Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya, memberi tahu, meyakinkan dan menghibur. Hasil dari proses kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan 14 . Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukaakan gagasan, perasaan dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu menulis. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis-tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan 15 . Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis. Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah, dan menata informasi. Budinuryanta mengungkapkan bahwa 14 Daeng Nurjamal dkk, Terampil Berbahasa, Bandung: Alfabeta, 2013, h.69 15 Hindun, Op. Cit, h. 201 terdapat beberapa manfaat menulis bagi penulis. Pertama, dengan menulis penulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri. Kedua, melalui kegiatan menulis penulis dapat mengembangkan berbagai gagasan. Ketiga, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang bersangkutan. Keempat, menulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri penulis sendiri. Kelima, melalui tulisan penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasan secara lebih objektif. Keenam, menulis lebih mudah memecahkan permasalahan. Ketujuh, mendorong penulis belajar secara aktif. Kedelapan, kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib. 16 Sayangnya, tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses menuangkan gagasan secara kreatif yang hasilnya berupa tulisan atau karangan. Dengan menulis seseorang dapat menambahkan atau memberikan informasi baru untuk orang lain. Menulis merupakan kegiatan berbahasa aktif yang menghasilkan informasi dalam sebuah komunikasi tulis. b. Keterampilan Menulis Cerita Pendek Menggunakan Metode Simulasi Pendidikan bukanlah soal berbicara dan bercerita tetapi sebuah proses transfer ilmu yang seharusnya mempunyai titik tekan yang bersikap aktif. 16 Budinuryanta Y dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, cet. ke- 2, 2008, h. 12.2 - 12.3 Jika hanya guru yang berbicara dan bercerita sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru., kegiatan belajar mengajar menjadi pasif. Seharusnya siswa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar. Seorang guru harus bisa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menerapkan metode mengajar yang bervariatif dan dapat disesuaikan antara metoe yang akan digunakan dengan konsep yang akan dipelajari, agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien, dan dapat mencapai tujuan, serta menimbulkan rasa senang dan tidak bosan di dalam kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi. Dengan metode simulasi siswa dapat terlibat secara langsung dalam sebuah permasalahan dan memainkan perannya di depan kelas. Keadaan kelas dengan menggunakan metode simulasi akan mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami pelajaran yang akan dipelajari. Jika dalam suatu proses belajar mengajar keadaan masing-masing siswa senang dan tidak merasa bosan, maka daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami pelajaran akan lebih baik.

3. Hakikat Cerpen

a. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Tarigan mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah cerita yang pendek, dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam kesingkatan dan kepadatannya itu, sebuah cerpen adalah lengkap, bulat dan singkat. Semua bagian dari sebuah cerpen harus terkait pada satu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap. Tidak boleh terdapat bagian yang dikatakan lebih dan bisa dibuang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Menulis Berantai terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014

4 14 159

Bab I - Pengaruh Media Photostory Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 35 Jakarta

0 5 10

Bab II - Pengaruh Media Photostory Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 35 Jakarta

3 9 40

BAB III - Pengaruh Media Photostory Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 35 Jakarta

0 3 26

Bab IV - Pengaruh Media Photostory Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 35 Jakarta

0 2 67

BAB V - Pengaruh Media Photostory Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 35 Jakarta

0 3 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta Tahun A

0 2 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII C MTs. NEGERI PACITAN.

0 0 18

PENGARUH METODE MENGAJAR INQUIRY DAN MINAT MEMBACA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI SEKOTA SAMARINDA.

0 1 6