c Alur
Alur merupakan unsur cerita yang penting, bahkan tak sedkit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara
berbagai unsur lainnya. Stanton mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian
itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
21
Menurut Abrams dalam Nurgiantoro mengemukakan bahwa sebuah alur haruslah terdiri dari tahap awal, tengah, dan
akhir.
22
a. Tahap awal
Tahap awal sebuah cerita biasanya sebagai tahap perkenalan .
b. Tahap tengah
Tahap tengah cerita disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah mulai
dimunculkan pada tahap sebelumnya menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan.
c. Tahap akhir
Tahap akhir sebuah cerita dapat disebut sebagai tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat
klimaks. Tahap akhir berisi bagaimana kesudahan cerita atau menyarankan pada hal bagaimana akhir sebuah cerita.
21
Ibid, h. 113
22
Ibid, h. 141
d Latar
Latar adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi atau keterangan mengenai waktu, ruang tempat dan suasana dalam
suatu cerita. Menurut Nurgiantoro unsure latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu:
23
a. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, dan lokasi tertentu tanpa nama
jelas. b.
Latar waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial berhubungan juga dengan status sosial tokoh yang
bersangkitan, misalnya: rendah, menengah, atau atas. e
Sudut Pandang Abrams dalam Nurgiantoro mengemukakan bahwa sudut
pandang merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk
23
Ibid, h. 227
cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
24
Terdapat pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut
berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan orang, yaitu bentuk persona ketiga dan persona pertama.
a. Sudut pandang persona ketiga: “Dia”
Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang yang
berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka.
b. Sudut pandang persona pertama: “Aku”
Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama, gaya “aku”, narator adalah seseorang ikut
terlibat dalam cerita.
2 Unsur Ektrinsik Unsur ekstrinsik merupakan latar belakang dan sumber informasi
bagi karya sastra dan tidak dapat diabaikan karena mempunyai nilai dan pengaruh. Unsur ekstrinsik merupakan unsur atau bagian
yang secara fungsional berhubungan dengan sebuah karya sastra satu sama lainnya.
d. Manfaat Menulis Cerpen
Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti ada manfaatnya. Begitu juga dengan menulis cerpen. Menulis sebuah cerpen dapat melatih kita
berani mengekspresikan diri melalui kata-kata tanpa harus ada lawan bicara secara langsung.
24
Ibud, h. 247
Manfaat menulis menurut Tarigan adalah:
25
1 Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. 2
Menolong kita berpikir secara kritis. 3
Memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita.
4 Memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi.
5 Membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai banyak
manfaat, diantaranya
meningkatkan kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, dapat memberikan informasi kepada orang lain, memperdalam daya tanggap sehingga
kita mampu berpikir secara kritis, dapat menuangkan ide ke dalam tulisan, dan dengan menulis kita dapat mempengaruhi pandangan
orang lain melalui tulisan yang kita.
4. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, di antaranya sebagai berikut:
1 Penelitian yang dilakukan oleh Toha dalam skripsinya yang
b erjudul “Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Metode
Simulasi Terhadap Pemahaman K onsep Matematika siswa”. Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa: 1 pemahaman konsep matematika kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok
kontrol dan 2 nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menggunakan
25
Tarigan, Op.Cit. h, 4
metode simulasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Toha dengan penelitian ini yaitu bahwa Matematika sebagai objek dari penelitian yang
menggunakan metode simulasi. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Toha dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan, Ciputat sedangkan skripsi ini dilakukan di MTs. Negeri 19 Jakarta selatan dengan sampel siswa kelas VII-I dan VII-II .
2 Penelitian yang dilakukan oleh Khori Yatun Nisah dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write TTW Terhadap Kemampuan Menganalisis
Cerpen”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pembelajaran menganalisis cerpen melalui strategi Think-Talk-Write
TTW sangat berpengaruh dan berhasil. Penelitian yang dilakukan oleh Khori Yatun Nisah merupakan
penelitian eksperimen. Selanjutnya dalam penelitian Khori Yatun Nisah menggunakan teknik Think-Talk-Write sedangkan penelitian ini
menggunakan metode simulasi. Penelitian Khori Yatun Nisah dilaksanakan di SMK Triguna Utama dengan sampel siswa kelas X-
OC dan kelas X-OD sedangkan penelitian ini dilaksanakan di MTs. Negeri 19 Jakarta Selatan dengan sampel siswa kelas VII-I dan kelas
VII-II.
3 Penelitian yang dilakukan oleh Isroyati dalam skripsinya yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Dengan
Penggunaan Metode Field Trip Pada Siswa Kelas IX di SMP Dwiguna Depak”. Hasil dari penelitian tersebut menyatalkan bahwa
pembelajaran menulis siswa dapat meningkat setelah menggunakan
metode field trip dan siswa lebih termotivasi dalam belajar menulis paragraph narasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Isroyati merupakan penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian yang peneliti lakukan ialah
penelitian eksperimen. Selanjutnya dalam penelitian Isroyati menggunakan metode field trip sedangkan penelitian ini menggunakan
metode simulasi. Penelitian Isroyati dilaksanakan di SMP Dwiguna dengan sampel kelas IX sedangkan penelitian ini dilaksanakan di MTs.
N 19 Jakarta Selatan dengan sampel siswa kelas VII.
Dari hasil penelitian di atas, terihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi dapat mengaktifkan dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Metode Simulasi terhadap Keterampilan
Menulis Cerita Pendek Siswa.”
B. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori di atas, dapat disusun kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Kelemahan
siswa dalam menulis suatu bacaan khususnya cerita pendek membuat penurunan hasil belajar bahkan tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri
tidak tercapai. Keterampilan menulis cerita pendek, yaitu keterampilan individu untuk
menuliskan sebuah cerita pendek dengan berbagai tema tentang kehidupan. Dalam praktiknya, individu mampu mengenal suatu masalah dan menuliskan
ke dalam sebuah cerita. Dalam hal ini guru hendaknya menyadari peranannya dalam interaksi
belajar yaitu sebagai orang yang dianggap memberikan bantuan pada siswa