modal, dan tenaga
kerja. 6.
Penerimaan usaha pembuatan batu bata adalah total produksi yang dihasilkan usaha pembuatan batu bata selama masa produksi dan ampas yang dapat dijual
yang dihitung dalam bentuk rupiah. 7.
Biaya produksi usaha pembuatan batu bata adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama masa produksi hingga menghasilkan produk.
8. Pendapatan usaha pembuatan batu bata adalah selisih antara penerimaan dengan
total biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
25 9.
Analisis kelayakan usaha adalah suatu metode perhitungan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak atau tidak layak diusahakan secara ekonomis.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian di Desa Jentera Stabat, Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat. 2.
Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015. 3.
Sampel dalam penelitian ini adalah pengrajin batu bata yang menggunakan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian