Jika hanya guru yang berbicara dan bercerita sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.,
kegiatan belajar mengajar menjadi pasif. Seharusnya siswa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar.
Seorang guru harus bisa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menerapkan metode mengajar yang bervariatif dan dapat
disesuaikan antara metoe yang akan digunakan dengan konsep yang akan dipelajari, agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien,
dan dapat mencapai tujuan, serta menimbulkan rasa senang dan tidak bosan di dalam kelas.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi. Dengan
metode simulasi siswa dapat terlibat secara langsung dalam sebuah permasalahan dan memainkan perannya di depan kelas.
Keadaan kelas dengan menggunakan metode simulasi akan mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami
pelajaran yang akan dipelajari. Jika dalam suatu proses belajar mengajar keadaan masing-masing siswa senang dan tidak merasa bosan, maka daya
tangkap siswa dalam menerima dan memahami pelajaran akan lebih baik.
3. Hakikat Cerpen
a. Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Tarigan mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah cerita
yang pendek, dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam kesingkatan dan kepadatannya itu, sebuah cerpen adalah lengkap, bulat dan singkat. Semua
bagian dari sebuah cerpen harus terkait pada satu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap. Tidak boleh terdapat bagian yang dikatakan lebih dan
bisa dibuang.
Dari uraian beberapa definisi cerpen di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cerpen adalah cerita fiksi yang memiliki keterkaitan pada satu
kesatuan jiwa dan bisa dibaca sampai selesai hanya dengan waktu setengah sampai dua jam.
b. Ciri-ciri Cerpen
Nugroho dalam Tarigan mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi
yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
17
Untuk menentukan panjang cerpen memang sulit untuk ukuran yang umum, cerpen selesai
dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Tarigan mengemukakan ciri-ciri cerita pendek sebagai berikut;
18
1 Ciri-ciri utama cerpen adalah: singkat, padat, intensif.
2 Unsur-unsur utama dalam cerpen: adegan, tokoh, dan gerak.
3 Bahasa cerpen haruslah tajam, sugestif, dan menarik perhatian.
4 Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5 Sebuah cerpen harus menimbulkan satu efek dalam pikiran
pembaca 6
Cerpen harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama-tama menarik perasaan, dan baru kemudian
pikiran pembaca.
17
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, cet. Ke-1, 1994, h. 179
18
Ibid, h. 180
7 Cerita pendek mengandung detail –detail dan insiden-insiden yang
dipilah dengan sengaja dan yang bisa menimbulkan pertanyaan- pertanyaan dalam pikiran pembaca.
8 Cerpen harus mempunyai seorang pelaku utama.
9 Cerpen bergantung pada satu situasi.
10 Cerpen memberikan impresi tunggal.
11 Cerpen memberikan suatu kebulatan efek.
12 Cerpen menyajikan satu emosi.
c.
Unsur-unsur Cerpen
Sebuah cerpen merupakan sebuah bangun cerita yang menampilkan sebuah dunia yang sengaja dikreasikan pengarang. Dalam cerpen terdapat
unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik, berikut penjelasan mengenai kedua unsure tersebut:
1 Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra.
19
Adapun yang termasuk unsur-unsur instrinsik yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang.
a Tema
Tema menurut Stanton dan Kenny dalam Tarigan adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
20
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan
19
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjahmada University Press, 2007, h.23
20
Ibid, h. 67
berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religious, dan sebagainya. Dalam hal
tertentu, tema sering dapat disinonimkan dengan idea tau tujuan utama cerita.
b Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan
sebagai salah satu unsur pembangun fiksi dapat dikaji dan dianalisis keterjalinannya dengan unsur-unsur pembangunan
lainnya. Untuk memberikan gambaran mengenai tokoh-tokoh dalam sebuah karya fiksi dibedakan ke dalam beberapa jenis
berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, yaitu: a.
Berdasarkan segi peranan tokoh 1
Tokoh utama 2
Tokoh tambahan b.
Berdasarkan fungsi penampilan 1
Tokoh protagonist 2
Tokoh antagonis c.
Berdasarkan perwatakan 1
Tokoh sederhana 2
Tokoh kompleks d.
Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan:
1 Tokoh statis
2 Tokoh berkembang
e. Berdasarkan pencerminan tokoh
1 Tokoh tipikal
2 Tokoh netral