Uji Least Significance Difference LSD

pori kecil berukuran 0,5-1 nm sehingga terjadi gangguan permeabilitas cairan. Di sisi lain, bakteri ini terus berproliferasi dalam tubuh larva sehingga larva menjadi septik. Seluruh mekanisme ini turut berperan dalam kematian larva. Tubuh larva yang mati tampak berwarna kehitaman yang dimulai dari bagian anterior hingga posterior dan membengkak akibat terganggunya tekanan osmotik cairan. 8,9,39,40 Kematian larva pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari kondisi larva maupun faktor lingkungan. Ditinjau dari faktor kondisi larva, larva yang digunakan pada penelitian ini adalah larva instar IIIIV dimana pada stadium ini, sistem pencernaan larva sudah terbentuk dengan sempurna sehingga kristal protein dan spora pada Bti dapat bekerja optimum sebagai racun perut. Oleh karena itu, Bti kurang cocok digunakan untuk larva instar III. Begitupun larva yang telah berubah menjadi pupa, karena pada fase tersebut, pupa tidak memerlukan makanan lagi, 14 tetapi memerlukan oksigen yang didapatkan melalui tabung pernafasan breathing trumpet. 21 Faktor lain yang meningkatkan keefektifan larvasida ini dalam membunuh larva adalah pengujian Bti dilakukan di dalam laboratorium sehingga Bti tidak terpajan langsung oleh sinar ultraviolet yang dapat merusak Bti. Bti dapat bekerja efektif pada suhu 28-32ÂșC dan pH 6,8-7,2. Hal ini sesuai dengan kondisi suhu dan pH yang sama di laboratorium tempat penelitian. pH lebih dari 9 dapat menyebabkan rusaknya kristal protein Bti. 41,42 Nyamuk Cx. quinquefasciatus telah resisten terhadap insektisida golongan piretroid, organofosfat dan karbamat. Namun tidak resisten terhadap larvasida Bti. Bahkan suatu populasi larva yang telah diberikan Bti selama 20 generasi tidak menujukkan adanya resistensi. 28 Potensi toksisitasnya pun 300 kali lebih besar daripada piretroid sintetik. 9 Oleh karena itu, kemampuannya dipakai dalam mengatasi resistensi nyamuk tersebut terhadap insektisida kimiawi.