22 gelombang 280 nm. Bila waktu retensi sampel hampir sama dengan waktu tambat
guaifenesin BPFI dan dekstrometorfan HBr BPFI, berarti sampel mengandung guaifenesin dan dektrometorfan HBr.
Selain itu, uji identifikasi dilakukan dengan metode spiked yaitu menambahkan bahan baku dekstrometorfan HBr ke dalam larutan baku campur.
Kemudian dianalisa secara KCKT dengan kondisi yang sama. Selanjutnya dilihat peningkatan luas area puncak dari sebelum penambahan baku dan sesudah
penambahan baku. Jika terjadi peningkatan luas area berarti puncak tersebut merupakan puncak dekstrometorfan HBr data dapat dilihat pada Gambar 9.
2.4.6 Penentuan Kuantitatif 2.4.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Dekstrometorfan HBr BPFI
Ditimbang 50 mg dekstrometrofan HBr BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan pelarut metanol-air-buffer amonium
format 55:44:1 sampai garis tanda 1000 mcgml lalu dikocok.
2.4.6.2 Pembuatan Larutan Induk Guaifenesin BPFI
Ditimbang 100 mg guaifenesin BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan dengan pelarut metanol-air-bufer amonium format
55:44:1 sampai garis tanda 4000 mcgml lalu dikocok.
2.4.6.3 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi 2.4.6.3.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Dekstrometorfan HBr BPFI dan
Guaifenesin BPFI
Larutan induk dekstrometorfan HBr BPFI dipipet sebanyak 0,2 ml; 0,6 ml; 1,0 ml; 1,4 ml; 1,8 ml; 2,2 ml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu
Lisa Bella : Optimasi Fase Gerak Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Guaifenesin Dan Dekstrometorfan HBr Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
23 tentukur 10 ml yang telah dibungkus dengan aluminum foil. Konsentrasi larutan
20 ; 60 ; 100 ; 140; 180 ; 220 mcgml selanjutnya larutan induk baku guaifenesin BPFI dipipet 0,25 ml; 1,0 ml; 1,75 ml; 2,5 ml; 3,25 ml; 4,0 ml, masing-masing
dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml yang telah dibungkus dengan aluminum foil . Konsentrasi larutan 100 ; 400 ; 700 ; 1000 ;1300 ; 1600
mcgml lalu diencerkan dengan pelarut campur metanol-air-buffer amonium format 55:44:1 sampai garis tanda dan dikocok. Kemudian masing-masing
larutan disaring dengan membran Whatman PTFE 0,2 m. Diawaudarakan selama 10 menit. Kemudian diinjeksikan filtrat sebanyak 100 µl menggunakan
syringe ke dalam injektor dengan loop 20 µl, diukur pada panjang gelombang 280 nm. Selanjutnya dari konsentrasi dan luas area yang diperoleh pada kromatogram,
dibuat kurva kalibrasi serta dihitung persamaan garis regresinya data dapat dilihat pada Lampiran 4.
2.4.6.4 Penyiapan Sampel
Dipipet 3 ml sampel sirup, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml yang telah dibungkus dengan aluminium foil, lalu dilarutkan dengan pelarut metanol-
air-buffer amonium format 55:44:1 sampai garis tanda, dikocok. Dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali lalu masing-masing disaring dengan membran
Whatman PTFE 0,2 m. Diawaudarakan selama 10 menit. Kemudian dinjeksikan masing-masing filtrat sebanyak 100 L menggunakan syringe ke dalam injektor
dengan loop 20 L, dan diukur pada panjang gelombang 280 nm.
Lisa Bella : Optimasi Fase Gerak Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Guaifenesin Dan Dekstrometorfan HBr Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
24
2.4.6.5 Penetapan Kadar Guaifenesin dan Dekstrometorfan HBr pada sampel