Tujuan Umum Tujuan Khusus

lainnya terletak pada jenis antigen yang terkandung pada flagelnya yaitu H-14. Sedangkan pada bentuknya, Bti dengan subspesies lainnya sama. 6 Bakteri ini tumbuh dalam 2 fase yaitu fase vegetatif dan spora. Jika dalam kondisi yang menguntungkan seperti suplai nutrien yang diperlukan tersedia, maka bakteri akan tumbuh dalam fase vegetatif. Namun jika bakteri hidup pada kondisi dimana suplai nutrien tidak mencukupi maka bakteri akan membentuk spora parasporal crystalline inclusions dimana spora ini terdiri dari berbagai insecticidal crystal protein ICP yang bersifat toksik. 8,9 ICP atau kristal protein ini memiliki bentuk yang bermacam- macam yaitu bipiramida, kuboid, datar, rhomboid maupun gabungan dari berbagai bentuk. Kristal protein atau kompleks spora-kristal protein ini jika dimakan oleh invertebrata tertentu, khususnya larva Diptera, Coleoptera dan Lepidoptera dapat meracuni usus larva. Umumnya Bt hidup di tanah, tumbuhan dan di dalam tubuh serangga yang sudah mati. 5 Gambar 2.2 Spora dan kristal Bacillus thuringiensis israelensis. 10 Bt diformulasikan dalam berbagai macam bentuk larvasida baik dalam bentuk cair, granul, spray, tablet, pelet dan bubuk, dengan persentase kandungan zat aktif berupa spora dan kristal protein hidup maupun yang telah diinaktivasi. Kandungannya berbeda-beda tergantung jenis produknya. Vectobac WG merupakan produk larvasida berbentuk granul yang mengandung zat aktif Bti sebesar 37,4, dan mudah larut dalam air. 5

2.1.3 Cara Kerja Bacillus thuringiensis

ICP yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis pada saat fase sporulasi merupakan protoksin yang masih belum aktif. Cara kerja ICP ini dimakan oleh larva dan larut dalam usus larva, ICPprotoksin diubah menjadi toksin aktif oleh enzim proteolitik dalam usus larva, kemudian toksin akan berikatan dengan reseptor spesifik pada membran usus larva. Ikatan ini menyebabkan lisis epitel usus larva dan juga mengganggu permeabilitas cairan sehingga sel menjadi bengkak kemudian pecah dan pada akhirnya mengakibatkan kematian larva. 9,11 Gambar 2.3 Cara kerja Bacillus thuringiensis. 4 Selain menyebabkan lisis epitel, toksin ini mengakibatkan penurunan nafsu makan larva, sehingga larva menjadi tidak nafsu makan dan berhenti makan. Di sisi lain, bakteri ini terus berproliferasi dalam tubuh larva sehingga larva menjadi septik. Mekanisme ini juga turut berperan dalam kematian larva. Kematian ini mengakibatkan tubuh larva berubah menjadi kehitaman atau kecoklatan. 9 Bt aman digunakan bagi lingkungan karena Bt akan terurai oleh sinar ultraviolet, bersifat tidak toksik dan tidak patogen terhadap spesies bukan sasaran seperti burung, cacing, ikan dan spesies lain yang hidup di dalam air. Namun dilaporkan bahwa pada hewan percobaan kelinci, Bt menyebabkan iritasi mata. 12 Pada hewan percobaan tikus, pemberian Bt lebih dari 5000 mgkg baru menunjukan lethal dose 50. Pada manusia,