21
2.4.2.3 Pembuatan Pelarut Metanol-Air-Buffer Amonium Format 55:44:1
Dicampur 275 ml metanol, 220 ml aquabidest dan 5 ml buffer amonium format lalu dikocok.
2.4.3 Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Masing-masing unit diatur, kolom yang digunakan Sim-Pack VP ODS 4,6 mm x 25 cm dengan detektor UVVis. Pompa yang digunakan metode aliran
tetap dengan sistem elusi gradien, sensitivitas 1,000 AUFS. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak
dibiarkan mengalir sekitar 30 menit sampai diperoleh garis alas yang datar, hal ini menunjukkan sistem tersebut telah stabil.
2.4.4 Penentuan Perbandingan Fase Gerak dan Laju alir Sistem KCKT
Larutan guaifenesin BPFI dengan konsentrasi 1200 mcgml dan dekstrometorfan HBr BPFI dengan konsentrasi 180 mcgml diinjeksikan ke dalam
sistem KCKT menggunakan fase gerak metanol : air : buffer amonium format, dengan perbandingan 45:54:1, 55:44:1, 65:34:1 dengan laju alir yang berbeda
yaitu 1,0 mlmenit, 1,1 mlmenit 1,2 mlmenit, 1,3 mlmenit, 1,4 mlmenit,dan 1,5 mlmenit. Kemudian dicatat waktu tambat dan tekanan kolom pada tiap
penyuntikan dengan berbagai perbandingan fase gerak dan laju alir data dapat dilihat pada Tabel 1.
2.4.5 Uji Identifikasi
Uji identifikasi terhadap guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dilakukan dengan membandingkan waktu retensi larutan guaifenesin BPFI dan
dekstrometorfan HBr BPFI terhadap waktu retensi larutan sampel pada panjang
Lisa Bella : Optimasi Fase Gerak Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Guaifenesin Dan Dekstrometorfan HBr Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
22 gelombang 280 nm. Bila waktu retensi sampel hampir sama dengan waktu tambat
guaifenesin BPFI dan dekstrometorfan HBr BPFI, berarti sampel mengandung guaifenesin dan dektrometorfan HBr.
Selain itu, uji identifikasi dilakukan dengan metode spiked yaitu menambahkan bahan baku dekstrometorfan HBr ke dalam larutan baku campur.
Kemudian dianalisa secara KCKT dengan kondisi yang sama. Selanjutnya dilihat peningkatan luas area puncak dari sebelum penambahan baku dan sesudah
penambahan baku. Jika terjadi peningkatan luas area berarti puncak tersebut merupakan puncak dekstrometorfan HBr data dapat dilihat pada Gambar 9.
2.4.6 Penentuan Kuantitatif 2.4.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Dekstrometorfan HBr BPFI