Morfologi Cx. quinquefasciatus Taksonomi, Morfologi, Habitat dan Perilaku, serta Siklus Hidup

seperti bentuk koma. 14,21 Pupa sering naik ke permukaan air untuk bernapas melalui sepasang terompet pernafasan di bagian thoraksnya. 21 Gambar 2.8 Pupa Cx. quinquefasciatus. 22 Pada fase ini, pupa tidak memerlukan makanan dan terjadi perkembangan organ tubuhnya seperti sayap untuk persiapannya menjadi nyamuk dewasa. 14 Nyamuk dewasa terdiri atas bagian kepala, thorax dan abdomen dengan ukuran bervariasi 4-10 mm. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antenna, sepasang palpus yang berfungsi sebagai pendeteksi tingkat kelembaban lingkungan, dan juga proboscis yang digunakan untuk menghisap makanan yang dibutuhkannya. Baik jantan maupun betina, menghisap cairan tumbuhan nektar. Gula pada nektar menjadi sumber energi bagi nyamuk ketika terbang. Selain nektar, betina juga menghisap darah yang didalamnya mengandung protein. Protein ini diperlukan untuk perkembangan ovarium dan telur. 14,19 Gambar 2.9 Nyamuk dewasa Cx. quinquefasciatus. 22 Antenna pada nyamuk jantan dan betina pun berbeda. Pada nyamuk jantan lebih lebat dibandingkan betina. Antenna ini digunakan untuk mencari nyamuk betina dengan cara mendeteksi bau nyamuk betina. Selain itu, hal lain yang membedakan jantan dan betina adalah panjang palpus dan proboscis. Pada nyamuk jantan, palpus lebih panjang atau sama dengan proboscis. Namun sebaliknya pada nyamuk betina. 17,23 Nyamuk dewasa memiliki abdomen dengan ujung tumpul, warna cokelat muda. Sayap berbentuk sempit panjang dengan ujung runcing dan kaki yang berwarna lebih gelap dibandingkan tubuhnya. 16 Gambar 2.10 Perbandingan antenna nyamuk jantan dan betina. 24

2.2.3. Habitat dan Perilaku Cx. quinquefasciatus

Nyamuk ini hidup dan berkembangbiak di air yang keruh atau kotor seperti di got, selokan, comberan, sungai yang dipenuhi sampah dan tempat-tempat lainnya yang tinggi pencemarannya. 16,25 Begitu pula dengan larva, lebih menyukai tempat-tempat yang tertutupi rumput maupun tanaman air. Hal ini bertujuan agar larva terlindungi dari ikan dan predator air lainnya. 14 Nyamuk tersebut merupakan nyamuk yang menghisap darah sebagai sumber makanannya hematofagik, baik menghisap darah manusia antrofilik maupun binatang zoofilik terutama mamalia dan burung. Nyamuk ini biasanya istirahat saat siang hari dan menghisap darah manusia pada malam hari setelah matahari terbenam. Oleh karena itu, Cx. quinquefasciatus dikenal sebagai nocturnal mosquito yang sering masuk ke dalam rumah-rumah terutama tengah malam dan nyamuk ini bersifat endofagik hidup berada di dalam rumah juga eksofagik. 16,19,26

2.2.4. Siklus hidup Cx. quinquefasciatus

Nyamuk betina dapat bertelur hingga 400 butir telur diatas permukaan air kotor membentuk sekumpulan telur yang berdekatan seperti rakit. Biasanya ia meletakkan telur pada malam hari di air yang menggenang daripada air yang mengalir. Dalam siklusnya, nyamuk betina dapat bertelur setiap 3 hari sekali. 14 Telur tersebut menetas menjadi larva setelah 2-3 hari di air dan berkembang dari larva instar I sampai larva instar IV yang berlangsung kurang lebih 6-8 hari. 20 Setelah itu, larva instar IV molting atau berganti kulit menjadi pupa. Perubahan ini optimum terjadi ketika suhu lingkungan 27º- 30ºC. Perbedaan antara larva dan pupa adalah pada saat fase larva, dimana larva memerlukan makanan yang diambilnya dari tempat perindukannya breeding place. Pupa tidak memerlukan makanan tetapi memerlukan oksigen yang didapatkan melalui tabung pernafasan breathing trumpet. Setelah itu, pupa tumbuh menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-5 hari. 21 Nyamuk betina dapat bertahan hidup hingga 2 bulan, namun nyamuk jantan hanya kurang dari 10 hari. 14 Gambar 2.11 Siklus hidup Cx. quinquefasciatus. 27

2.3. Pemanfaatan Bti dalam pemberantasan vektor nyamuk di Indonesia

Bti sebagai insektisida biologi telah digunakan oleh Amerika Serikat sejak tahun 1960-an. Namun, di Indonesia insektisida ini belum umum digunakan oleh masyarakat luas. Kini Bti telah diperdagangkan di Indonesia sebagai bioinsektisida dengan berbagai formulasi baik dalam bentuk wettable powder WP, water dispersible granule WG, aqueous suspension AS, soluble liquid SL dan suspension concentrate SC dengan berbagai merk dagang. 3,28,29 Selain menggunakan produk komersial dalam pemberantasan vektor nyamuk di Indonesia, digunakan pula Bti yang diperoleh dari isolasi bakteri dari habitatnya langsung yaitu tanah dan dikembangbiakkan dalam media air kelapa. 30 Seperti halnya penelitian Balitbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang dilakukan oleh Christina dan Widyastuti 2013, didapatkan hasil persentase kematian larva Anopheles sp. sebesar 80-100 dan Culex sp. sebesar 79,31-100. 31 Selain itu, dapat pula digunakan ekstrak dari kristal endotoksin Bti. Seperti halnya penelitian Anggraeni, Christina dan Wianto 2013 yang menggunakan ekstrak tersebut dan mendapatkan hasil LC 90 dari Ae. aegypti, An. aconitus dan Cx. quinquefasciatus berturut-turut adalah 0.17, 9.19 dan 0.49 ppm. 32

2.4. Kerangka Teori

2.5. Kerangka Konsep

Diberi larvasida Bti dengan berbagai konsentrasi Larva Cx. quinquefasciatus instar IIIIV Larva hidup Tidak diberi larvasida Bti Larva mati Efek larvasida - Efek larvasida + Dimakan dan larut dalam usus larva Bersifat toksik bagi larva Morfologi Karakteristik Bti Kristal protein Spora Lisis sel epitel pencernaan larva Gangguan permeabilitas sel Larva mati